Indonesia Tak Ingin Konflik Senjata di Laut Cina Selatan
Reporter
Editor
Kamis, 23 September 2010 22:44 WIB
TEMPO Interaktif, New York - Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat Dino Patti Djalal mengatakan Indonesia tidak menginginkan konflik pecah di Laut Cina Selatan, apalagi sampai terjadi pertikaian bersenjata.
“Kami akan mendorong penyelesaian secara damai, dialog, dan ketaatan pada code of conduct,” kata Dino menjelang Konferensi Tingkat Tinggi Amerika Serikat-ASEAN yang digelar hari ini (23/9).
Perseteruan antara Cina dengan negara di Asia Tenggara, khususnya dengan Vietnam pernah memanas pada 1974-1978. Kini Cina juga mengklaim sebagian wilayah di sekitar perairan Laut Cina Selatan yang selama ini dikenal masuk wilayah Indonesia.
Isu mengenai Cina diperkirakan menjadi salah satu bahasan penting dalam KTT kali ini. Kemarin Harian The New York Times juga menurunkan berita yang mengaitkan forum ini dengan konflik Cina dengan negara sejumlah tetangga di Asia. Bukan hanya dengan Jepang dalam soal penangkapan ikan tapi juga dengan beberapa negara Asia Tenggara mengenai batas Laut Cina Selatan.
Presiden Amerika Serikat Barack Obama sebelumnya mengatakan ia berharap bisa menyelesaikan negara-negara Asia Tenggara dalam mengatasi friksi dengan Cina.
Diperkirakan rekomendasi mengenai hal ini akan dikeluarkan dalam KTT AS-ASEAN yang akan dihadiri Wakil Presiden Boediono dan Obama.
Menurut Dino, Presiden Amerika sebenarnya amat mengharapkan kehadiran Presiden Susilo Bambang Yudhoyono karena Indonesia berpengaruh besar di kawasan Asia Tenggara. Tapi dengan mengirimkan Wakil Presiden Boediono, kata Dino, Indonesia menunjukkan pula amat menghormati forum ini dan berkomitmen tinggi untuk berperan dalam mengatasi persoalan ASEAN.
Kemarin Boediono juga mengadakan serangkaian kegiatan di New York antara lain menghadiri diskusi Penggunaan Teknologi untuk Masyarakat Miskin. Acara ini diprakarsai Kuntoro Mangkusubroto dan dihadiri mantan Presiden Amerika Bill Clinton. Siangnya, Wakil Presiden bertemu dengan sekitar 60 pengusaha Amerika.