Suu Kyi Ingin Revolusi Damai  

Reporter

Editor

Selasa, 16 November 2010 06:34 WIB

Pemimpin pro-demokrasi Myanmar Aung San Suu Kyi mencoba berjalan keluar dari kerumunan massa pendukungnya di di Yangon, Myanmar. [REUTERS/Soe Zeya Tun]
TEMPO Interaktif, Yangon -Ikon demokrasi Burma yang baru bebas, Aung San Suu Kyi kemarin kembali bekerja untuk pertama kalinya dalam bertahun-tahun, bersamaan dengan tugas untuk membangun kembali partainya, yang dilemahkan.

Senyum Suu Kyi mengembang setibanya di markas partainya, Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD), di Yangon, Ahad lalu, ketika pidato politik pertamanya dalam tujuh tahun terakhir di depan ribuan pendukungnya yang bersuka. Saat itu dia menyerukan persatuan di seluruh negeri.

Dua hari setelah bebas dari tahanan rumah, Suu Kyi mengatakan bahwa tujuannya adalah untuk sebuah revolusi damai di Burma. Berbicara kepada BBC di markas LND di Yangon, dia yakin demokrasi akan datang ke Burma suatu saat, meskipun dia tak tahu berapa lama waktu yang dibutuhkan. Perempuan 65 tahun itu menyatakan akan mengambil setiap kesempatan untuk berbicara dengan para jenderal penguasa.

Pembebasannya datang enam hari setelah Burma menggelar pemilu pertama dalam 20 tahun terakhir. Partai NLD sebelumnya menang mutlak dalam pemilu, tapi tak pernah dibiarkan oleh junta militer yang berkuasa. Tahun ini pemilu dimenangi oleh partai terbesar yang didukung militer, Union Solidarity and Development Party (USDP), tapi dikecam oleh Barat sebagai pemilu tidak bebas dan tidak adil.

Editor BBC World Affairs, John Simpson, menyebutkan, sejumlah petugas keamanan menyaksikan wawancara dari seberang jalan di markas NLD tapi tidak berupaya campur tangan.

Aung San Suu Kyi juga menegaskan, “Saya tidak tunduk pada pembatasan kebebasan apa pun.” Tapi dia sepenuhnya siap untuk mengambil konsekuensi jika pemerintah militer memutuskan untuk mengunci lagi atas apa yang dia katakan atau dia lakukan. Pemenang Hadiah Nobel Perdamaian itu menghabiskan 15 dari 21 tahun selama ini dalam tahanan rumah.

Ahad lalu, ribuan pendukung berkumpul mendengarkan pidatonya, yang mendesak rakyat Burma agar bersatu. “Kita harus bekerja bersama,” serunya. “Kita orang Burma cenderung percaya pada nasib. Tapi jika kita menginginkan perubahan, kita harus melakukannya dari diri kita sendiri.” Dia juga berjanji melanjutkan pekerjaannya “bersama seluruh kekuatan demokratik” menuju rekonsiliasi nasional.

Lalu, ketika kemarin ditanyakan apakah pihak oposisi akan mengirim sepucuk surat kepada Than Shwe untuk bertemu, Nyan Win, seorang juru bicara partai NLD, mengatakan, “Belum tahu.”

Diplomat paling senior Amerika Serikat di Burma, Kuasa Usaha Larry Dinger, mengungkapkan, Amerika ingin mendorong rekonsiliasi antara pemerintah Burma dan Suu Kyi, tapi tak lebih dari itu. “Terus terang Saya tidak berpikir itu untuk Amerika Serikat guna menentukan kepentingannya atau kepentingan Burma. Dari perspektif kami itu buat rakyat Burma mewujudkannya,” ujarnya kemarin.

BBC | The Straits Times | DWI A

Berita terkait

Militer Tuduh Pemilu Myanmar Dicurangi, Pemerintahan Aung San Suu Kyi Terancam

29 Januari 2021

Militer Tuduh Pemilu Myanmar Dicurangi, Pemerintahan Aung San Suu Kyi Terancam

Militer Myanmar menuduh pemilu diwarnai kecurangan dan tidak mengesampingkan kemungkinan kudeta terhadap pemerintahan Aung San Suu Kyi

Baca Selengkapnya

Investigasi Reuters: Cerita Pembantaian 10 Muslim Rohingya

10 Februari 2018

Investigasi Reuters: Cerita Pembantaian 10 Muslim Rohingya

Dua orang disiksa hingga tewas, sedangkan sisanya, warga Rohingya, ditembak oleh tentara.

Baca Selengkapnya

Militer Myanmar Temukan 17 Jasad Umat Hindu, ARSA Dituding Pelaku

27 September 2017

Militer Myanmar Temukan 17 Jasad Umat Hindu, ARSA Dituding Pelaku

Militer Myanmar?kembali menemukan 17 jasad umat Hindu?di sebuah kuburan massal di Rakhine dan ARSA dituding sebagai pelakunya.

Baca Selengkapnya

Dewan Keamanan PBB Lusa Bahas Nasib Rohingya

26 September 2017

Dewan Keamanan PBB Lusa Bahas Nasib Rohingya

Dewan Keamanan PBB akan bertemu lusa untuk membahas penindasan Rohingya di Myanmar.

Baca Selengkapnya

Myanmar Sebut Milisi Rohingya Tindas Warga Hindu di Rakhine

26 September 2017

Myanmar Sebut Milisi Rohingya Tindas Warga Hindu di Rakhine

Pasukan militer?Myanmar mulai membuka satu persatu?tudingan?kekejaman?oleh?milisi Rohingya atau ARSA.

Baca Selengkapnya

Pengadilan Rakyat Mendakwa Mynmar Melakukan Genosida

25 September 2017

Pengadilan Rakyat Mendakwa Mynmar Melakukan Genosida

Pengadailan Rakyat Internasional menyimpulkan Myanmar melakukan genosida terhadap minoritas muslim Rohingya.

Baca Selengkapnya

Bangladesh Bebaskan 2 Jurnalis Myanmar yang Ditahan di Cox Bazar

23 September 2017

Bangladesh Bebaskan 2 Jurnalis Myanmar yang Ditahan di Cox Bazar

Kedua jurnalis Myanmar ini berpengalaman bekerja untuk berbagai media internasional.

Baca Selengkapnya

Warga Hindu Ikut Jadi Korban Kerusuhan di Rakhine Myanmar  

6 September 2017

Warga Hindu Ikut Jadi Korban Kerusuhan di Rakhine Myanmar  

Sebagian warga Hindu mengungsi ke Banglades dan tinggal berdampingan dengan warga Muslim Rohingya.

Baca Selengkapnya

Jet Tempur Myanmar Hilang Kontak Saat Latihan

5 September 2017

Jet Tempur Myanmar Hilang Kontak Saat Latihan

Satu pesawat tempur militer Myanmar hilang saat melakukan pelatihan penerbangan di wilayah selatan Ayeyarwady.

Baca Selengkapnya

Bentrok di Myanmar, Kemenlu: ASEAN Pegang Prinsip Non-Intervensi

27 Agustus 2017

Bentrok di Myanmar, Kemenlu: ASEAN Pegang Prinsip Non-Intervensi

ASEAN mendukung Myanmar dalam proses demokrasi, rekonsiliasi, dan pembangunan di negara tersebut dengan memegang prinsip non-intervensi.

Baca Selengkapnya