TEMPO Interaktif, Washington - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Clinton mengincar posisi kepala Bank Dunia. Ia berniat meninggalkan jabatannya sebagai menteri dan bersiap menjadi perempuan kepala Bank Dunia yang pertama.
"Hillary menginginkan pekerjaan itu," demikian bisik sumber terdekat Hillary, seperti yang dikutip The Telegraph, Jumat 10 Juni 2011. Mantan ibu negara yang kemudian menjadi Senator New York itu sebelumnya pernah menjadi lawan Barack Obama dalam persaingan kandidat presiden dari Demokrat pada 2008.
Kepala Bank Dunia Robert Zoellick yang juga mantan pejabat di era Presiden George Bush dipastikan akan meninggalkan kursinya di akhir masa jabatannya pada pertengahan tahun depan. Hillary sendiri sudah menegaskan bahwa ia tidak ingin melanjutkan jabatan Menteri Luar Negeri.
Sumber lainnya menyatakan Obama mendukung rencana Hillary tersebut. Apalagi jabatan itu sebelumnya banyak dipegang oleh orang Amerika. Nanti, ketika Hillary dinominasikan oleh Obama, maka penunjukan Hillary tersebut harus mendapat persetujuan dari 187 anggota negara Bank Dunia.
Sementara itu, Philippe Reines, juru bicara Hillary, membantah keras kabar tersebut. "Hillary tidak pernah berbicara dengan Presiden Obama, Gedung Putih, maupun siapa pun tentang kepindahannya ke Bank Dunia. Dia jelas tidak tertarik dengan pekerjaan itu," katanya. Bahkan, Hillary tidak akan menerima jika ditawari posisi itu.
Keterangan yang sama diberikan Sekretaris Gedung Putih Jay Carney. Ia juga membantah Hillary tertarik menjadi kepala Bank Dunia. Jika ia mengambil posisi itu, artinya akan mengakhiri peran politiknya di dalam negeri.
THE TELEGRAPH | AQIDA
Berita terkait
Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia
7 Februari 2021
Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.
Baca SelengkapnyaOrient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua
6 Februari 2021
Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020
Baca SelengkapnyaTidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat
4 Februari 2021
Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.
Baca SelengkapnyaKeluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge
3 Februari 2021
Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.
Baca SelengkapnyaKrisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan
3 Februari 2021
Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah
30 Januari 2021
Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.
Baca SelengkapnyaTutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol
30 Januari 2021
Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19
Baca SelengkapnyaJenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran
27 Januari 2021
Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran
Baca Selengkapnya