TEMPO Interaktif, Beograd - Penahanan Jenderal Ratno Mladic oleh aparat keamanan Serbia, Kamis, 26 Mei 2011, berbuntut rusuh. Dua puluh orang dilaporkan cedera.
Ahad, 29 Mei 2011, polisi Serbia bentrok dengan sedikitnya 10 ribu demonstran di Beograd. Mereka mengaku dari kelompok ultranasionalis. Mereka datang menentang penahanan jenderal yang diduga sebagai otak pembasmian 8.000 etnis Muslim dan anak-anak Serbia pada 1992-1995.
Para demonstran melempari polisi dengan batu. Polisi kemudian membalas lemparan itu dengan pentungan. Akibat bentrokan, menurut polisi, sedikitnya 20 orang cedera, terdiri dari tujuh polisi dan 12 warga sipil. Polisi juga menahan 100 perusuh lainnya.
Pada unjuk rasa yang dimotori kelompok ultranasionalis ini, mereka mengibar-kibarkan bendera Parati Radikal Serbia (SRS), sejumlah spanduk dan kaos bertuliskan "Mladic pahlawan bangsa Serbia!"
Mladic diburu oleh Pengadilan Kejahatan Internasional sehubungan dengan pembunuhan massal warga Srebenica, bekas Yugoslavia. Ia ditangkap di persembunyiannya, Kamis, 26 Mei 2011, setelah 16 tahun buron.
Namun demikian, penahanan pria sadis itu mendapatkan tantangan keras dari Partai Radikal Serbia. Para politisi dan simpatisan partai ini berunjuk rasa di depan gedung parlemen Serbia, Ahad, 29 Mei 2011, menentang penangkapan pemimpin mereka.
Dari ibu kota Serbia, Beograd, wartawan Al Jazeera Jonah Hull melaporkan kaum ultranasional ini sangat mendukung pria yang dianggap sebagai pahlawab bangsa Serbia.
"Saya benar-benar menyesalkan (penahanan itu)," kata Zivorad Radovanovic, salah peserta unjuk rasa.
"Ketika para Jenderal Kroasia ditahan di Hague, seluruh rakyat Kroasia di belakangnya," ujarnya, mengacu pada dukungan 30 ribu rakyat Kroasia yang berkumpul di Zagreb menentang penahanan dua mantan jenderal yang dituduh melakukan kejahatan internasional.
CNN | CA
Berita terkait
2 Jejak Kedekatan Indonesia-Serbia Permudah Tangkap Maria Lumowa
10 Juli 2020
Argo menambahkan pemerintah Serbia bersedia bekerja sama menangkap Maria Lumowa karena memiliki kedekatan dengan Indonesia
Baca SelengkapnyaSerbia Tarik Seluruh Staf Kedutaannya dari Macedonia
22 Agustus 2017
Serbia menarik pulang seluruh staf kedutaannya dari Macedonia setelah menerima informasi tentang rencana serangan terhadap kepentingan Serbia di sana.
Baca SelengkapnyaKroni Rusia Menangi Pemilu Serbia. Siapa Dia?
3 April 2017
Perdana Menteri Aleksandar Vucic, yang dikenal sebagai kroni Rusia, memenangi pemilihan presiden Serbia, Ahad waktu setempat.
Baca SelengkapnyaSerbia Pilih Presiden Baru
2 April 2017
Lembaga survei memprediksi Vucic meraih kemenangan dengan mudah pada babak pertama lantaran partai oposisi terbelah.
Baca SelengkapnyaTerdakwa Genosida di Bosnia, Karadzic: Saya Tahu Impian Saya
24 Maret 2016
Dia didakwa menjadi otak pembantaian 8.000 muslim pada 1995 setelah pasukan Serbia menguasai Srebenica, kawasan yang dinyatakan aman oleh PBB.
Baca SelengkapnyaKe Beograd, Wamenlu Lobi Presiden dan Ketua Parlemen Serbia
12 November 2015
Wamenlu minta Presiden Serbia memberikan pengurangan tarif bagi ekspor RI dan kemudahan serta perlindungan bagi investor RI.
Baca SelengkapnyaCerita Seru, Duta Besar Serbia Diuber Penculik
9 November 2015
Dua karyawan Kedutaan Besar Serbia dilaporkan diculik di pantai Sabratha, Libya, ketika sedang berkonvoi menuju Tunisia.
Baca SelengkapnyaKecolongan, Nomor Pemenang Lotre Keluar Sebelum Diundi
4 Agustus 2015
Polisi kini telah menyita mesin lotre, bola, dan perangkat lunak komputer.
Baca SelengkapnyaAsyik Dengarkan One Direction, Gadis Ini Disambar Kereta
22 Maret 2015
Saat petaka datang, Jana Djuric, gadis Serbia berusia 15 tahun, sedang mendengarkan lagu One Direction.
Baca SelengkapnyaIni Bunker Anti-Bom Nuklir Milik Sahabat Sukarno
29 November 2014
Bunker ini mampu menahan serangan bom nuklir berkekuatan 20 kiloton, lebih kuat daripada bom atom yang dijatuhkan di Hiroshima, Jepang.
Baca Selengkapnya