Rekaman Video Komedi Tampar Wajah Pentagon

Reporter

Editor

Rabu, 5 Januari 2011 06:11 WIB

AP/Charles Dharapak
TEMPO Interaktif, Washington - Seorang pejabat Angkatan Laut Amerika terancam dipecat sebagai kapten kapal induk USS Enterprise Selasa (4/1) setelah lebih dari tiga tahun lalu ia membuat video komedi cabul dengan maksud untuk meningkatkan semangat para awaknya. Ia memnjelaskan bahwa saat itu, para anggota militer berada di bawah tekanan sehingga ia membuat video rekaman itu.

Pejabat militer senior mengatakan bahwa mereka tengah menyelidiki apakah para pemimpin Angkatan Laut tahu tentang video itu setelah berulang kali ditampilkan pada tahun 2006 dan 2007 terhadap ribuan anggota awak kapal kapal induk bertenaga nuklir tersebut.

Sebuah penyelidikan oleh Armada Komando Pasukan AS di Norfolk juga sedang berusaha menentukan apakah Kapten Owen Honors dimarahi pada saat itu. Episode itu menimbulkan pertanyaan serius tentang apakah pemimpin militer dapat berperilaku buruk selama publik tidak mengetahui kelakuan mereka?

"Dia menunjukkan penilaian buruk dan mempermalukan Angkatan Laut. Akan sulit bagi Angkatan Laut untuk mengabaikan atau mengampuni mereka," kata Stephen Saltzburg, penasihat umum dari the National Institute of Military Justice dan profesor hukum di George Washington University.

Hanya dua hari setelah video yang ditampilkan berulang kali di televisi itu, Angkatan Laut dalam konferensi persnya Selasa kemarin di Norfolk mengumumkan bahwa Honors mundur sebagai kapten kapal dan dipindahkan ke tugas-tugas administrasi darat.

"Setelah meninjau secara pribadi video dibuat saat menjabat sebagai pejabat eksekutif, saya telah kehilangan kepercayaan pada kemampuan Kapten Honors untuk memimpin secara efektif," kata Adm John Harvey, kepala Komando U.S. Fleet Forces, di Norfolk. Harvey menolak menjawab pertanyaan dari wartawan.

"Akan selalu ada orang melakukan hal-hal tak boleh mereka lakukan," kata Korps Marinir Kolonel Dave Lapan, seorang jurubicara Pentagon. "Mereka harus bertanggung jawab."

Honors dalam video itu tampak melecehkan kaum gay, melakukan adegan masturbasi, dan pementasan adegan mandi. Banyak pelaut membela Honors dan menyebut video itu hanya untuk memberi dorongan semangat yang sangat dibutuhkan selama pelayaran panjang di laut. Orang dalam Angkatan Laut mengatakan, video ini dimaksudkan hanya sebagai "sandiwara lucu" dan berhenti ditayangkan setelah itu.

Menurut Pentagon, Menteri Pertahanan Robert Gates dan Ketua Kepala Staf Gabungan Laksamana Mike Mullen tidak mengetahui keberadaan video itu sampai minggu ini.Kasus ini bukan pertama kalinya terjadi di Angkatan Laut. Pada tahun 1991, Angkatan Laut terlibat dalam skandal "Tailhook" di mana pilot angkatan laut dituduh melakukan pelecehan seksual terhadap petugas perempuan di sebuah konvensi di Las Vegas. Selama perang Irak, gambar mengejutkan muncul dari tahanan yang disiksa oleh tentara Amerika di Abu Ghraib.

Dan pada tahun 2008, seorang Marinir dikeluarkan setelah terekam melemparkan anak anjing dari tebing saat patroli di Irak dan menganggap hal itu sebagai candaan.

Sebuah kelompok konservatif yang sebelumnya berseberangan dengan Ketua Kepala Staf Gabungan Laksamana Mike Mullen soal larangan bagi Gay ni menuduh Mullen menutup mata untuk masalah disiplin. Mullen adalah kepala operasi angkatan laut saat video dibuat.

"Sekarang kita tahu bahwa Laksamana Mullen tidak dapat diandalkan," kata Elaine Donnelly, presiden Center for Military Readiness..

AP | HAYATI MAULANA NUR

Berita terkait

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.

Baca Selengkapnya

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020

Baca Selengkapnya

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.

Baca Selengkapnya

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.

Baca Selengkapnya

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.

Baca Selengkapnya

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran

Baca Selengkapnya