Amerika Anggap Indonesia Mitra Penting

Reporter

Editor

Selasa, 9 November 2010 05:29 WIB

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berbincang dengan Presiden Amerika Barack Obama saat mengadakan pertemuan bilateral disela KTT APEC di Singapura, Minggu (15/11). ANTARA/Rumgapres/Dudi Anung
TEMPO Interaktif, New Delhi-Kunjungan Presiden Amerika Serikat Barack Obama ke Asia didukung sejumlah petinggi perusahaan eksportir di sana. Mereka menyatakan lawatan selama 10 hari ke Asia bisa menjadi peluang untuk menciptakan lapangan pekerjaan di Amerika Serikat. "Memperkuat kemitraan dalam banyak dimensi, ekonomi salah satunya," kata CEO AES Corporation, sebuah perusahaan energi, Paul Hanrahan.

Dalam lawatan ke India, misalnya, Obama mengangkut sekitar 200 kepala eksekutif sejumlah firma di negerinya, mulai dari perusahaan teknologi, penerbitan, hingga kimia. Di sana pun Obama dan Perdana Menteri India Manmohan Singh meneken kerja sama kemitraan dagang senilai US$ 10 miliar. "Amerika Serikat dengan India akan menjadi mitra yang sangat penting pada abad ke-21 ini," kata Obama.

Lalu, bagaimana dengan Indonesia, yang akan dikunjungi Obama hari ini? Deputi Penasihat Keamanan Nasional Amerika Serikat, Ben Rhodes, menganggap Indonesia sebagai persinggungan dari banyak kepentingan utama Amerika Serikat. "Kemitraan ini amat penting bagi masa depan kepentingan Amerika di Asia dan dunia," ujarnya. Menurut dia, Amerika akan meningkatkan bantuan pendidikan dan ekonomi serta keamanan.

Direktur Program Asia Tenggara di Pusat Strategi dan Studi Internasional di Washington, Ernest Bower, mengatakan besar kemungkinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden Obama akan meneken kesepakatan Pakta Kemitraan Komprehensif, yang telah disepakati kedua pemimpin itu setahun lalu. "Ini efektif meningkatkan hubungan Amerika Serikat dengan Indonesia ke tingkat substansial yang baru," ujar Bower.

Pakta itu meliputi kerja sama perdagangan dan investasi, keamanan maritim, kontraterorisme, pendidikan tinggi, dan kerja sama perubahan iklim. Maklum saja, Indonesia kini dipandang telah memasuki babak baru sebagai kekuatan baru ekonomi, sebagaimana Brasil, Rusia, India, dan Cina. "Kemunculan otoritarianisme di Thailand membuat Indonesia dipandang sebagai pembawa obor bagi demokrasi di Asia Tenggara," ujar Rhodes.

Cuma, tak sedikit yang menganggap lawatan Obama ke Asia ini sebagai upaya untuk menyaingi pengaruh Cina di Asia. Apalagi belakangan ini sejumlah negara anggota Perhimpunan Negara-negara Asia Tenggara (ASEAN) kerap bersitegang soal tapal batas Laut Cina Selatan dengan Cina. "Cina telah merusak pengaruhnya sendiri di kawasan, dan juga Indonesia," ujar peneliti Asia pada Dewan Hubungan Internasional, Joshua Kurlantzick.

Padahal, kata Kurlantzick, selama tahun 2000-an Amerika Serikat sama sekali tidak menganggap Asia Tenggara. "Amerika Serikat kurang tertarik," ujarnya. Belakangan, setelah perang soal mata uang dengan Cina, Washington mulai melirik dukungan Asia. "Washington mencoba menghidupkan kembali perekonomiannya yang lemah," demikian dilansir The Times, "Mengumpulkan dukungan untuk menekan mata uang Cina."

GUARDIAN | THE TELEGRAPH | REUTERS | ANDREE PRIYANTO




Berita terkait

Mendag Zulkifli Hasan: Pulihkan Ekonomi, Tingkatkan Kerja Sama ASEAN-AS

24 Agustus 2023

Mendag Zulkifli Hasan: Pulihkan Ekonomi, Tingkatkan Kerja Sama ASEAN-AS

Pertemuan antara para Menteri Ekonomi ASEAN dan USTR bertujuan untuk mendiskusikan peningkatan kerja sama antara ASEAN dan Amerika Serikat

Baca Selengkapnya

Mendag: Indonesia-AS Sepakat Gelar Pertemuan TIFA pada 2024

23 Agustus 2023

Mendag: Indonesia-AS Sepakat Gelar Pertemuan TIFA pada 2024

Amerika Serikat juga meminta dukungan dari Indonesia terkait perundingan Indo-Pacific Economic Framework (IPEF)

Baca Selengkapnya

Bamsoet Terima Dominique Plewes, Dukung Peningkatan Kerja sama Indonesia - AS

2 September 2022

Bamsoet Terima Dominique Plewes, Dukung Peningkatan Kerja sama Indonesia - AS

Del Mar Country Club telah memiliki sejarah panjang sebagai tempat berkumpulnya para tokoh bisnis, politik, militer, dan akademis yang berpengaruh di Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

HUT Amerika Serikat ke-245: Ini Daftar Presiden yang Pernah ke Indonesia

4 Juli 2021

HUT Amerika Serikat ke-245: Ini Daftar Presiden yang Pernah ke Indonesia

Sejak Republik Indonesia merdeka enam presiden Amerika Serikat pernah berkunjung ke sini

Baca Selengkapnya

Kunjungi Indonesia, Wakil Menlu AS Wendy Sherman Bahas Perpanjangan GSP

31 Mei 2021

Kunjungi Indonesia, Wakil Menlu AS Wendy Sherman Bahas Perpanjangan GSP

RI optimistis AS akan memperpanjang Generalized System of Preferences atau GSP selama pertemuan dengan Wakil Menteri Luar Negeri AS Wendy Sherman.

Baca Selengkapnya

Kontak Sri Mulyani, Menkeu Amerika Ingin Tingkatkan Kerja Sama

11 Maret 2021

Kontak Sri Mulyani, Menkeu Amerika Ingin Tingkatkan Kerja Sama

Menkeu Amerika Janet Yellen mengutarakan niat negaranya untuk meningkatkan kerja sama dengan Indonesia

Baca Selengkapnya

RI Ucapkan Selamat Kepada Presiden Joe Biden dan Wapres Kamala Harris

21 Januari 2021

RI Ucapkan Selamat Kepada Presiden Joe Biden dan Wapres Kamala Harris

Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Retno L.P. Marsudi, mengucapkan selamat kepada Presiden Joe Biden dan Wakil Presiden Kamala Harris.

Baca Selengkapnya

Perang Dagang, AS Ancam Cabut Tarif Bea Masuk Produk Indonesia

6 Juli 2018

Perang Dagang, AS Ancam Cabut Tarif Bea Masuk Produk Indonesia

Hal tersebut merupakan efek perang dagang antara AS dengan Cina.

Baca Selengkapnya

Trump Puji Indonesia Berhasil Padukan Pertumbuhan dan Pemerataan

12 November 2017

Trump Puji Indonesia Berhasil Padukan Pertumbuhan dan Pemerataan

Donald Trump memuji keberhasilan Indonesia dalam memadukan pertumbuhan dan pemerataan ekonomi.

Baca Selengkapnya

Begini Kronologi Jenderal Gatot Nurmantyo Ditolak Masuk AS

22 Oktober 2017

Begini Kronologi Jenderal Gatot Nurmantyo Ditolak Masuk AS

Kapuspen TNI Mayjen Wuryanto menjelaskan kronologi penolakan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo ke AS.

Baca Selengkapnya