Skala penuh pembrangusan itu untuk membersihkan lapangan yang menjadi pusat perlawanan menentang penguasa Bahrain yang meletup lebih dari sebulan lalu. Tampak jalanan dipenuhi asap dari gas air mata maupun kepulan hitam dari tenda-tenda pendemo yang terbakar habis. Menurut para saksi mata dan pejabat sedikitnya enam oran tewas dan 100 lainnya terluka.
Sumber-sumber di Rumah Sakit menyebut tiga polisi dan sedikitnya tiga pendemo tewas dalam pembrangusan yang dimulai sehari setelah Bahrain mengumumkan keadaan darurat untuk mengatasi kerusuhan perlawanan sektarian yang mendorong kehadiran tentara dari negara tetangga yang dipimpin Sunni, Arab Saudi.
Sebuah gerakan pemuda, yang telah memimpin protes menyerukan demo massa dari semua pinggiran Manama ke Budaya Street di utara Ibukota. Beberapa menit kemudian, seorang pejabat militer tampil di televisi pemerintah untuk melarang semua pawai dan pertemuan dan menerapkan jam malam dari pukul 4 sore hingga 4 pagi di sebagian besar Manama.
“Ini perang brutal. Ini bahkan tak pernah terjadi dalam perang dan ini tak bisa diterima,” tegas Abdel Jalil Khalil, ketua blok oposisi Syiah yang terdiri 18 anggota parlemen Partai Wefaq, kemarin. “Saya melihat mereka menembak dengan peluru tajam.”
AP | Reuters | dwi arjanto