Tajikistan Tuduh Militan Islam Lakukan Serangan, 23 Serdadu Tewas  

Reporter

Editor

Senin, 20 September 2010 13:41 WIB

TEMPO Interaktif, Dushanbe - Pemerintah Tajikistan, Senin, menuduh militan Islam asing bertanggung jawab atas serangan yang menewaskan 23 serdadu di dekat perbatasan Asia Tengah dengan Afghanistan.

Juru bicara kementerian pertahanan Faridoon Makhmadaliyev, Ahad, mengatakan "aksi teroris" dilakukan oleh militan asing yang memiliki hubungan dengan bekas komandan perang penentang pemerintah dalam perang sipil 1990.

"Mereka merupakan tentara bayaran Republik Islam Pakistan, Republik Islam Afganistan, dan Republik Chech Federasi Rusia," kata Makhmadaliyev.

"23 tentara berikut beberapa pejabat kementerian pertahanan dan pengawal nasional tewas ditembak di lembah Racht kemarin," tambahnya.

Seorang sumber di kalangan militer Tajikistan menerangkan, konvoi militer diserang oleh kelompok bersenjata di lembah Racht, sekitar 250 kilometer timur ibu kota Dushanbe. Akibat serangan tersebut, jelasnya, sedikitnya 23 serdadu tewas.

Menanggapi serbuan mematikan, Presiden Emomoli Rakhmon di New York untuk mengikuti Sidangh Umum PBB, meminta seluruh jajaran pemerintah untuk segera menormalisasi keadaan. Militer Tajikistan menuduh para pelaku serangan adalah 25 militan Islam yang memiliki hubungan dengan Taliban. Mereka merupakan pelarian tahanan yang melarikan diri pada Agustus lalu dan bersembunyi di lembah Racht setelah membunuh enam petugas penjaga tahanan.

Tajikistan merupakan negara sekuler, namun berpenduduk mayoritas Muslim. Negeri ini memiliki garis perbatasan sepanjang 1.340 kilomter dengan Afganistan yang kini sedang tumbuh gerakan radikal Islam. Tajikistan negara termiskin kelima di bekas pecahan Uni Soviet di Asia Tengah. Negeri ini dipandang oleh Rusia dan Amerika Serikat sebagai sebuah negara yang sangat penting karena terletak di kawasan strategis.

Pekan lalu, Tajikistan mengaku telah membunuh sedikitnya 20 pejuang Taliban dan kehilangan seorag pejabat keamanan dalam sebuah pertempuran di perbatasan Afganistan. Dalam perang sipil 1992-97 antara faksi yang mewakili kekuatan politik melawan loyalis kepada pemimpin agama dan kepala suku telah memakan korban sebanyak 10 ribu orang.

REUTERS | NEWS | CHOIRUL



Berita terkait

Tajikistan Gelar Referendum Hapus Masa Jabatan Presiden  

23 Mei 2016

Tajikistan Gelar Referendum Hapus Masa Jabatan Presiden  

Tajikistan menggelar referendum untuk melanggengkan kekuasaan Presiden Emomali Rakhmon, yang berkuasa sejak 1992.

Baca Selengkapnya

Tajikistan Larang Warganya Berjenggot dan Berjilbab

22 Januari 2016

Tajikistan Larang Warganya Berjenggot dan Berjilbab

Tajikistan, negara mayoritas muslim, melarang warganya memiliki jenggot dan mengenakan jilbab.

Baca Selengkapnya

Imomali Rakhmon Terpilih Lagi Jadi Presiden Tajikistan

7 November 2013

Imomali Rakhmon Terpilih Lagi Jadi Presiden Tajikistan

Jabatan terkahir sesuai dengan konstitusi.

Baca Selengkapnya

Tajikistan Larang Anak-anak Beribadah

5 Agustus 2011

Tajikistan Larang Anak-anak Beribadah

Undang-undang mengenai pertanggungjawaban orang tua tersebut juga melarang anak-anak perempuan mengenakan permata, kecuali giwang.

Baca Selengkapnya

Helikopter Militer Tajikistan Jatuh, 28 Tentara Tewas

7 Oktober 2010

Helikopter Militer Tajikistan Jatuh, 28 Tentara Tewas

Juru bicara Garda Nasional menduga kecelakaan terjadi akibat kegagalan teknis. Namun, ia enggan merinci kecelakaan tersebut. Sumber Reuters lainnya menepis anggapan helikopter tersebut jatuh akibat diserang.

Baca Selengkapnya