TEMPO Interaktif, Pengadilan Tunisia menghukum bekas Presiden Zine El Abidine Ben Ali dengan 15 tahun penjara karena dakwaan melakukan penjualan obat bius, senjata, dan benda-benda bersejarah. Keputusan itu disampaikan majelis hakim dalam pengadilan in absentia yang berlangsung sehari penuh, Senin, 4 Juli 2011.
Menurut Ketua Majelis Hakim Touhmi Hafi, keputusan tersebut disampaikan karena terdakwa selama proses peradilan berlangsung tak pernah ada di tempat. Bahkan, terdakwa dikabarkan berada di luar negeri. "Dia tak ada dan buron," katanya.
Dalam laporannya, kantor berita Reuters menyebutkan ketika Ben Ali dan istrinya meninggalkan Tunisia menuju Arab Saudi, Januari lalu, dia membawa kabur harta tak halal senilai Rp 615 triliun (US$ 72,000).
Kekayaan sebesar itu, jelas majelis hakim, kuat dugaan berasal dari perdagangan obat bius dan senjata api yang ia selundupkan melalui sejumlah pelabuhan untuk selanjutnya disimpan di istananya di Carthage, Tunisia Utara.
Sebaliknya, para pengacara Ben Ali bersikeras menolak segala tuduhan jaksa dan majelis hakim. Mereka berdalih bahwa keputusan majelis hakim hanyalah berdasarkan keterangan palsu dan tidak meyakinkan. Oleh sebab itu, mereka meminta keputusan itu hendaknya ditunda sehingga bisa memberikan waktu kepada terdakwa untuk membela diri.
Usai menyampaikan pembelaannya, seluruh pengacara Ben Ali meninggalkan ruang sidang seraya berkomentar singkat, "Pengadilan ini mengabaikan hak-hak terdakwa."
AL JAZEERA | CA
Berita terkait
Presiden Afsel Minta Negara Kaya Tidak Timbun Vaksin Covid-19
27 Januari 2021
Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa meminta vaksin Covid-19 dibagikan merata ke seluruh negara di dunia
Baca SelengkapnyaWaswas Gelombang Dua Virus Corona di Afrika
18 Desember 2020
Wabah virus corona di wilayah Afrika barat dan tengah mengkhawatirkan mengingat banyak negara yang tak mampu membeli vaksin virus corona.
Baca SelengkapnyaWHO Ingatkan Kematian Akibat Malaria Bisa Lebih Tinggi dari Covid-19
30 November 2020
WHO mengingatkan angka kematian akibat penyakit malaria bisa melampaui kematian karena virus corona di kawasan Afrika.
Baca SelengkapnyaGajah Afrika Berusia 52 Tahun Mati di Bonbin Amerika
9 Oktober 2020
Gajah Afrika bernama Sophi sempat mengalami penurunan kondisi selama beberapa hari sebelum mati.
Baca SelengkapnyaStudi: Nyamuk Berevolusi Gigit Manusia Gara-gara Cari Air
26 Juli 2020
Banyak jenis nyamuk menggigit beragam jenis hewan, tapi beberapa hanya suka manusia dan tidak ada yang tahu kenapa hingga kini.
Baca SelengkapnyaKematian Massal Gajah Liar di Botswana, Penyebab Masih Misterius
6 Juli 2020
Hampir 400 gajah mati dalam 2 bulan. Konservasionis mengkritik lambannya pemerintah Botswana bertindak atas bencana yang dialami gajah di negeri itu.
Baca SelengkapnyaDidesak Afrika dan Aktivis, Dewan HAM PBB Bahas Rasisme di AS
15 Juni 2020
Negara-negara Afrika diwakili Burkina Faso dan 600 organisasi HAM serta keluarga korban mendesak Dewan HAM PBB membahas rasisme sistematis di AS.
Baca Selengkapnya54 Negara Afrika Desak Dewan HAM PBB Bahas Kasus George Floyd
15 Juni 2020
Dubes Burkina Faso meminta Dewan HAM PBB membahas sikap rasisme sistematis dan kekerasan polisi pasca tewasnya George Floyd.
Baca SelengkapnyaProtes Rasisme, Mengenal Sosok Cecil Rhodes dari Inggris
10 Juni 2020
Unjuk rasa anti-rasisme di Amerika Serikat telah menyebar ke Inggris. Demonstran meminta patung Cecil Rhodes dicopot.
Baca SelengkapnyaVirus Corona di Afrika Tak Seganas di Tempat Lain, Ini Sebabnya
24 Mei 2020
WHO mencatat virus corona Covid-19 telah menyebar ke setiap negara di Afrika sejak kasus pertama dikonfirmasi di benua itu 14 minggu lalu. Tapi ...
Baca Selengkapnya