Wawancara Tempo dengan Anggota Knesset Pembela Palestina  

Reporter

Editor

Selasa, 19 Juli 2011 13:46 WIB

Hanin Zoabi. REUTERS/Ronen Zvulun

TEMPO Interaktif, Jakarta - Dari 120 anggota Knesset (parlemen Israel), hanya 7 orang yang merupakan keturunan Palestina: 4 dari Partai Ta’al dan 3 dari Partai Balad, termasuk Hanin Zoabi. Meski minoritas, Zoabi sangat lantang menyuarakan hak-hak dan kepentingan warga Palestina di Israel.

Karena itu, tak mengherankan jika perempuan lajang berusia 42 tahun ini kerap mendapat cemoohan dan kecaman dari politikus sayap kanan dan ultranasionalis. Puncaknya, pada Juli tahun lalu, Komite Etik Knesset mencabut 3 hak Zoabi sebagai anggota parlemen, yakni menarik paspor diplomatiknya, menghapus hak mendapat bantuan hukum, dan melarangnya mengunjungi negara yang tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel.

Sanksi itu lantaran ia ikut dalam misi kemanusiaan ke Jalur Gaza 2 bulan sebelumnya. Ia menumpang kapal Mavi Marmara dan menjadi saksi penyerbuan pasukan komando negara Zionis itu yang menewaskan 9 relawan.

Senin lalu, 18 Juli 2011, juga akibat partisipasinya di misi itu, Komite Etik mengeluarkan sanksi baru buat wanita kelahiran Kota Nazareth--lokasi kelahiran Yesus--itu. Zoabi tidak boleh menyuarakan pendapat dan ikut pemungutan suara di tingkat komite hingga masa jabatan Knesset berakhir tahun depan.

Semua itu tidak membuat peraih master komunikasi dan media dari Universitas Hebrew, Yerusalem, ini gentar. “Saya akan tetap bertahan sebagai anggota Knesset,” kata Zoabi yang dihubungi Faisal Assegaf dari Tempo melalui telepon selulernya hari ini, Selasa 19 Juli 2011.

Berikut petikannya.

Apa komentar Anda soal keputusan Komite Etik kemarin?
Itu merupakan keputusan politik karena partisipasi saya dalam misi kapal flotilla ke Gaza tahun lalu. Keputusan itu bisa keluar lantaran Komite Etik dihuni sebagian besar politikus sayap kanan.
Ini juga merupakan kampanye diskriminatif terhadap kami dan warga Israel keturunan Palestina yang kami wakili.

Lantas apa yang akan Anda lakukan?
Saya akan mempelajari semuanya dan akan mengajukan gugatan atas keputusan Komite Etik itu. Saya juga akan menempuh upaya di tingkat internasional.

Termasuk melapor ke Dewan Hak Asasi PBB?
Saya bakal mempertimbangkan itu.

Ini bukan diskriminasi pertama, apa Anda masih ingin bertahan sebagai anggota Knesset?
Saya akan tetap bertahan di Knesset untuk membela kepentingan orang Palestina. Jika saya mundur, sama saja saya membiarkan mereka terus melanjutkan kebijakan diskriminatif terhadap warga keturunan Palestina. Ini merupakan tantangan untuk menjalankan sistem demokrasi.
Saya ingin membuktikan bahwa Zionisme itu bertolak belakang dengan demokrasi. Israel selalu menganggap demokrasi dan kesamaan sebagai sebuah tantangan terhadap keamanan mereka.

Sampai kapan Anda akan tinggal di Israel yang bersikap diskriminatif terhadap minoritas Palestina?
Saya bertahan di sini bukan karena saya ingin mempertahankan status kewarganegaraan. Ini adalah tanah air saya dan saya tidak akan meninggalkan tanah air saya. Israel yang pendatang. Kami akan terus berjuang melawan rasisme di tanah air saya.

Jika PBB memberi pengakuan terhadap negara Palestina September mendatang, Anda akan pindah dari Israel?
Saya tidak akan pernah meninggalkan tanah air saya. Pengakuan itu hanya merupakan penyelesaian terhadap penjajahan Israel dan bukan solusi atas penindasan dan diskriminasi terhadap rakyat Palestina.

Berita terkait

UEA Cegat Rudal Houthi, Ditembakkan saat Kunjungan Presiden Israel

31 Januari 2022

UEA Cegat Rudal Houthi, Ditembakkan saat Kunjungan Presiden Israel

Uni Emirat Arab berhasil mencegat sebuah rudal balistik yang ditembakkan oleh Houthi dari Yaman ketika negara Teluk itu menjamu Presiden Israel

Baca Selengkapnya

Biro Travel Khawatirkan Larangan Turis Berpaspor Indonesia Masuk Israel

31 Mei 2018

Biro Travel Khawatirkan Larangan Turis Berpaspor Indonesia Masuk Israel

Aturan pelarangan masuk Israel bagi turis berpaspor Indonesia membuat banyak tamu mempertanyakan hal tersebut.

Baca Selengkapnya

Kedutaan Besar Amerika di Israel Akan Pindah ke Yerusalem

29 Agustus 2017

Kedutaan Besar Amerika di Israel Akan Pindah ke Yerusalem

Netanyahu menunjukkan ekspresi penghargaannya kepada Trump dan pemerintahannya yang selama ini memberikan dukungan kuat bagi Israel.

Baca Selengkapnya

Kesepian, Monyet Rawat dan Bermain dengan Anak Ayam

26 Agustus 2017

Kesepian, Monyet Rawat dan Bermain dengan Anak Ayam

Niv, monyet dari spesies Macaque telah menghabiskan waktunya dengan menjaga, membelai, membersihkan, dan bermain dengan seekor anak ayam.

Baca Selengkapnya

Gereja Ortodoks Yunani Protes Israel Propertinya Dijual ke Yahudi

15 Agustus 2017

Gereja Ortodoks Yunani Protes Israel Propertinya Dijual ke Yahudi

Pemimpin Gereja Ortodoks Yunani di Yerusalem tolak keputusan pengadilan Israel yang menyetujui penjualan properti gereja ke ke perusahaan Yahudi.

Baca Selengkapnya

Israel akan Tutup Kantor Berita Al Jazeera

7 Agustus 2017

Israel akan Tutup Kantor Berita Al Jazeera

Israel menganggap siaran berita Al Jazeera bersifat menghasut.

Baca Selengkapnya

Sensitivitas Al-Aqsa dan Kebijakan Israel

26 Juli 2017

Sensitivitas Al-Aqsa dan Kebijakan Israel

Setelah lama tenggelam oleh berita Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dan sengkarut Timur Tengah, kisruh Palestina-Israel kini kembali menjadi pusat perhatian dunia. Setiap hari sejak 14 Juli, warga Palestina di Yerusalem Timur dan Tepi Barat berdemonstrasi menentang pemasangan detektor logam di pintu-pintu masuk ke kompleks Masjid Al-Aqsa (Al-Haram Al-Syarif). Palestina memandangnya sebagai upaya Israel untuk mengontrol tempat suci tersebut.

Baca Selengkapnya

Ditembaki Rudal, Israel Balas Serang Pos Hamas di Gaza  

24 Juli 2017

Ditembaki Rudal, Israel Balas Serang Pos Hamas di Gaza  

Tank milik Israel menyerang pos pemantau milik Hamas di Gaza, Senin, 24 Juli 2017, sebagai balasan atas tembakan rudal dari arah perbatasan Palestina.

Baca Selengkapnya

Israel Akan Membangun Pulau Buatan di Gaza

14 Mei 2017

Israel Akan Membangun Pulau Buatan di Gaza

Trump akan tiba di Yerusalem pada 22 Mei 2017 untuk membicarakan masalah perdamaian antara Israel dan Palestina.

Baca Selengkapnya

Bahasa Arab Akan Dihapus dari Bahasa Resmi Israel  

9 Mei 2017

Bahasa Arab Akan Dihapus dari Bahasa Resmi Israel  

Sejumlah menteri dalam kabinet Israel menyetujui RUU kontroversial yang akan menghapus status bahasa Arab sebagai bahasa resmi Israel.

Baca Selengkapnya