TEMPO Interaktif, Beirut -Dua hari setelah kolapsnya pemerintahannya, semalam Perdana Menteri Libanon Saad Hariri tiba kembali ke Libanon dalam posisi sebagai caretaker atau pejabat Perdana Menteri. Dia menyerukan dialog sebelum mengecam atas keputusan oleh gerakan Hizbullah dan sekutunya yang mundur dari pemerintahan. Sebelumnya dia dikritik pedas karena tak segera pulang dari lawatan luar negeri di saat krisis di Beirut.
“Tak ada alternatif selain dialog,” ujar Hariri kepada wartawan setelah bertemu dengan Presiden Michel Suleiman. Dia menyebut manuver Hizbullah “demokratis” tapi ditambahkannya, “Pilihan antara kekuasaan dan martabat rakyat dan negeri ini, saya memilih martabat Libanon dan rakyat Libanon.”
Seorang pejabat menyebutkan, Hariri tiba di Beirut dari Turki, dimana dia mendesak sebuah pertemuan negara-negara Timur Tengah dan Barat untuk membantu menyelesaikan krisis politik Libanon. Negeri kecil tapi penting secara kawasan itu bakal menghadapi negoisasi yang rumit dan alot sebelum sebuah pemerintahan baru dapat dibentuk.
Sekretaris Jenderal Hizbullah, Hassan Nasrallah, menyebut dunia akan menjadi tempat yang lebih baik karena Presiden Amerika Serikat Donald Trump "idiot."