Angka itu menunjukkan sebuah kenaikan hampir 10 pesen dibanding tahun sebelumnya. Kementrian juga menyebut prosenase perceraian di 31 provinsi, kawasan ibukota dan otonomi lainnya.
Ranking memperlihatkan bahwa kawasan otonomi Xinjiang Uygur dan ibukota provinsi Chongqing berada di dua teratas, diikuti Heilongjiang, Jilin dan Liaoning, ketiganya provinsi-provinsi di Cina Timur. Shanghai menempati rangking enam dan Beijing ke delapan.
Meurut laporan statistik tahunan, jumlah pasangan yang bercerai -di luar yang tercatat di catatan sipil atau ke pengadilan- telah meningkat terus sejak 2003, ketika revisi Undang-undang Pendaftaran Pernikahan berlaku.
"Revisi peraturan telah memperluas fasilitas banyak pasangan untuk bercerai di biro-biro catatan sipil," ujar Xu Anqi, seorang periset di Shanghai Academy of Social Sciences, dalam wawancara dengan Mirror Evening News.
Tapi Xu bilang angka perceraian telah naik selama beberapa dekade. Pada tahun 1979 angkanya masih 0,07 persen, lalu pada 2003 melonjak menjadi 0,21 persen.
China Daily | The Straits Times | dwi arjanto