TEMPO Interaktif, Singapura - Dari luar, tidak ada yang beda dengan taksi ini. Berwarna kuning, layaknya taksi lain di Singapura.
Namun di dalam, taksi ini sungguh menakutkan. Lovell Tan, warga Singapura yang hobi jurnalisme publik, mengisahkan pengalamannya naik taksi horor ini.
Awalnya dia tidak sengaja naik sedan itu di Choa Chu Kang, dekat Pemakaman Choa Chu Kang, satu-satunya pemakaman yang masih menerima jenazah di Singapura. Begitu masuk, dia terperajat.
"Kabin dipenuhi arca dan foto mayat," katanya, seperti dikutip Straits Times. Selain dekorasi a la film horor itu, kaca samping dan belakang juga tertutup oleh catatan dan stiker.
Tan langsung meminta izin supir taksi, yang tidak disebutkan namanya itu, untuk mengambil gambar. Izin itu disetujui.
"Saya heran ada yang berani naik taksi ini," ujarnya. Tidak diketahui alasan si sopir mendadani taksinya dengan ornamen horor. Yang jelas, kata Tan, sopir itu memberikan diskon pada siapa pun yang berani naik taksinya.
STRAITS TIMES | REZA M
Namun di dalam, taksi ini sungguh menakutkan. Lovell Tan, warga Singapura yang hobi jurnalisme publik, mengisahkan pengalamannya naik taksi horor ini.
Awalnya dia tidak sengaja naik sedan itu di Choa Chu Kang, dekat Pemakaman Choa Chu Kang, satu-satunya pemakaman yang masih menerima jenazah di Singapura. Begitu masuk, dia terperajat.
"Kabin dipenuhi arca dan foto mayat," katanya, seperti dikutip Straits Times. Selain dekorasi a la film horor itu, kaca samping dan belakang juga tertutup oleh catatan dan stiker.
Tan langsung meminta izin supir taksi, yang tidak disebutkan namanya itu, untuk mengambil gambar. Izin itu disetujui.
"Saya heran ada yang berani naik taksi ini," ujarnya. Tidak diketahui alasan si sopir mendadani taksinya dengan ornamen horor. Yang jelas, kata Tan, sopir itu memberikan diskon pada siapa pun yang berani naik taksinya.
STRAITS TIMES | REZA M
