Pertaruhan Jabatan Netanyahu

Reporter

Editor

Kamis, 16 September 2010 07:27 WIB

Benjamin Netanyahu. REUTERS/Jim Hollander
TEMPO Interaktif, Yerusalem - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu seolah sedang mempertaruhkan jabatannya lantaran tetap melanjutkan perundingan dengan Presiden Otoritas Palestina Mahmud Rida Abbas. Padahal, kedua pemimpin itu sama-sama menyadari permukiman Yahudi di Tepi Barat, termasuk Yerusalem Timur, dapat menggagalkan usaha yang sedang berlangsung.

Tenggat pembekuan selama 10 bulan pembangunan rumah-rumah warga negara Zionis itu bakal berakhir 26 September. Abbas mengancam akan mundur dari pembicaraan damai jika moratorium itu tidak dilanjutkan. Sebaliknya, anggota koalisi Netanyahu dari partai-partai konservatif, seperti Yisrael Beitenu dan Shas, bakal keluar dari pemerintahan sehingga kabinet bubar.

Ketua Dewan Yesha Danny Dayan bersumpah akan menentang Netanyahu jika moratorium pembekuan diperpanjang. Organisasi ini memayungi sekitar 300 ribu pemukim Yahudi di Tepi Barat. Gerson Mesika, yang memimpin pemukim di utara Tepi Barat, juga bersiap mengumumkan perang terhadap perdana menteri dari Partai Likud itu. "Kami akan melakukan segalanya untuk menumbangkan perdana menteri," ia menegaskan.

Setelah pertemuan kedua di Sharm el-Sheikh, sebuah kawasan wisata di tepi Laut Merah, Mesir, Abbas dan Netanyahu melanjutkan dialog kemarin di kediaman resmi Netanyahu di Yerusalem. Putaran perundingan ini dimulai awal September lalu setelah mandek satu setengah tahun.

Utusan khusus Amerika Serikat untuk Timur Tengah, George Mitchell, mengulangi posisi Presiden Barack Hussein Obama bahwa Israel harus menghentikan proyek permukiman di Tepi Barat. Namun secara tertutup, sejumlah pejabat Amerika membujuk Abbas agar terus berunding meski Netanyahu tidak melanjutkan pembekuan.

Seorang juru bicara Netanyahu mengungkapkan, moratorium permukiman memang dibahas. "Dalam pembicaraan hari ini (Selasa lalu) ada pembahasan mengenai isu-isu utama, termasuk soal pembekuan (permukiman)," kata pejabat yang menolak disebutkan identitasnya ini.

Dalam pertemuan lebih dari 100 menit di Sharm el-Sheikh pada Selasa lalu itu, Abbas dan Netanyahu berbeda pendapat soal isu utama yang perlu dibahas lebih dulu. Abbas menuntut batas negara Palestina nantinya ditetapkan lebih dulu. Ini mencakup seluruh Tepi Barat dan Yerusalem Timur. Otomatis, seluruh permukiman Yahudi di sana harus dirobohkan.

Sejatinya, pembangunan permukiman di wilayah yang dikuasai Israel sejak Perang Enam Hari 1967 itu melanggar hukum internasional. Sedangkan Netanyahu ingin jaminan keamanan dan pengakuan bahwa Israel adalah negara Yahudi menjadi bahasan pertama.

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Rodham Clinton menyatakan optimistis dialog akan terus berjalan. "Mereka mulai membahas isu-isu utama yang hanya dapat diselesaikan melalui perundingan tatap muka," ujarnya.

Semoga saja keyakinan Hillary Clinton dan Mitchell terwujud. Kalau tidak, kita perlu menunggu Obama terpilih lagi untuk periode kedua sehingga upaya-upaya serius untuk menyelesaikan persoalan Palestina kembali bergulir.

Haaretz/Reuters/WSJ/Faisal Assegaf

Berita terkait

Lee Young Ae Donasikan 50 Juta Won untuk Bantu Anak-anak di Gaza

22 November 2023

Lee Young Ae Donasikan 50 Juta Won untuk Bantu Anak-anak di Gaza

Donasi dari Lee Young Ae akan diberikan untuk mendukung perawatan medis bagi anak-anak di zona konflik jalur Gaza

Baca Selengkapnya

Dikritik Bersikap Netral Atas Konflik Gaza, Selena Gomez Akan Tinggalkan Instagram

3 November 2023

Dikritik Bersikap Netral Atas Konflik Gaza, Selena Gomez Akan Tinggalkan Instagram

Selena Gomez menghapus akun Instagram-nya, setelah dikritik karena komentarnya mengenai konflik Gaza

Baca Selengkapnya

Elon Musk Belum Bisa Pasok Internet ke Gaza Lewat Starlink, Mengapa?

31 Oktober 2023

Elon Musk Belum Bisa Pasok Internet ke Gaza Lewat Starlink, Mengapa?

Meskipun layanan telekomunikasi telah pulih di Gaza, seruan untuk bantuan internet Starlink milik Elon Musk terus berlanjut.

Baca Selengkapnya

Keadaan Warga dan Infrastruktur di Jalur Gaza dan Israel Setelah 8 Hari Konflik

16 Oktober 2023

Keadaan Warga dan Infrastruktur di Jalur Gaza dan Israel Setelah 8 Hari Konflik

Rumah Sakit Indonesia di Beit Lahiya, Jalur Gaza Utara merupakan salah satu bangunan yang hancur dengan kerusakan paling parah pada stasiun oksigen.

Baca Selengkapnya

Sudah Lewat 8 Hari Konflik Hamas Vs Israel di Jalur Gaza dalam Angka

16 Oktober 2023

Sudah Lewat 8 Hari Konflik Hamas Vs Israel di Jalur Gaza dalam Angka

Bagaimana keadaan masyarakat dalam konflik Hamas vs Israel di Jalur Gaza? Korban jiwa dari sipil terus bertambah.

Baca Selengkapnya

Israel Blokade Total Jalur Gaza, Bagaimana Kelangsungan Hidup Warga Gaza?

13 Oktober 2023

Israel Blokade Total Jalur Gaza, Bagaimana Kelangsungan Hidup Warga Gaza?

Blokade total yang dilakukan oleh Israel semakin membuat puluhan ribu warga Jalur Gaza sengsara

Baca Selengkapnya

Israel Blokade Total Jalur Gaza, Apa yang Dilakukannya?

13 Oktober 2023

Israel Blokade Total Jalur Gaza, Apa yang Dilakukannya?

Dalam menjalani hidupnya sehari-hari, sebagian warga Jalur Gaza juga sebenarnya bergantung pada Israel.

Baca Selengkapnya

Terjepit di Jalur Gaza

11 Oktober 2023

Terjepit di Jalur Gaza

Jutaan warga sipil di Jalur Gaza, Palestina, kini terjebak di tengah pertempuran antara antara militer Israel dan kelompok Hamas.

Baca Selengkapnya

Israel Melarang Minyak dan Gas Masuk ke Jalur Gaza

3 Agustus 2018

Israel Melarang Minyak dan Gas Masuk ke Jalur Gaza

Menteri Pertahanan Israel, Avigdor Lieberman, mengeluarkan perintah pelarangan pasokan minyak dan gas masuk ke Jalur Gaza melalui Kerem Shalom.

Baca Selengkapnya

Dikepung Israel, 80 Persen Pabrik di Gaza Palestina Tutup

18 Juli 2018

Dikepung Israel, 80 Persen Pabrik di Gaza Palestina Tutup

Akibat pengepungan Israel, 80 persen pabrik di Jalur Gaza Palestina tutup atau setidaknya semaput.

Baca Selengkapnya