Korban ambruknya jembatan berusaha mendaki di Dermaga Batu Maung, Malaysia. The Star/ CHIN CHENG YEANG
TEMPO Interaktif, George Town - Malang benar nasib tujuh orang ini. Mereka hendak berfoto bersama di sebuah jembatan di Dermaga Batu Maung, Malaysia, eh malah jatuh ke laut. Tujuh orang itu, tiga di antaranya anak-anak, jatuh ke laut saat jembatan tempat mereka berdiri tiba-tiba ambruk.
Ketujuh orang itu awalnya mengikuti aksi protes yang dilakukan 30 operator pemukat ikan. Mereka bersama-sama melawan gerakan pemerintah yang meningkatkan harga disel bersubsidi. Namun, kemudian mereka ingin berpose dengan latar belakang kapal-kapal mereka.
Seperti dilaporkan Senin 13 Juni 2011, mereka berdiri di jembatan dan memanggil nelayan lainnya untuk bergabung dalam sesi foto dadakan itu. Naas, foto belum diambil, jembatan malah tiba-tiba runtuh. Beruntung level air belum tinggi sehingga mereka berhasil menaiki sisa-sisa jembatan dan berjalan kembali ke pantai.
Selama protes, Ismail Kassim, 58 tahun, mengatakan operator kelas B, yakni nelayan dari batu Maung dan Teluk Bahang khawatir bahwa mereka juga akan terpengaruh oleh naiknya harga diesel. "Kami tidak akan mampu hidup layak jika harga diesel dinaikkan," kata Ismail.
Dalam akun Twitter-nya, mantan Wakil Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim menulis "Harapan yang menggunung". Setelah melalui jalan panjang, akhirnya koalisi oposisi dideklarasikan secara resmi dengan logo bertulisan "HARAPAN", yang huruf "A" keempat berupa anak panah Arjuna- tokoh dalam kisah epik Mahabarata. Dengan pilihan ini, metamorfosis Pakatan Rakyat, partai oposisi Malaysia, membayangkan pemilihan umum yang akan datang sebagai arena perang melawan Karna, yakni Barisan Nasional- partai berkuasa sekarang.
