TEMPO Interaktif, London - Global Witness, sebuah kelompok lembaga advokasi dan kampanye antikorupsi global yang bermarkas di London, Inggris, kemarin melaporkan aset kekayaan Libya yang disimpan di sejumlah bank, termasuk di perusahaan-perusahaan raksasa di berbagai negara. Total aset Libya yang diperoleh dari penjualan minyak bumi diperkirakan US$ 53 miliar hingga Juni tahun lalu.
Secara terperinci, Global Witness menyebutkan HSBC mengelola dana Libya di 10 rekening dengan total nilai US$ 292,69 juta. Perusahaan Goldman Sachs mengelola tiga rekening negara kaya minyak tersebut senilai US$ 43 juta. Pengelolaan dana menggunakan sejumlah mata uang, seperti dolar Amerika Serikat, poundsterling, Swiss franc, euro, dan dolar Kanada.
Otoritas Penanaman Modal Libya juga menginvestasikan dana dengan porsi lebih besar, yakni sekitar US$ 19 miliar, di sejumlah bank di Libya dan Timur Tengah, termasuk di Bank Sentral Libya, Bank Korporasi Arab, dan Bank Umum Arab Inggris.
Menurut Global Witness, hampir US$ 4 miliar dari dana yang dikelola LIA juga diinvestasikan di sejumlah perusahaan keuangan, seperti Societe Generale (US$ 1 miliar), JP Morgan (US$ 171 juta), dan OCH-ZIFF (US$ 328 juta).
LIA juga memiliki miliaran dolar dalam bentuk saham di perusahaan-perusahaan yang memproduksi peralatan rumah tangga, seperti General Electric, BP, Vivendi, Nokia, dan Deutsche Telekom.
Direktur Global Witness Charmian Gooch menjelaskan meski dana itu atas nama negara Libya, Qadhafi dan putranya, Saif al-Islam Qadhafi, mengendalikan langsung Otoritas Penanaman Modal Libya.
Penyidik Mahkamah Internasional menuturkan hal serupa, Qdhafi tidak membuat perbedaan jelas antara aset pribadi dan aset negara.Gooch juga mengkritik bank-bank asing yang menolak memberikan informasi dengan alasan kerahasiaan bank. Padahal, aset-aset itu milik rakyat Libya.
Robert Palmer, juru kampanye Global Witness, mengaku kaget atas kemauan lembaga-lembaga internasional kelas top itu berbisnis dengan Libya, yang telah menyalahgunakan aset negara untuk kepentingan pribadi penguasa.
Laporan terbaru menyebutkan Qadhafi menyimpan miliaran dolar hasil penjualan minyak di sejumlah rekening di Wall Street dan lembaga keuangan di Eropa.
GLOBALWITNESS.ORG ISYDNEY MORNING HERALD I VOA | REUTERS | MARIA RITA
Berita terkait
Markas Perusahaan Minyak Nasional Libya Diserang, 4 Orang Tewas
10 September 2018
Sejumlah pria bersenjata menyerang kantor pusat perusaahan minyak nasional Libya, NOC, di Tripoli, Senin 10 September 2018.
Baca SelengkapnyaTrump Pastikan Model Libya Tak Dilakukan di Korea Utara
18 Mei 2018
Trump mengatakan penyelesaian denuklirisasi Korea Utara tidak akan menggunakan model Libya, seperti disuarakan penasehat Keamanan AS, John Bolton.
Baca SelengkapnyaSempat Divonis Mati, Putra Khadafi Malah Dibebaskan
11 Juni 2017
Saif al-Islam, putra kedua Muamar Khadafidiktator Libya yang telah dijungkalkan, dilaporkan bebas dari penjara.
Baca SelengkapnyaISIS Paksa Perawat Filipina Latih Militan di Libya
28 Februari 2017
Staf kesehatan Filipina bekerja di rumah sakit utama di Sirte, Libya, yang digunakan ISIS untuk mengobati militan yang terluka.
Baca SelengkapnyaBulan Sabit Merah Temukan 74 Mayat di Pantai Libya
22 Februari 2017
Kemungkinan masih ada korban yang tenggelam ke dalam laut.
Baca SelengkapnyaLibya Cegat 400 Pengungsi Tujuan Eropa
5 Februari 2017
Di antara pengungsi yang berada di perahu tersebut berasal dari Suriah, Tunisia, Libya, dan wilayah otoritas Palestina.
Baca SelengkapnyaGara-gara Monyet Perang Suku Pecah di Libya, 20 orang Tewas
21 November 2016
Keluarga siswa SMA yang menjadi korban serangan monyet yang dilepaskan tiga pemuda, membalas dendam hingga terjadi perang suku di Shaba,Libya.
Baca SelengkapnyaTragis, Wartawan Belanda Tewas Ditembak Sniper
3 Oktober 2016
"Mayat Oerlemans dibawa ke rumah sakit Misrata, 200 kilometer sebelah barat Sirte."
Baca SelengkapnyaLibya Rebut Kembali Sirte dari Tangan ISIS
17 Agustus 2016
"Distrik Dua berhasil dibebaskan," kata Reda Issa, juru bicara pasukan pro-pemerintah, kepada kantor berita Reuters.
Pertama Kali, Jet AS Hajar Basis ISIS di Libya
2 Agustus 2016
Menurut keterangan Pentagon, serangan udara yang dilancarkan pada Senin kemarin untuk menjawab permintaan Otoritas Pemerintah Nasional (GNA).
Baca Selengkapnya