TEMPO Interaktif, California - Tiga pekan setelah prediksi kiamatnya tidak terbukti, peramal kiamat asal Amerika Serikat, Harold Camping, pekan lalu terserang stroke tingkat menengah. Lelaki 89 tahun ini dilarikan ke rumah sakit dekat rumahnya di Alameda, California.
Camping yang mengkampanyekan datangnya Hari Akhir lewat Family Radio, memperkirakan kiamat datang pada 21 Mei. Setelah tidak terbukti, ia mengkoreksi ramalannya bahwa jadwal kiamat sebenarnya baru tiba lima bulan lagi. Itu merupakan kesalahan Camping kedua setelah sebelumnya memprediksi Hari Pembalasan datang pada 1994.
Seorang tetangga Camping yang menolak disebut identitasnya membenarkan pendeta dari kelompok Kristen Evangelis itu dibawa dengan ambulans dari rumahnya ke rumah sakit terdekat. “Ia terkena stroke di bagian tubuh sebelah kanan,” katanya kepada Oakland Tribune.
Manajer Regional Family Radio Inc., Charlie Menut, meminta semua pihak berdoa bagi kesembuhan Camping. Ia memperkirakan bosnya itu bisa berkhotbah lagi Senin pekan ini. Namun hingga berita ini ditulis, belum ada laporan mengenai kondisi kesehatan peramal kiamat itu.
Sehari setelah dibawa ke rumah sakit, istri Camping, Shirley, mengungkapkan suaminya mulai pulih. Hanya saja, suaranya masih terganggu.
Sejumlah pihak menilai serangan stroke yang dialami oleh Camping itu merupakan azab dari Tuhan. “Tuhan dalam Injil menilai dan menghukum. Hukuman itu berlaku bagi para penentang,” kata Erick Thoennes, professor ilmu Injil dan teologi dari Biola University kepada Christian Post. Ia menambahkan azab dari Tuhan juga bisa berlaku bagi sekelompok orang, bangsa, atau gereja.
CHRISTIAN POST/MSNBC/FAISAL ASSEGAF
Berita terkait
Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia
7 Februari 2021
Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.
Baca SelengkapnyaOrient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua
6 Februari 2021
Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020
Baca SelengkapnyaTidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat
4 Februari 2021
Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.
Baca SelengkapnyaKeluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge
3 Februari 2021
Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.
Baca SelengkapnyaKrisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan
3 Februari 2021
Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah
30 Januari 2021
Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.
Baca SelengkapnyaTutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol
30 Januari 2021
Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19
Baca SelengkapnyaJenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran
27 Januari 2021
Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran
Baca Selengkapnya