TEMPO Interaktif, Los Angeles - Dokter yang menanamkan 14 embrio ke seorang wanita California yang dikenal sebagai "Octomom" terancam dicabut izin prakteknya karena mengabaikan pedoman standar, kata seorang pengacara untuk Dewan Kesehatan Negara, Senin.
Spesialis kesuburan Beverly Hills Dr Michael Kamrava juga harus merujuk Nadya Suleman ke spesialis kesehatan mental ketika ia datang kepadanya mengatakan ia ingin lebih banyak bayi dari enam anak yang telah dimilikinya, menurut pengaduan resmi Dewan Medis California.
Suleman, seorang ibu tunggal pengangguran yang melahirkan kembar delapan pada bulan Januari 2009, menjadi berita utama internasional ketika terbukti ia sudah memiliki enam anak.
Dewan Medis California kemudian komplain bahwa perawatan Kamrava terhadap Suleman telah mengancam kesehatannya dan bayi-bayinya. Kamrava menanamkan 14 embrio ke Suleman selama lebih dari 12 tahun.
Pengaduan kelalaian juga menuduh Kamrava menanamkan secara tidak patut kepada pasien lain berusia 48 dengan tujuh embrio. Pasien ini tidak bernama.
Sidang hari Senin di depan hakim hukum administrasi dapat menyebabkan hilangnya lisensi medis Kamrava. Hakim nanti akan membuat rekomendasi kepada Dewan Penguji Medis California pada apakah lisensinya harus ditunda atau dicabut.
REUTERS | EZ
Berita terkait
Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia
7 Februari 2021
Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.
Baca SelengkapnyaOrient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua
6 Februari 2021
Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020
Baca SelengkapnyaTidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat
4 Februari 2021
Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.
Baca SelengkapnyaKeluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge
3 Februari 2021
Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.
Baca SelengkapnyaKrisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan
3 Februari 2021
Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah
30 Januari 2021
Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.
Baca SelengkapnyaTutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol
30 Januari 2021
Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19
Baca SelengkapnyaJenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran
27 Januari 2021
Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran
Baca Selengkapnya