Warga Indonesia yang Diinterogasi Ditanya Sikapnya Soal Aksi Amerika

Reporter

Editor

Kamis, 4 Desember 2003 15:29 WIB

TEMPO Interaktif, Sydney:Pemeriksaan dan penggeledahan terhadap warga muslim asal Indonesia yang yang berada di Australia terus berlangsung. Kamis (31/10) pagi, giliran Nur Hakim, 48 tahun, yang sudah 14 tahun tinggal di Sydney. Saat diperiksa polisi Federal Australia, dia ditanya sikapnya soal perburuan Amerika Serikat terhadap para teroris. Saat dihubungi Tempo News Room melalui telepon, Hakim menceritakan pengalamannya dalam penggrebekan Kamis pagi itu. Sekitar pukul 07.00 waktu setempat, ada yang mengetuk pintu rumahnya. Menurut dia, ketukan tersebut cukup keras sekalipun bagi masyarakat di sana tergolong sopan. Kemudian, istrinya datang untuk membuka pintu. Sebelumnya ditanya, Siapa? Mereka menjawab, Federal Police. Istrinya bilang, Hang on, karena dia harus memakai jilbab dulu. Isi rumah juga harus dirapikan dulu, seperti kebiasaan kalau menerima tamu. Tapi mereka tidak mau menunggu. Bergegaslah istrinya membukakan pintu. Polisi federal itu lalu masuk dengan pakaian preman, dengan pistol di pinggang. Mereka datang baik-baik. "Tapi, dia sekeluarga disuruh diam, tidak boleh kemana-mana dan melakukan apapun di jam-jam pertama," kata Hakim. Mereka menanyakan siapa saja penghuni rumah ini. Kebetulan anaknya sedang tidur, istrinya disuruh membangunkan. Semua petugas yang datang itu jumlahnya sekitar 12 orang. Hakim diinterogasi selama sekitar satu jam di ruang tamu. Sebagian menggeledah rumahnya. Empat komputer aktif, termasuk komputer anaknya, dibawa. Bahkan, satu komputer yang sudah rusak, juga dibawa. Audiotape dan videotape juga dibawa. Termasuk dokumen-dokumen yang jumlahnya ada 94 kantong plastik ukuran macam-macam. Saat penggeledahan itu, mereka membawa surat perintah dan ditunjukkan kepadanya. Pemeriksaan selesai sekitar pukul 14.00 waktu setempat. Namun, dia merasa pertanyaan yang mereka ajukan agak aneh. "Mereka tanya bagaimana sikap saya soal Amerika. Juga bagaimana pendapat saya soal tindakan pemerintah Amerika dan Australia untuk menyerang kaum teroris. Mereka juga menyinggung soal hubungan saya dengan Abu Bakar Baasyir dan Jemaah Islamiyah," ujarnya. Dia mengakui pernah ikut mendengarkan ceramah Abu Bakar Ba'asyir. Namun, dia tidak ingat persis kapan kejadiannya. Seingatnya, waktu itu tahun 90-an. Dia juga tidak tahu kedatangan Ba'asyir itu atas undangan siapa. "Tapi selama saya mendengarkan ceramah beliau, tidak pernah ada anjuran untuk melakukan terorisme, atau kekerasan di sini. Dia hanya mengajarkan tauhid," imbuhnya. Hakim mengaku sudah menunjuk kuasa hukum untuk menyelesaikan masalah ini. Dia juga mendengar ada berita bahwa masyarakat Indonesia memberi reaksi keras atas kasus ini. "Kami hanya mohon doa agar kami ikhlas. Kami tidak melakukan apapun. Kami tidak pernah terlibat aksi terorisme apapun. Kami hanya berdakwah. Kami hanya melaksanakan ajaran Islam," ujarnya dengan nada sedih. (Wahyu Dhyatmika-Tempo News Room)

Berita terkait

Hasil Lengkap Seleksi Pemain Asing V-League: Megawati Hangestri Dikontrak, Yolla Yuliana dan Aulia Suci Tidak

6 menit lalu

Hasil Lengkap Seleksi Pemain Asing V-League: Megawati Hangestri Dikontrak, Yolla Yuliana dan Aulia Suci Tidak

Try out alias seleksi pemain asing Asia di Liga Bola Voli Korea Selatan (V-League) sudah selesai. Megawati Hangestri masuk, Yolla dan Aulia tidak.

Baca Selengkapnya

Sutradara Film Parasyte: The Grey, Yeon Sang Ho Puji Serial Besutan Joko Anwar

6 menit lalu

Sutradara Film Parasyte: The Grey, Yeon Sang Ho Puji Serial Besutan Joko Anwar

Sutradara film Train to Busan itu juga mengatakan, besutan Joko Anwar itu memiliki format yang belum pernah ia lihat sebelumnya.

Baca Selengkapnya

Hardiknas 2024, Nadiem Makarim: Merdeka Belajar Munculkan Wajah Baru Pendidikan Indonesia

7 menit lalu

Hardiknas 2024, Nadiem Makarim: Merdeka Belajar Munculkan Wajah Baru Pendidikan Indonesia

Mendikbudristek Nadiem Makarim menyebut kini wajah baru pendidikan dan kebudayaan Indonesia sudah mulai terlihat berkat gerakan Merdeka Belajar.

Baca Selengkapnya

Hendry Lie Pendiri Sriwijaya Air Tersangkut Kasus Timah, Apa Peran dan Dampaknya pada Maskapai?

7 menit lalu

Hendry Lie Pendiri Sriwijaya Air Tersangkut Kasus Timah, Apa Peran dan Dampaknya pada Maskapai?

Kejaksaan Agung menetapkan pendiri Sriwijaya Air Hendry Lie sebagai tersangka kasus dugaan korupsi PT Timah, bagaimana dampaknya ke Maskapai?

Baca Selengkapnya

Anggota TNI AL Cekcok dengan Pengendara di Bogor, Danpuspom: Ada Miskomunikasi

9 menit lalu

Anggota TNI AL Cekcok dengan Pengendara di Bogor, Danpuspom: Ada Miskomunikasi

Video viral anggota TNI AL yang cekcok dengan sopir truk katering di kawasan Cileungsi, Kabupaten Bogor pada Senin, 29 April 2024.

Baca Selengkapnya

KKP Akan Tingkatkan Kualitas dan Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

14 menit lalu

KKP Akan Tingkatkan Kualitas dan Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menjadikan peringatan Hari Tuna Sedunia sebagai momentum meningkatkan kualitas dan jangkauan pasar komoditas perikanan tersebut

Baca Selengkapnya

Greenpeace Sebut Pembukaan Lahan Hutan untuk Sawit Pemicu Utama Deforestasi

14 menit lalu

Greenpeace Sebut Pembukaan Lahan Hutan untuk Sawit Pemicu Utama Deforestasi

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia atau GAPKI mengklaim ekspor ke luar negeri turun, terutama di Eropa.

Baca Selengkapnya

Dewas KPK Beberkan Alasan Nurul Ghufron Tak Hadiri Sidang Etik Hari Ini

19 menit lalu

Dewas KPK Beberkan Alasan Nurul Ghufron Tak Hadiri Sidang Etik Hari Ini

Dewas KPK menunda sidang etik dengan terlapor Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron karena ketidakhadirannya dengan alasan sedang menggugat ke PTUN

Baca Selengkapnya

Kemenhub Putuskan Hanya 17 Bandara Internasional dan 17 Bandara Domestik di Indonesia, Apa Beda Keduanya?

20 menit lalu

Kemenhub Putuskan Hanya 17 Bandara Internasional dan 17 Bandara Domestik di Indonesia, Apa Beda Keduanya?

Kemenhub tetapkan 17 bandara internasional dan 17 bandara domestik di Indonesia. Kenapa?

Baca Selengkapnya

Kolombia Putuskan Hubungan dengan Israel karena Genosida di Gaza

25 menit lalu

Kolombia Putuskan Hubungan dengan Israel karena Genosida di Gaza

Presiden Gustavo Petro mengumumkan Kolombia akan memutus hubungan diplomatik dengan Israel atas genosida di Gaza.

Baca Selengkapnya