Tidak Berdasar, Tuduhan Perkosaan terhadap Pendiri Wikileaks Ditarik

Reporter

Editor

Minggu, 22 Agustus 2010 08:48 WIB

Founder WikiLeaks, Julian Assange. AP/APTN

TEMPO Interaktif, Swedia - Julian Assange, pendiri situs Wikileaks, menjadi pusat trik luar biasa kotor hari ini setelah Pemerintah Swedia mengeluarkan dan kemudian menarik surat perintah penangkapan terhadap dirinya atas kasus pemerkosaan.

Jaksa awalnya mengkonfirmasi Assange bahwa dia diinterogasi atas dua tuduhan, perkosaan dan pelecehan, menyusul laporan koran tabloid Expressen. Hal itu terkait keluhan dua wanita di Swedia, di mana aktivis internet kelahiran Australia itu tinggal selama seminggu terakhir.

Tapi hanya beberapa jam kemudian, jaksa mengumumkan bahwa surat perintah itu telah ditarik dengan alasan kecurigaan perkosaan tidak berdasar.

Sebelum pengumuman penarikan surat perintah tersebut, Assange menggambarkan tuduhan itu sebagai upaya untuk mencoreng dirinya atas karyanya mengungkap rahasia, yang merilis informasi rahasia mengenai kampanye militer Barat di Afghanistan. Fakta bahwa pemerintah Swedia sekarang menarik perintah itu memperkuat klaimnya.

Pihak berwenang Swedia telah mengungkapkan rincian surat perintah terhadap Assange setelah wartawan berusaha untuk menindaklanjuti laporan awal di Expressen.

Tuduhan itu dikatakan datang dari dua wanita Swedia berusia antara 20 dan 30, dan berkaitan dengan dugaan insiden yang terjadi di sebuah apartemen di Stockholm dan Enkoping, luar kota Stockholm. Baik polisi maupun surat kabar tidak menyebut pengadu.

"Kami dapat mengkonfirmasi bahwa ia dicari. Dia didakwa tadi malam - tuduhannya tersangka perkosaan," kata Karin Rosander, direktur komunikasi di kantor kejaksaan.

Rosander juga meminta Assange untuk hadir untuk ditanyai, serta mengatakan ada kekhawatiran dia akan menghambat penyelidikan dengan menghancurkan bukti.

"Langkah selanjutnya adalah kita menginterogasinya," katanya. "Kemudian kita akan melihat apa yang terjadi."

Assange telah berada di Swedia untuk konferensi pers minggu lalu, di mana ia mengumumkan bahwa situs whistleblower itu berniat untuk menerbitkan lebih lanjut dokumen militer rahasia pada perang di Afganistan.

Begitu mendengar tentang tuduhan perkosaan, ia mengeluarkan pernyataan penyangkalan. "Mengapa tuduhan ini muncul sekarang adalah pertanyaan yang menarik, saya belum dihubungi oleh polisi. Tuduhan-tuduhan ini palsu," katanya.

Kemudian, tak lama setelah teman-temannya mengatakan dia bersiap-siap untuk datang ke kantor polisi atas kemauan sendiri, ada pernyataan lebih jauh dari kantor kejaksaan bahwa tuduhan itu dibatalkan.

"Saya tidak berpikir ada alasan untuk mencurigai bahwa ia telah melakukan pemerkosaan," kata Kepala Kejaksaan Eva Finne saat mengumumkan penarikan surat perintah itu. Dia tidak menyebutkan status kasus pelecehan itu, tuduhan yang kurang serius yang tidak akan menyebabkan surat perintah penangkapan.

Pendukung Assange meyakini tuduhan itu mungkin telah dibuat dalam upaya untuk mendiskreditkan dirinya. Halaman Twitter Wikileaks menolak klaim serangan itu, yang pertama kali muncul di koran Expressen Swedia, sebagai "trik kotor".

Disebutkan: "Expressen adalah tabloid; tidak seorang pun di sini telah dihubungi oleh polisi Swedia. Tentu saja ini sangat mengganggu."

Membuat tuduhan palsu tentang pemerkosaan atau penganiayaan adalah tindak pidana yang diganjar hukuman penjara di Swedia. Beberapa sumber di media Swedia menyatakan bahwa kedua wanita sebenarnya tidak melaporkan kasus tersebut kepada polisi, tetapi jaksa tetap menanganinya.

TELEGRAPH | EZ

Berita terkait

35 Kota Swedia Bersedia Terima Kembali 230 Eks ISIS dan Keluarga

9 April 2019

35 Kota Swedia Bersedia Terima Kembali 230 Eks ISIS dan Keluarga

Swedia akan menerima sekitar 150 eks militan ISIS dan istri mereka, bersama 80 anak-anak setelah ISIS tumbang di Baghouz, Suriah.

Baca Selengkapnya

Hilang pada 1945, Pasangan Ini Ditemukan 75 Tahun Kemudian

19 Juli 2017

Hilang pada 1945, Pasangan Ini Ditemukan 75 Tahun Kemudian

Jenazah pasangan suami istri yang hilang di Pegunungan Alpen sejak 75 tahun lalu, ditemukan terdampar di kawasan gletser di Swiss.

Baca Selengkapnya

Warga Swedia Liburan ke Luar Negeri Dua Kali Setahun

22 Mei 2017

Warga Swedia Liburan ke Luar Negeri Dua Kali Setahun

Indonesia belum banyak dikenal warga Swedia.

Baca Selengkapnya

Tiba di Indonesia Raja Swedia Tenteng Koper Sendiri

21 Mei 2017

Tiba di Indonesia Raja Swedia Tenteng Koper Sendiri

Ke Indonesia menggunakan pesawat komersial, Raja Carl XVI Gustaf dan Ratu Silvia akan ke Bandung naik kereta api dari Jakarta.

Baca Selengkapnya

Raja Swedia Penasaran dengan Keberagaman Budaya Indonesia

21 Mei 2017

Raja Swedia Penasaran dengan Keberagaman Budaya Indonesia

Raja Swedia Carl XVI Gustaf dan Ratu Silvia berkunjung ke Indonesia 21-24 Mei 2017.

Baca Selengkapnya

Mengunjungi Royal Palace, Istana Kerajaan Swedia  

21 Mei 2017

Mengunjungi Royal Palace, Istana Kerajaan Swedia  

Mengunjungi Royal Palace, Istana Kerajaan Swedia tempat berkantornya Raja Carl XVI Gustaf yang akan berkunjung ke Indonesia besok.

Baca Selengkapnya

Raja dan Ratu Swedia Kunjungi Pusat Penelitian di Bogor

21 Mei 2017

Raja dan Ratu Swedia Kunjungi Pusat Penelitian di Bogor

Pimpinan monarki Swedia, Raja Carl XV Gustaf dan Ratu Silvia, rencananya akan tiba di Indonesia besok atau Senin, 22 Mei 2017.

Baca Selengkapnya

Berkunjung ke Indonesia, Raja Swedia Bahas Kerjasama 4 Sektor Ini

18 Mei 2017

Berkunjung ke Indonesia, Raja Swedia Bahas Kerjasama 4 Sektor Ini

Bagas Hapsoro mengatakan salah satu kerja sama yang akan dijalin dalam kunjungan Raja Swedia Carl XVI Gustaf terkait bidang riset dan teknologi.

Baca Selengkapnya

Qatar Meresmikan Masjid Terbesar di Skandinavia

5 Mei 2017

Qatar Meresmikan Masjid Terbesar di Skandinavia

Masjid ini sanggup menampung 2.000 jamaah.

Baca Selengkapnya

Swedia Tahan Sopir Truk, Diduga Teroris

8 April 2017

Swedia Tahan Sopir Truk, Diduga Teroris

Pihak berwajib juga menahan pria kedua lantaran memiliki kaitan dengan tersangka.

Baca Selengkapnya