Israel-Palestina Bahas Kemerdekaan

Reporter

Editor

Kamis, 2 September 2010 19:44 WIB

Dari kiri: Presiden Mesir Hosni Mubarak, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Presiden Barack Obama, Presiden Palestina Mahmoud Abbas dan Raja Yordania Abdullah II berjalan di Gedung Putih saat perundingan damai Timur Tengah di Washington. AP/ Pablo Martinez Monsivais
TEMPO Interaktif, WASHINGTON, DC -Setelah terhenti hampir dua tahun, Israel dan Palestina kembali ke meja perundingan. Negosiasi dilakukan secara langsung di Washington. Semalam, pihak-pihak yang terlibat bertemu di Gedung Putih. "Awal yang sempurna," kata tuan rumah, Presiden Amerika Serikat Barack Obama sebelum jamuan makan malam bersama, Kamis (2/3).

Presiden Obama mengungkapkan hal itu selepas mengadakan pembicaraan dengan Presiden Otoritas Palestina Mahmud Abbas dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. "Ada indikasi perundingan ini bisa diselesaikan dalam satu tahun," tutur Obama. "Saya katakan pada mereka, kesempatan ini tak mungkin datang lagi dalam waktu dekat."

Sebelumnya Obama juga bertemu dengan dua kekuatan kunci regional, Presiden Mesir Husni Mubarak dan Raja Yordania Abdullah II. "Kerja keras baru saja dimulai. Sukses atau gagal, tak bisa diramalkan," ujar Obama seraya mengatakan bahwa ia tidak berilusi bahwa prasangka selama bertahun-tahun bisa lenyap dalam satu malam.

"Satu hal yang pasti, jika kita tidak berupaya, kita pasti akan gagal," tutur Obama. "Konflik yang sudah berlangsung lama akan terus membesar dan menelan generasi berikutnya. Dan ini tidak bisa kita biarkan!" Obama mewanti-wanti bahwa Amerika Serikat mendukung perundingan itu sekuat tenaga. "Tapi keberhasilan tetap ada di tangan Israel dan Palestina."

Disepakati bahwa hasil yang ingin dicapai dalam perundingan langsung ini adalah dua negara merdeka. Karena itu, kedua belah pihak, mesti memperjelas status Yerusalem. Memperbaiki batas negara Palestina. "Kami ingin Israel menghentikan pembangunan pemukiman di wilayah Palestina, sampai perundingan damai selesai," ujar Presiden Abbas.

Perdana Menteri Netanyahu sendiri tak menyinggung masalah moratorium pembanguna pemukiman yang bakal berakhir 26 September ini. Ia hanya mengatakan bahwa Israel dan Palestina harus belajar untuk hidup berdampingan satu sama lain. "Presiden Abbas," kata Netanyahu, "Anda adalah mitra saya dalam perdamaian."

Di depan kamera, Abbas dan Netanyahu bertukar senyum dan jabat tangan. Sebagaimana diharapkan Gedung Putih, kondisi ini akan menghalau rasa saling curiga dan kesangsian akan prakarsa Obama. Pembicaraan lebih berat di antara kedua negara akan dilanjurkan pada Jumat (3/9) di Departemen Luar Negeri di Washington. Seperti kata Obama ini baru awal.

| AP | DW | ANDREE PRIYANTO

Berita terkait

Joe Biden Dukung Solusi Dua Negara untuk Perdamaian Palestina-Israel

27 Januari 2021

Joe Biden Dukung Solusi Dua Negara untuk Perdamaian Palestina-Israel

Pemerintahan Joe Biden juga akan membuka dua kantor perwakilan diplomatik Palestina di Washington dan Yerusalem setelah ditutup Donald Trump.

Baca Selengkapnya

Gara-gara Yerusalem, Palestina Tarik Dubesnya dari Amerika

1 Januari 2018

Gara-gara Yerusalem, Palestina Tarik Dubesnya dari Amerika

Palestina menarik Husam Zomlot, dubes untuk Amerika Serikat menyusul keputusan kontroversial Washington soal Yerusalem sebagai ibu kota Israel

Baca Selengkapnya

Mesir Sambut Rekonsiliasi Hamas-Fatah di Palestina

18 September 2017

Mesir Sambut Rekonsiliasi Hamas-Fatah di Palestina

Mesir sambut rekonsiliasi Hamas dan Fatah untuk membangun persatuan Palestina.

Baca Selengkapnya

Hamas - Fatah Berdamai, Palestina Menuju Satu Pemerintahan  

18 September 2017

Hamas - Fatah Berdamai, Palestina Menuju Satu Pemerintahan  

Hamas menerima persyaratan damai yang ditawarkan kepala gerakan Fatah sekaligus Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, untuk mengakhiri dua pemerintahan di Palestina.

Baca Selengkapnya

Israel Tembak Mati Pemuda Palestina di Tepi Barat

4 September 2017

Israel Tembak Mati Pemuda Palestina di Tepi Barat

Warga lainnya di kamp pengungsi, Aziz Arafeh, juga mengalami luka tembak di bagian lengan.

Baca Selengkapnya

Israel Bangun Pemukiman di Palestina, PBB: Hambat Solusi 2 Negara

30 Agustus 2017

Israel Bangun Pemukiman di Palestina, PBB: Hambat Solusi 2 Negara

PBB mengatakan Israel bangun pemukiman di Palestina menjadi hambatan utama mencapai solusi dua negara dan proses perdamaian dengan Palestina.

Baca Selengkapnya

Forum OKI, Menlu: Umat Islam Harus Bersatu Bantu Palestina  

2 Agustus 2017

Forum OKI, Menlu: Umat Islam Harus Bersatu Bantu Palestina  

mengusulan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) memberikan perlindungan internasional terhadap Masjid Al-Aqsa sebagai kompleks suci tiga agama.

Baca Selengkapnya

Masjid Al Aqsa, PKB Gelar Halaqoh Cari Solusi Konflik Palestina  

29 Juli 2017

Masjid Al Aqsa, PKB Gelar Halaqoh Cari Solusi Konflik Palestina  

DPP PKB menggelar halaqoh ulama rakyat di Ponpes Al-Mizan Majalengka Jawa Barat mencari solusi konflik di Masjid Al Aqsa antara Palestina-Israel.

Baca Selengkapnya

Din Berharap RI Dorong Sidang Darurat untuk Palestina  

28 Juli 2017

Din Berharap RI Dorong Sidang Darurat untuk Palestina  

Din menilai pemerintah mampu mengerahkan negara-negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam dengan mengusulkan sidang darurat.

Baca Selengkapnya

Presiden Palestina Mahmoud Abbas Bekukan Hubungan dengan Israel

22 Juli 2017

Presiden Palestina Mahmoud Abbas Bekukan Hubungan dengan Israel

Presiden Palestina Mahmoud Abbas membekukan sementara hubungan dengan Israel sebagai protes atas peraturan keamanan Masjid Al-Aqsa yang baru.

Baca Selengkapnya