Istri mendiang mantan presiden Ferdinand Marcos ini juga diwajibkan membayar bunga atas fulus curian itu ditambah kerugian moral 1,95 juta peso, dan ongkos perkara. Keputusan itu sejatinya keluar sehari sebelum hari raya Idul Fitri namun baru diumumkan awal pekan ini.
Dalam surat keputusan setebal 15 halaman itu, Sandiganbayan menyatakan Marcos telah memerintahkan administrator Otoritas Pangan Nasional (NFA) Jesus Tanchanco mentransfer uang itu ke rekening bank miliknya di Security Bank cabang Makati, Ibu Kota Manila.
Insiden itu terjadi pada 1983. Tanchanco akhirnya menjadi saksi yang memberatkan Marcos. Pengadilan juga membatalkan gugatan terhadap mantan Direktur Keuangan NFA Cesar Aquino karena kurang bukti. NFA merupakan lembaga pemerintah yang bertanggung jawab mengimpor beras.
Imelda, 81 tahun, anggota Dewan Perwakilan Rakyat dari Distrik Ilocos Norte, menyatakan akan mengajukan banding atas putusan Sandiganbayan itu. “Kasus itu sudah diajukan ketika keluarga Marcos berada di luar negeri, dan tidak pernah ada kesempatan bagi mereka membela diri,” kata pengacaranya, Robert Sison, kepada kantor berita AFP.
Kasus ini adalah satu dari lusinan perkara yang mesti dihadapi keluarga Marcos setelah pemimpin yang dicap diktator itu terjungkal melalui revolusi tidak berdarah yang dipimpin Corazon Aquino dan akhirnya menjadi presiden perempuan pertama. Kekuasaan Marcos selama dua dekade berakhir dan ia terpaksa mengasingkan diri ke Amerika Serikat hingga meninggal pada 1989.
Ferdinand Marcos dituding mengkorupsi miliaran dolar uang negara dan dana itu masih disembunyikan di sejumlah bank di luar negeri. Imelda, yang dikenal memiliki koleksi ratusan sepatu mahal, kembali ke Manila pada 1991 dan setahun kemudian gagal pada pemilihan presiden. Namun ia terpilih menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Mei lalu, sedangkan putranya yang bernama sama dengan ayahnya menjadi anggota Senat.
Imelda kini berubah menjadi peduli terhadap kemiskinan di negaranya. Hasil survei terbaru menunjukkan setengah dari sekitar 92 juta rakyat Filipina tergolong miskin. Ia menjadi Ketua Komite MDGs (Tujuan Pembangunan Milenium) di Kongres
ABS-CBN I Inquirer I Japan Today I Faisal Assegaf