Pendiri Wikileaks Akan Menyerahkan Diri  

Reporter

Editor

Selasa, 7 Desember 2010 06:42 WIB

Julian Assange. AP /Lennart Preiss

TEMPO Interaktif, Jakarta - Julian Assange, pendiri lembaga Wikileaks, akan menyerahkan diri kepada polisi paling lambat 24 jam. Tindakan itu dilakukan setelah Swedia mengeluarkan surat permohonan kepada Inggris untuk menangkap pendiri lembaga yang membocorkan dokumen diplomatik Amerika Serikat.

"Kami sudah mendiskusikan soal penyerahan diri ini," kata Mark Stephens, pengacara Assange.

Saat ini Assange bersembunyi di bagian tenggara Inggris. Polisi setempat sudah mengetahui posisinya, hanya mereka menunggu surat resmi permohonan penangkapan dari Swedia.

Assange, warga Australia yang berusia 39 tahun, belakangan ini memang mendapat tekanan berat. Itu terjadi setelah Wikileaks membocorkan dokumen pembicaraan diplomatik dari 274 kantor Kedutaan Besar Amerika Serikat ke Washington. Wikileaks telah mengeluarkan 842 dari 251.287 dokumen kawat diplomatik Kedutaan Besar Amerika Serikat di dunia. Dalam situs Wikileaks yang beralamat di Wikileaks.de, kawat diplomatik yang berisi memo laporan rahasia ini bertanggal sejak 28 Desember 1966 hingga 28 Februari 2010.

Tapi, pemerintah Swedia hendak menangkap Assange bukan gara-gara dokumen tersebut. Bukan pula karena tuduhan perkosaan atau pencabulan terhadap dua perempuan berumur 30 tahunan di Swedia pada saat ia menggelar konferensi di sana pada Agustus lalu. Tapi, karena dia berhubungan seks tanpa kondom. (Baca juga: Pendiri Wikileaks Diburu karena Kondom)

Kepolisian Inggris, Scotland Yard, selama ini menunggu surat resmi permohonan penangkapan dari Swedia. "Jika surat itu sampai kepada kami dan kami tahu di mana dia berada, tentu kami akan meringkusnya," demikian pernyataan tertulis dari Scotland Yard seperti dikutip Telegraph.

Assange juga mendapat tekanan setelah beberapa lembaga internasional tak mendukungnya. Pertama, Amazon, pemilik jaringan server tempat Wikileaks menyimpan dokumen menendangnya, setelah mendapat tekanan dari Kongres Amerika. PayPal, situs pembayaran online dari Amerika, juga memutuskan tak memberikan layanan yang membuat orang bisa menyumbang dana ke Wikileaks.

Tekanan terberat datang dari pembekuan rekening Wikileaks. Kanto berita AP dan AFP pada Senin 6 Desember 2010 melaporkan bank itu membekukan sejumlah rekening antara lain rekening yang menyimpan dana untuk pembelaan hukum dan aset pribadi Assange senilai 31.000 euro atau hampir Rp 371 juta.

BS

Berita terkait

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.

Baca Selengkapnya

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020

Baca Selengkapnya

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.

Baca Selengkapnya

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.

Baca Selengkapnya

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.

Baca Selengkapnya

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran

Baca Selengkapnya