Bersama Nawal el-Saadawi di Tahrir Square

Reporter

Editor

Rabu, 9 Februari 2011 04:58 WIB

Nawal El Saadawi. TEMPO/Qaris Tajudin
TEMPO Interaktif, Apa yang dilakukan Dr Nawal el-Saadawi pada saat Mesir bergolak sekarang ini? Dokter, sastrawan, dan juga feminis yang kini berusia 80 tahun ini ternyata tak pernah absen berdemonstrasi di Tahrir Square sejak unjuk rasa pertama kali digelar pada 25 Januari.

“Ini mimpi saya,” kata penulis sejumlah buku, termasuk Perempuan di Titik Nol, itu kepada wartawan Tempo Qaris Tajudin dan wartawan Newsweek, yang menemani dia turun dari apartemennya di lantai 25 di seberang Nil, kawasan Shubra Garden, menuju Tahrir Square.

“Sejak kecil saya hidup dalam represi, dari masyarakat atau negara. Kini, saya sangat antusias melihat para pemuda memperjuangkan kemerdekaannya,” kata Nawal sambil melangkah ke pintu dengan terbungkuk-bungkuk. “Seandainya saya masih berusia 20 tahun.”

Di ujung jalan, ia menghentikan taksi. Seorang tetangga yang mengenalnya mengingatkan sopir taksi itu. “Kau tahu dia siapa? Dia Dr Nawal Saadawi, antarkan dia dengan baik dan hati-hati.” Yang ditegur hanya mengangguk.

Di tengah jalan, Nawal mulai “berorasi”. Awalnya dia bertanya kepada sopir taksi, apakah dia mendukung demonstrasi atau tidak. Sopir itu menjawab setengah-setengah. Nawal pun memberi ceramah politik, tentang revolusi dan semacamnya. “Dia terlalu banyak menonton televisi Mesir,” kata Nawal saat sang sopir ditelepon istrinya.

Sopir taksi itu kemudian menggamit tangan Nawal, “Istri saya ingin berbicara dengan Anda.” Maka, percakapan di antara kedua perempuan itu terjadilah. Nawal meminta istri sopir itu membaca banyak buku dan juga mengajak suaminya sesekali ke Tahrir. “Jika kau sekali saja masuk ke Tahrir, pendapatmu akan berbeda,” kata Nawal kepada sopir itu.

Sopir itu pun dengan cepat berubah sikap setelah mendengar “ceramah” Nawal. Ia bahkan meminta Nawal menyampaikan tuntutannya tentang koperasi taksi kepada para demonstran. Dengan telaten, Nawal mencatat tuntutan itu.

Kami sampai di Tahrir ketika lapangan itu sudah penuh. Setiap sepuluh meter, orang datang merubungnya dan memintanya menyampaikan unek-unek mereka. Nawal sekali lagi mencatat. Sesekali dia juga harus berhenti untuk menerima tawaran minum dan makan.

Kepada mereka, Nawal berkali-kali menerangkan pentingnya membentuk Dewan Revolusi, lalu dari sana dipilih Majelis Revolusi, yang akan memegang kendali dalam masa transisi pasca-Mubarak. “Kalian. Ya, kalian sendiri yang harus memilih mereka,” katanya berapi-api.

“Saya harus mencari tenda kawan-kawan saya,” katanya kemudian. “Punggung saya sudah mulai sakit, kaki saya sudah capek.” Kami memang berjalan amat jauh, karena taksi berhenti di ujung barikade.

Ketika tengah mencari tenda sahabat Nawal, seorang pria berjenggot meneriakinya, “Keluar kamu, keluar!” Dia bagian dari kelompok Islam garis keras yang tak setuju dengan pemikiran Nawal. Orang lain yang melihat itu justru memarahi pria berjenggot tersebut. Mereka melindungi Nawal, tapi perempuan berambut perak itu justru berkata: “Biarkan, saya ingin berdialog dengannya.” Keduanya lalu terlibat perdebatan seru.

Tak lama setelah berdebat, Nawal menemukan tendanya. Di bawah plastik dan dikerumuni oleh para pemuda dan perempuan, ia bertutur lagi tentang pentingnya revolusi. “Hanya kalian yang bisa memperjuangkan nasib kalian, bukan orang lain.”

Qaris Tajudin (Kairo)

Berita terkait

Mesir Blokir Situs Human Right Watch karena Rilis Penyiksaan Bui

8 September 2017

Mesir Blokir Situs Human Right Watch karena Rilis Penyiksaan Bui

Mesir memblokir situs Human Rights Watch sehari setelah organisasi tersebut merilis laporan tentang penyiksaan sistematis di penjara negara itu

Baca Selengkapnya

Mesir Pulangkan 2 Mahasiswa Indonesia Setelah Ditahan Satu Bulan

31 Agustus 2017

Mesir Pulangkan 2 Mahasiswa Indonesia Setelah Ditahan Satu Bulan

Pada 30 Agustus 2017, Kedutaan Besar RI di Kairo menerima informasi dari kantor pusat Imigrasi Mesir bahwa pemerintah Mesir menyetujui pemulangan.

Baca Selengkapnya

PPMI: Mesir Tahan 2 Mahasiswa Asal Sumatera Barat

10 Agustus 2017

PPMI: Mesir Tahan 2 Mahasiswa Asal Sumatera Barat

Presiden Persatuan Pelajar dan Mahasiswa Indonesia (PPMI) Mesir Pangeran Arsyad Ihsanul Haq mengatakan 2 mahasiswa Sumatera Barat ditahan polisi Mesir

Baca Selengkapnya

Mesir Punya Pangkalan Militer Terbesar di Timur Tengah dan Afrika  

24 Juli 2017

Mesir Punya Pangkalan Militer Terbesar di Timur Tengah dan Afrika  

Pangkalan militer Mesir terbesar di Timur Tengah dan Afrika berlokasi di kota El Hammam, di sebelah barat Alexandria.

Baca Selengkapnya

Beri Anak Nama Asing, Orang Tua di Mesir Terancam Dibui

15 Juni 2017

Beri Anak Nama Asing, Orang Tua di Mesir Terancam Dibui

Para orang tua di Mesir terancam dipenjara hingga enam bulan lamanya jika memberi nama asing atau Barat kepada bayi mereka.

Baca Selengkapnya

Gerombolan Bertopeng Tembaki Bus Umat Kristen Koptik, 28 Tewas  

27 Mei 2017

Gerombolan Bertopeng Tembaki Bus Umat Kristen Koptik, 28 Tewas  

Gerombolan pria bersenjata, bertopeng, dan berseragam militer menyerang bus yang mengangkut umat Kristen Koptik Mesir, 23 orang tewas.

Baca Selengkapnya

Tuduh Seorang Pendakwah Murtad, Rektor Al Azhar Dipecat

8 Mei 2017

Tuduh Seorang Pendakwah Murtad, Rektor Al Azhar Dipecat

Rektor Universitas Al-Azhar Ahmed Hosni Taha dipecat karena melabeli seorang pendakwah dengan istilah murtad

Baca Selengkapnya

Mesir Membebaskan Pemimpin Ikhwanul Muslimin Hassan Malek

6 Mei 2017

Mesir Membebaskan Pemimpin Ikhwanul Muslimin Hassan Malek

Malek yang menjalani tahanan rumah sekjak Oktober 2015.

Baca Selengkapnya

Mesir Menyambut Baik Zona Aman di Suriah Usulan Rusia

5 Mei 2017

Mesir Menyambut Baik Zona Aman di Suriah Usulan Rusia

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mendukung zona damai sebagaimana disampaikan Putin kepada Trump.

Baca Selengkapnya

Seniman Mesir Menulis Quran Terbesar di Dunia

4 Mei 2017

Seniman Mesir Menulis Quran Terbesar di Dunia

Saad Mohammed asal Mesir membutuhkan waktu tiga tahun untuk menulis Al Quran terbesar di dunia.

Baca Selengkapnya