Amerika Hengkang, Muqtada Datang

Reporter

Editor

Senin, 10 Januari 2011 06:19 WIB

Ayad Allawi (kiri) bertemu dengan Sayyed Muqtada al-Sadr, di Damaskus, Siria.(AP Photo/Bassem Tellawi)
TEMPO Interaktif, Bagdad -Ulama muda itu kembali menancapkan kukunya di kota suci Najaf, Irak, kemarin. Lewat pidatonya selama lebih dari setengah jam, Muqtada Al-Sadr menyerukan perlawanan besar-besaran terhadap pendudukan Amerika Serikat di Irak. "Ikuti apa kata saya. Tidak, tidak untuk Amerika!" katanya di hadapan lebih dari 20 ribu orang di sana.

Massa pendukungnya pun menyahut sembari mengibarkan bendera Irak dan foto sang ulama berumur 37 tahun itu. Bukan hanya itu, mereka pun saling berebutan untuk bisa melihat Muqtada, yang baru Kamis pekan lalu pulang kampung ke Najaf, setelah empat tahun bersembunyi di Iran.

"Tangan kita tak akan menyentuh orang-orang Irak," ujarnya seraya mengatakan rakyat Irak adalah satu bangsa. "Kita tak setuju terhadap beberapa kelompok yang melakukan pembunuhan. Target kita penjajah." Lalu, sekonyong-konyong ia meminta massa mengikuti ucapannya.

"Demi persatuan Irak, ikuti perkataan saya!" ujar Muqtada. "Ya, ya untuk Irak! Ya, ya untuk perdamaian! Ya, ya untuk kerukunan!" Dan massa pun mengikuti kata-kata putra mendiang ulama Syiah Irak, Ayatullah Muhammad Sadiq al-Sadr, yang tewas dibunuh semasa rezim Saddam Hussein pada 1999, itu.

Departemen Pertahanan Amerika Serikat menandai Muqtada sebagai sosok yang menjadi ancaman besar bagi stabilitas di Irak pada 2006. Maklumlah, ketika itu Tentara Mahdi pimpinan Muqtada berulang kali melancarkan serangan terhadap pasukan koalisi pimpinan Amerika. Washington menuding Tentara Mahdi berada di balik pembantaian ribuan orang.

Belakangan, Muqtada menghentikan kegiatan Tentara Mahdi setelah Angkatan Bersenjata Irak dan pasukan Amerika Serikat melakukan serangan besar-besaran ke seluruh pangkalan mereka di Bagdad dan Irak selatan pada 2008. Anggota Tentara Mahdi pun ditangkapi. Alhasil, gencatan senjata pun digelar dan Muqtada memerintahkan milisinya tiarap.

Tindakan itu pun dipuji sejumlah komandan militer Amerika di Irak. Katanya, tindakan Muqtada tersebut telah membantu mewujudkan penurunan penting tingkat aksi kekerasan di seluruh Irak. Terlebih dengan rencana penarikan semua anggota pasukan Amerika Serikat dari Irak pada tahun ini.
Lagi pula, pengikut Muqtada berperan penting dalam pembentukan pemerintahan Al-Maliki kedua.

AP | REUTERS | USATODAY | ANDREE PRIYANTO

Berita terkait

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.

Baca Selengkapnya

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020

Baca Selengkapnya

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.

Baca Selengkapnya

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.

Baca Selengkapnya

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.

Baca Selengkapnya

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran

Baca Selengkapnya