TEMPO Interaktif, Tel Aviv -Buldoser-buldoser Israel siang tadi memulai meratakan tanah untuk pembangunan suatu tembok penghalang untuk menutup perbatasan negeri Yahudi itu dengan Mesir. Demikian disebutkan oleh kementrian pertahanan.
Israel memang ingin menghentikan masuknya migran ilegal dari Afrika ke negeri itu via padang Sinai Mesir, dan mengeblok penyelundupan narkoba dan senjata. Pengisolasian Sinai yang dipakai sebagai rute transit migran Afrika yang ingin mencari kerja atau suaka di Israel. Mereka biasanya dibimbing menyusup masuk ke perbatasan dengan bayaran tertentu oleh warga lokal Badui.
Pasukan penjaga perbatasan Mesir menembak mati sedikitnya 28 migran ilegal pada tahun ini sebelum mereka berhasil menyebrang.
“Kami bekerja untuk mengamankan 140 kilometer dari 250 kilometer perbatasan dan itu akan termasuk baik suatu tembok penghalang dan scaner elektronik peringatan dini,” ujar Udi Shani, seorang pejabat tinggi Kementrian Pertahanan Israel, kepada para anggota Knesset, siang tadi.
Juru bicara pemerintah Mark Regev mengatakan Israel membangun penghalang untuk melindungi warganya dan menghentikan “impor narkoba ilegal...penyelundupan orang dan infiltrasi ke Israel oleh teroris yang ingin membunuh rakyat kami”.
Setelah lama tenggelam oleh berita Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dan sengkarut Timur Tengah, kisruh Palestina-Israel kini kembali menjadi pusat perhatian dunia. Setiap hari sejak 14 Juli, warga Palestina di Yerusalem Timur dan Tepi Barat berdemonstrasi menentang pemasangan detektor logam di pintu-pintu masuk ke kompleks Masjid Al-Aqsa (Al-Haram Al-Syarif). Palestina memandangnya sebagai upaya Israel untuk mengontrol tempat suci tersebut.