TEMPO Interaktif, Marrakesh - Kota turis terkenal Marrakesh, Maroko, kemarin diterjang bom. Sedikitnya 16 orang tewas dan 20 lainnya terluka. Dari total jumlah yang tewas, 11 di antaranya wisatawan asing. Begitu pula yang terluka kebanyakan turis asing.
Bom meledak di warung kopi Argana di Taman Jema el-Fna, yang siang itu ramai pengunjung. Ledakan di jantung kota turis Maroko ini dinilai yang terburuk dalam delapan tahun terakhir.
Menurut juru bicara Pemerintah Maroko, Khalid Naciri, pelaku peledakan masih diselidiki. Ia mengatakan terlalu cepat jika menyebutkan bom ini sebagai serangan teroris. Namun, Naciri memberi catatan bahwa Maroko memang masuk jaringan Al-Qaidah.
Petugas keamanan, kata dia, sedang menelusuri dugaan pelaku peledakan, termasuk memeriksa jaringan Al-Qaidah yang mungkin terlibat. "Semua akan diinvestigasi, termasuk Al-Qaidah," ujarnya.
Jaringan Al-Qaidah di Afrika Barat kerap melakukan serangan dan penculikan di negara yang bertetangga dengan Aljazair ini. Sebelum ledakan bom bunuh diri pada 2003, Maroko dikenal aman dari aksi teroris. Turis asing banyak berwisata ke negara itu.
Bom yang meledak di Casablanca sekitar delapan tahun lalu menewaskan 33 orang. Selusin pelakunya diduga terkait dengan kelompok kombatan Islami Maroko, kelompok militan yang kemudian melanjutkan serangannya ke Madrid, Spanyol, pada Maret 2004.
Setelah ledakan bom kemarin, kata Menteri Keuangan Salaheddine Mezouar, Maroko segera bekerja keras untuk melakukan pembenahan agar tidak berdampak pada pariwisata di Marrakesh. "Pergi ke satu negara untuk berwisata dan pulang dalam keadaan tewas, itu sesuatu yang mengerikan," kata Mezouar.
Kata Colin Kilkelly, warga Inggris yang tinggal di Marrakesh sebagai penulis isu-isu lokal di satu majalah online, warung kopi Argana merupakan tempat para turis berkumpul. "Ia berada di sebelah masjid dan dekat dengan pintu masuk ke pasar tradisional," katanya. "Makanya tempat ini jadi target utama."
AP | TELEGRAPH | REUTERS | MARIA RITA