Kontrak Baru India-Amerika  

Reporter

Editor

Selasa, 9 November 2010 05:21 WIB

Pendana Menteri India , Manmohan Singh dan Barack saat jamuan makan malam di Istana Presiden, New Delhi, India (8/11) .(AP Photo/Manish Swarup)
TEMPO Interaktif, New Delhi-Presiden Amerika Serikat Barack Obama dan istrinya, Michelle Obama, menari tarian Koli, yang identik dengan masyarakat nelayan Maharashtrian di Sekolah Suci di Mumbai. Obama kemarin menggelar tiga hari lawatan kenegaraan ke India sebelum menuju Indonesia. Kepada siswa di sana, Obama berharap hubungan kedua negara akan kian erat ke depan.

"Hubungan India dan Amerika Serikat semakin kuat, dalam, dan luas daripada sebelum-sebelumnya," kata Obama. Hubungan kemitraan kedua negara, menurut dia, hanya akan bertumbuh seiring dengan kian berjayanya perekonomian India. "India tidak sedang bangkit, India telah bangkit."

Dalam pertemuan dengan Perdana Manmohan Singh di New Delhi, Obama meneken kontrak kerja sama ekspor baru senilai US$ 10 miliar (sekitar Rp 89 triliun), yang diklaim Gedung Putih bakal menggenjot lebih dari 50 ribu pekerjaan. Maklumlah, tingginya angka pengangguran di Amerika ditengarai biang keladi kekalahan Partai Demokrat, partai penyokong Obama.

Kontrak baru itu termasuk pembangunan seribu lokomotif di India dan menyuplai selusinan lebih penumpang pesawat jet ke penerbangan komersial. Menurut Obama, kontrak baru ini sekaligus menjawab pertanyaan banyak warga Amerika tentang hubungan India-Amerika setelah India banyak mengambil lahan pekerjaan orang Amerika.

"Saya ingin mengatakan, sebenarnya, bahwa mereka telah menciptakan 50 ribu pekerjaan," ujar Obama. "Itu sebabnya mengapa kita semestinya tak mengambil langkah-langkah yang mendukung proteksionisme." Di luar ekonomi Obama menyatakan dukungan Amerika Serikat terhadap India di kursi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa di depan parlemen.

Dalam kesempatan itu, Perdana Menteri Singh mendesak Obama untuk menengahi ketegangan antara India dan Pakistan. "Kami berkomitmen untuk bekerja sama dengan Pakistan," ucap Singh. "Tapi kami meminta Anda untuk tidak berbicara secara simultan di saat secara bersamaan mesin-mesin teror masih bekerja dengan aktif."

Hubungan India dan Pakistan merenggang setelah serangan ke Mumbai dua tahun lalu. India menuding para pelaku yang merupakan warga Pakistan itu merupakan anggota Laskar-e-Toyiba, yang bermukim di Pakistan. Tuduhan ini serta-merta dibantah Islamabad. "Harapan saya, kalian mengesampingkan dulu isu-isu kontroversial," ujar Obama.

Soal isu jihad Islam, Obama mengatakan bahwa Islam adalah agama yang mengusung perdamaian. "Saya kira kita semua menolak aksi-aksi kekerasan," ujarnya. "Kita menolak bahwa kekerasan adalah cara untuk menengahi perbedaan-perbedaan kita."

Obama juga hakulyakin pasukannya mampu menciptakan stabilitas di Afganistan.
Presiden Obama, 49 tahun, disambut langsung Perdana Menteri Singh, 78 tahun, di New Delhi. Tak lupa ia mengucap selamat kepada warga India yang sedang merayakan Diwali, festival pencerahan Hindu. Ia kemudian melawat ke Makam Humayun, pemakaman spektakuler di era Kerajaan Islam Mughal, yang arsitekturnya menyerupai Taj Mahal.

Ia kemudian menuju Mumbai dan menginap di Hotel Istana Taj Mahal, yang jadi sasaran serangan teroris pada 2008. Sepuluh serangan beruntun ke Mumbai itu menewaskan 173 orang dan melukai lebih 300 lainnya. Bila tak ada aral melintang, Obama dan rombongan akan tiba di Jakarta pada hari ini untuk lawatan selama dua hari.

AP | INDEPENDENT | GUARDIAN | ANDREE PRIYANTO

Berita terkait

Puluhan Ribu Orang Jadi Korban Banjir di Malaysia

25 Desember 2014

Puluhan Ribu Orang Jadi Korban Banjir di Malaysia

Banjir melanda lima negara bagian di Malaysia.

Baca Selengkapnya

Bollywood Produksi Film Pertama Homoseksual

23 Januari 2010

Bollywood Produksi Film Pertama Homoseksual

Film berjudul Dunno Y... Na Jaane Kyun, dibuat untuk mengingatkan publik akan eksistensi kaum homoseksual yang telah disahkan Pengadilan Tinggi.

Baca Selengkapnya