Nenek 96 Tahun Pembunuh Agen Nazi

Reporter

Editor

Kamis, 9 Juni 2011 15:56 WIB

sxc.hu

TEMPO Interaktif, Amsterdam - Sebuah misteri pembunuhan terungkap setelah tak diketahui kabarnya selama 65 tahun. Berkat pengakuan seorang nenek berusia 96 tahun, teka-teki itu terjawab.

Peristiwa pembunuhan terhadap Felix Gulje terjadi pada 1946. Felix merupakan kepala konstruksi perusahaan yang saat itu dianggap terlibat dalam persekongkolan politik tingkat tinggi di Belanda.

Keterangan tersebut disampaikan Wali Kota Leiden, Henri Lenferink, Rabu, 8 Juni 2011, setelah dia menerima sepucuk surat dari seseorang yang diidentifikasi bernama Atie Ridder-Visser, 1 Januari 2011.

Usai menerima surat itu, dia memperoleh kesimpulan bahwa pelaku permbunuhan terhadap Gulje adalah Atie Visser karena korban dianggap berkolaborasi dengan Nazi Jerman.

Kisah pembunuhan bermula pada peristiwa 1 Maret 1946. Ketika itu, Atie Visser ingin bertemu Gulje, tapi pelaku hanya ditemui istrinya. Tak kehabisan akal, pelaku mengatakan kepada istrinya bahwa ada surat yang harus disampaikan kepada suaminya.

Tak lama berselang, Gulje muncul di depan pintu. Kesempatan itu tak disia-siakan Visser. Dia secepat kilat menembak dada Gulje di depan istrinya.

"Gulje tewas saat diangkut ambulans menuju rumah sakit," kata Wali Kota dalam sebuah acara jumpa pers, Rabu, 8 Juni 2011.

Visser merupakan anggota kelompok perlawanan selama pendudukan Nazi 1940-1945. Rumor yang berkembang, Gulje adalah antek Nazi dan menjadi target kelompok perlawanan. Perusahaan Gulje selama ini melayani kebutuhan warga Jerman di Belanda dan sebagian karyawannya dipercaya pro-Nazi. Dia pernah ditahan, tapi selanjutnya dibebaskan.

Usai Perang Dunia II, Visser pindah ke Indonesia dan menikah dengan Herman Ridder. Dalam pernikahannya dia tak dikaruniai anak hingga kembali ke Belanda beberapa tahun kemudian dan menghabiskan waktunya di Spanyol.

Selama ini, jelas Lenferink, polisi tak menduga nenek renta itu sebagai pelaku pembunuhan. Namun, kendati sudah menyatakan sebagai pembunuh, Ridder-Visser tidak akan dihukum karena undang-undang Belanda tak memungkinkan untuk menghukumnya.

"Beliau sudah sangat tua, ringkih, pendengarannya kurang, cacat, dan butuh pertolongan," ucap Lenferink.

AP | CA










Berita terkait

Ada Ancaman Teror, Konser Band Allah-Lass di Rotterdam Dibatalkan

24 Agustus 2017

Ada Ancaman Teror, Konser Band Allah-Lass di Rotterdam Dibatalkan

Konser band rock Allah-Lass di Rotterdam, Belanda batal setelah ada laporan ancaman teror dari kepolisian Spanyol

Baca Selengkapnya

Mobil Tabrak Pejalan Kaki di Stasiun Amsterdam, Dua Orang Kritis

11 Juni 2017

Mobil Tabrak Pejalan Kaki di Stasiun Amsterdam, Dua Orang Kritis

Sebuah mobil menabrak delapan pejalan kaki di siatsiun kereta utama Amsterdam, Belanda

Baca Selengkapnya

Raja Belanda 21 Tahun Kopilot Pesawat, Penumpang Tak Pernah Kenal

18 Mei 2017

Raja Belanda 21 Tahun Kopilot Pesawat, Penumpang Tak Pernah Kenal

Raja Belanda, Willem-Alexander ternyata sudah 21 tahun menjadi kopilot pesawat komersial, serunya penumpang pesawat tak mengenalinya.

Baca Selengkapnya

Partai Anti-Islam Belanda Ingin Berkoalisi dengan Pemenang Pemilu

17 Maret 2017

Partai Anti-Islam Belanda Ingin Berkoalisi dengan Pemenang Pemilu

Politisi anti-Muslim sekaligus pemimpin Partai Kebebasan Belanda, Geert Wilders siap masuk pemerintahan baru yang dipimpin Mark Rutte.

Baca Selengkapnya

Buntut Perseteruan, Turki Kembalikan 40 Sapi ke Belanda

16 Maret 2017

Buntut Perseteruan, Turki Kembalikan 40 Sapi ke Belanda

Ketua Asosiasi Produsen-Produsen Daging Merah Turki, Bulent Tunc mengatakan bahwa pihaknya siap mengirim kembali sekitar 40 ekor sapi ke Belanda.

Baca Selengkapnya

Menang Pemilu, Rutte Berkoalisi Susun Pemerintahan Baru Belanda

16 Maret 2017

Menang Pemilu, Rutte Berkoalisi Susun Pemerintahan Baru Belanda

Mark Rutte, pemenang pemilu Belanda, diperkirakan akan berkoalisi dengan Partai Demokrat dan D66 dalam membentuk pemerintahan.

Baca Selengkapnya

Di Kampung Halaman, Pemimpin Anti-Islam Belanda Ini Tak Disukai

16 Maret 2017

Di Kampung Halaman, Pemimpin Anti-Islam Belanda Ini Tak Disukai

Warga Venlo berharap pemimpin anti-Islam Belanda, Geert Wilders, tak terpilih menjadi perdana menteri.

Baca Selengkapnya

Geert Wilder Akui Kalah dan Ucapkan Selamat ke PM Rutte

16 Maret 2017

Geert Wilder Akui Kalah dan Ucapkan Selamat ke PM Rutte

Wilders menjanjikan akan menjadi oposisi yang tegas dan kritis jika partainya tidak diajak berkoalisi.

Baca Selengkapnya

Wilders Kalah di Pemilu, Rutte: Stop untuk Populisme yang Salah

16 Maret 2017

Wilders Kalah di Pemilu, Rutte: Stop untuk Populisme yang Salah

Perdana Menteri Mark Rutte menegaskan Belanda ingin tetap sebagai negara yang aman, stabil dan makmur.

Baca Selengkapnya

Unggul atas Wilders, Partai Mark Rutte Menang di Pemilu Belanda

16 Maret 2017

Unggul atas Wilders, Partai Mark Rutte Menang di Pemilu Belanda

Partai Mark Rutte menang dengan 31 kursi, unggul atas partai pimpinan Geert Wilders yang dapat 19 kursi.

Baca Selengkapnya