Pembubaran Parlemen Thailand Seusai Amendemen Konstitusi

Reporter

Editor

Kamis, 23 Desember 2010 07:31 WIB

Abhisit Vejjajiva. REUTERS/Chaiwat Subprasom
TEMPO Interaktif, Bangkok - Parlemen Thailand akan dibubarkan dan sebuah pemilihan umum digelar setelah konstitusi diamendemen. Demikian Wakil Perdana Menteri dan Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Thailand, Suthep Thaugsuban, kemarin di Bangkok. Amendemen undang-undang dasar harus selesai tahun depan.

Bakal digelar pemilu bila syarat-syarat yang pernah diungkapkan Perdana Menteri Abhisit Vejjajiva terpenuhi, misalnya semua konflik politik harus berakhir, masalah-masalah ekonomi tertangani, dan semua pihak harus menerima Undang-Undang Pemilu. “Perombakan kabinet tampaknya belum perlu saat ini,” kata Suthep.

Suthep tak khawatir soal rencana partai oposisi Puea Thai mengajukan kasus baru pembubaran Demokrat. “Pengajuan kasus yang sama jelas tidak mungkin, tapi saya tidak ingin berdebat dengan para anggota Puea Thai dan silakan mereka melakukan apa yang mereka inginkan,” ujarnya.

Sementara itu, penjabat United Front for Democracy against Dictatorship (UDD atau dikenal sebagai Kaus Merah), Thida Thavorseth, kemarin mengatakan pengacara para wakil pemimpin Kaus Merah yang ditahan telah mengajukan petisi permohonan hak jaminan ke Departemen Perlindungan Hak-hak Asasi dan Kebebasan.

Thida, istri wakil pemimpin UDD yang ditahan, Weng Tojirakarn, mengunjungi tujuh pemimpin inti kelompok antipemerintah di Penjara Remand, Bangkok, kemarin pagi. Dia bilang, mereka membahas prosedur jaminan dan setuju untuk meneken aplikasi penjaminan.

Dia mengatakan pengadilan bakal menerima dokumen-dokumen dalam waktu dua hari setelah Departemen Perlindungan Hak-hak Asasi dan Kebebasan menerima petisi tersebut.

Thida menuturkan, salah satu pemimpin UDD, Natthawut Saikua, mengatakan bakal menerima semua syarat yang ditetapkan pengadilan dan, jika pengadilan menyetujui jaminan, dia akan melihat rekonsiliasi nasional.

Tujuh pemimpin kunci Kaus Merah yang ditahan adalah Weng, Natthawut, Korkaew Pikulthong, Wiphulthalaeng Pattanaphumthai, Yoswarit Chuklom (atau Jeng Dokchik), Khwanchai Sarakham, dan Nisit Sinthuprai.

Bangkok Post | Dwi A

Berita terkait

Lupakan Kekalahan dari Thailand, Timnas Indonesia Bidik Filipina

18 November 2018

Lupakan Kekalahan dari Thailand, Timnas Indonesia Bidik Filipina

Timnas Indonesia sekarang fokus pada pertandingan terakhir Piala AFF 2018 melawan Filipina di Jakarta pada 25 November mendatang.

Baca Selengkapnya

110 Ribu Orang Hadiri Kremasi Raja Thailand, Bhumibol Hari Ini

26 Oktober 2017

110 Ribu Orang Hadiri Kremasi Raja Thailand, Bhumibol Hari Ini

Sekitar 110 ribu orang diizinkan memasuki area dekat jenazah Raja Thailand, Bhumibol Adulyadej yang akan dikremasi hari ini.

Baca Selengkapnya

Thaksin Tweet 'Tirani' Montesquieu Kritik Junta Militer Thailand  

30 Agustus 2017

Thaksin Tweet 'Tirani' Montesquieu Kritik Junta Militer Thailand  

Thaksin Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand meng-tweet ucapan Montesquieu tentang tirani untuk mengkritik junta militer.

Baca Selengkapnya

Yingluck Lari ke Dubai Bergabung dengan Thaksin, Abangnya  

27 Agustus 2017

Yingluck Lari ke Dubai Bergabung dengan Thaksin, Abangnya  

Yingluck Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand, terbang ke Singapura lalu ke Dubai, negara tempat Thaksin, abangnya tinggal sebagai eksil.

Baca Selengkapnya

Hebat, Nenek 91 Tahun Raih Gelar Sarjana di Thailand

11 Agustus 2017

Hebat, Nenek 91 Tahun Raih Gelar Sarjana di Thailand

Kimlan Jinakul, nenek asal Thailand meraih gelar sarjana ekologi dari Universitas Terbuka Sukhothai Thammathirat

Baca Selengkapnya

UU Baru Disahkan, Raja Thailand Kuasai Warisan Rp 399,2 Triliun

20 Juli 2017

UU Baru Disahkan, Raja Thailand Kuasai Warisan Rp 399,2 Triliun

Raja Thailand kini menguasai penuh warisan kerajaan itu, menyusul pemerintah mengesahkan sebuah undang-undang baru.

Baca Selengkapnya

Hina Kerajaan Thailand di Facebook, Pria Ini Dipenjara 35 Tahun

11 Juni 2017

Hina Kerajaan Thailand di Facebook, Pria Ini Dipenjara 35 Tahun

Wichai, 34 tahun, asal Thailand, harus menjalani hukuman 35 tahun karena unggahannya di Facebook dianggap menghina keluarga Kerajaan Thailand.

Baca Selengkapnya

Karena Video Tato Vajilalongkorn, Thailand Ancam Adili Facebook

16 Mei 2017

Karena Video Tato Vajilalongkorn, Thailand Ancam Adili Facebook

Pemerintah Kerajaan Thailand mengancam akan mengadili Facebook jika tidak menghapus video yang menampilkan tubuh bertato Raja Maha Vajiralongkorn

Baca Selengkapnya

FB Blokir Video Raja Thailand, Vajiralongkorn Seliweran, Bertato  

11 Mei 2017

FB Blokir Video Raja Thailand, Vajiralongkorn Seliweran, Bertato  

FB memblokir video yang menunjukkan Raja Thailand, Vajiralongkorn, berseliweran di pusat belanjadengan mengenakan kaus dan tubuh bertato.

Baca Selengkapnya

Anggap Dirinya Kebal, Dukun Ini Tewas Saat Atraksi

28 April 2017

Anggap Dirinya Kebal, Dukun Ini Tewas Saat Atraksi

Seorang dukun di wilayah Chieng Mai, Thailand, tewas setelah ia sengaja menikam jantungnya sendiri karena menganggap dirinya kebal.

Baca Selengkapnya