Jepang Waspadai Harakiri  

Reporter

Editor

Selasa, 26 April 2011 05:33 WIB

AP Photo/Koji Sasahara
TEMPO Interaktif, Tokyo - Sudah sebulan lalu, sejak gempa dan tsunami memorak-porandakan sebagian wilayah Jepang, Naoko Sugimoto gundah gulana. "Apa yang bisa kulakukan?" kata perempuan berumur 67 tahun ini. Bukan soal korban tewas atau hilang yang ia pikirkan, melainkan orang-orang yang terpukul jiwanya karena suami, istri, anak, kakak, adik, atau orang tua mereka hilang atau tewas akibat musibah terburuk di Negeri Matahari Terbit itu. "Mereka nekat bunuh diri."

Itu sebabnya, kemarin Perdana Menteri Jepang Naoto Kan menerjunkan 25 ribu serdadu Pasukan Bela Diri Jepang guna menyisir wilayah yang terkena gempa dan tsunami. Pemerintah ingin segera menuntaskan masalah korban tewas atau hilang akibat bencana itu. Sebanyak 90 pesawat dan 50 kapal perang ikut dikerahkan. Maklum, seperti mereka yang tertekan mencari sanak saudaranya, Perdana Menteri Kan juga ditekan pihak oposisi.

"Negara menghadapi krisis di dalam krisis," ujar Kan, yang partainya, Partai Demokratik Jepang (DPJ), kalah dalam pemilihan umum lokal pada Ahad lalu. Pihak oposisi, Partai Demokrat Liberal (LDP), jelas-jelas menginginkan Kan mundur. "Kekalahan kemarin memperlihatkan pemilih ragu apakah ia mampu mengatasi masalah ini," ujar Presiden LDP Sadakazu Tanigaki. Partainya berencana mengajukan mosi tak percaya pada pekan-pekan ini.

Boleh jadi Tanigaki benar. Sebab, mengutip hasil jajak pendapat media massa di sana, seperti dilansir Reuters, banyak orang yang menginginkan perdana menteri baru. Adapun menurut Sugimoto, yang juga Direktur Izoku Shien, lembaga konseling nasional yang giat menentang aksi bunuh diri, banyak korban bencana yang sudah mulai kehilangan akal. "Buat apa lagi saya hidup?" ujarnya mengutip sejumlah korban bencana yang depresi.

Menurut Sugitomo, sejak krisis keuangan yang melanda kawasan Asia pada 1997, jumlah orang yang memilih harakiri mencapai 30 ribu jiwa pada tahun lalu. "Saban 15 menit ada satu orang yang bunuh diri," ujarnya. Rata-rata berusia 20-44 tahun untuk laki-laki dan 15-34 untuk perempuan. "Puncaknya pada Maret." Bulan Maret merupakan masa berakhirnya tahun fiskal negeri berpopulasi 127 juta jiwa itu.

Belum lama ini ia mendengar ada seorang petani yang bunuh diri karena tanaman kubisnya terpapar zat radioaktif dari Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Fukushima Daiichi, yang salah satu reaktornya terbakar. Juga seorang pekerja di PLTN itu yang stres karena kelelahan. Termasuk seorang ayah yang memilih mati karena tak kunjung menemukan anaknya yang hilang. "Kita tak pernah tahu apa yang akan terjadi," ujar Sugitomo. "Kita mesti bersabar."

LA TIMES | REUTERS | YOMIURISHIMBUN | ANDREE PRIYANTO



Berita terkait

KCI Buka Suara soal Rencana Impor KRL Baru dan Peremajaan Kereta

24 Juni 2023

KCI Buka Suara soal Rencana Impor KRL Baru dan Peremajaan Kereta

KCI bersama beberapa stakeholder sudah melakukan rapat yang membahas mengenai kebutuhan sarana KRL tersebut pada Rabu, 21 Juni 2023.

Baca Selengkapnya

Piala Sudirman: Dikalahkan Yamaguchi, Begini Komentar Gregoria

25 Mei 2019

Piala Sudirman: Dikalahkan Yamaguchi, Begini Komentar Gregoria

Gregoria Mariska Tunjung kalah dari pemain Jepang, Akane Yamaguchi di semifinal Piala Sudirman dan ini komentarnya.

Baca Selengkapnya

Jokowi Terima Pengusaha Jepang, Bahas MRT Hingga Kereta Cepat

27 Oktober 2017

Jokowi Terima Pengusaha Jepang, Bahas MRT Hingga Kereta Cepat

Jokowi menerima pengusaha Jepang di Istana Kepresidenan hari ini.

Baca Selengkapnya

Jadi Warisan Dunia, Pulau Okinoshima Tertutup bagi Wisatawan

16 Juli 2017

Jadi Warisan Dunia, Pulau Okinoshima Tertutup bagi Wisatawan

Pulau Okinoshima yang masuk daftar Warisan Dunia UNESCO pekan lalu, resmi dinyatakan terlarang untuk dikunjungi wisatawan mulai tahun depan.

Baca Selengkapnya

Ajaib, Potongan Ikan Tiba-tiba Melompat dari Nampan

11 Juli 2017

Ajaib, Potongan Ikan Tiba-tiba Melompat dari Nampan

Sebuah video unik dan aneh yang menunjukkan seekor tuna sirip kuning, meronta-ronta setelah diiris menjadi dua.

Baca Selengkapnya

Perang Dunia III, Jepang dan Amerika Siap Serang Korea Utara

29 Mei 2017

Perang Dunia III, Jepang dan Amerika Siap Serang Korea Utara

Jepang dan Amerika akan mengambil aksi nyata atas ulah Korea Utara.

Baca Selengkapnya

Pulau Terlarang bagi Perempuan Dicalonkan Jadi Warisan Dunia

20 Mei 2017

Pulau Terlarang bagi Perempuan Dicalonkan Jadi Warisan Dunia

UNESCO mempertimbangkan untuk menjadikan pulau kecil terlarang bagi perempuan di Jepang sebagai situs Warisan Dunia

Baca Selengkapnya

Kabinet Jepang Loloskan Aturan Pengunduran Diri Kaisar Akihito

19 Mei 2017

Kabinet Jepang Loloskan Aturan Pengunduran Diri Kaisar Akihito

Tidak ada kaisar Jepang yang turun tahta selama dua abad terakhir karena hukum yang ada tidak mengizinkannya.

Baca Selengkapnya

Demi Cinta, Cucu Kaisar Jepang Rela Lepas Status Bangsawan  

18 Mei 2017

Demi Cinta, Cucu Kaisar Jepang Rela Lepas Status Bangsawan  

Putri Mako, cucu Kaisar Akihito, rela melepaskan status kebangsawanannya demi cintanya kepada seorang pria biasa yang bekerja di bidang pariwisata.

Baca Selengkapnya

Pertama Kali, Pusat Studi Ninja Didirikan di Universitas Jepang  

12 Mei 2017

Pertama Kali, Pusat Studi Ninja Didirikan di Universitas Jepang  

Sebuah universitas di Jepang berencana membangun pusat penelitian mengenai ninja, yang diklaim sebagai yang pertama di dunia

Baca Selengkapnya