Muslim Spanyol Ingin Beribadah di Katedral Cordoba  

Reporter

Editor

Rabu, 18 Agustus 2010 16:35 WIB

Katedral Cordoba. transitionsabroad.com
TEMPO Interaktif, Kordoba - Umat Muslim di Spanyol gencar berkampanye agar diizinkan beribadah di Katedral Cordoba yang sebelumnnya merupakan Masjid Agung Cordoba.

Saat ini, di masjid asli Cordoba di Spanyol, tak diperkenankan ada kumandang azan kecuali bunyi lonceng gereja. Itu disebabkan di bekas masjid tersebut telah berdiri Katedral Katolik.

Katedral tersebut berdiri sejak monarki Kristen Spanyol menaklukan Cordoba pada abad ke-13. Saban tahun, tempat ini didatangi tak kurang dari sejuta wisatawan.

Salah satu yang menjadi daya tarik wisatawan berkunjung ke Katedral ini adalah penggambaran penyaliban Yesus yang digantung di bawah lengkungan merah dan putih berada di Mihrab, tempat umat Muslim berdoa.

Di situs ini, bagi umat Muslim, merupakan simbol abad keemasan Islam di bidang ilmu pengetahuan dan toleransi beragama. Masjid Cordoba sangat populer karena di tempat ini antara umat kristen dan Muslim bisa beribadah bersama-sama dalam satu atap.

Kini, umat Muslim di sana ingin mengulang kembali sejarah tersebut. Mansur Escudero, seorang mualaf Spanyol, memimpin gerakan untuk memperoleh hak agar umat Muslim diperkenankan salat di Katedral Cordoba.

"Saya rasa hal ini tak hanya penting bagi umat Muslim, melainkan juga penting untuk kemanusiaan," ujar Escudero. "Kami pikir ini merupakan sesuatu yang indah bagi paradigma toleransi, ilmu pengetahuna, dan kebudayaan. Masyarakat berbeda-beda agama tetapi bisa hidup bersama."

Jumlah umat Islam di Spanyol lebih kurang satu juta orang, atau dua persen dari jumlah penduduk. Hampir semuanya adalah keturuan imgran dari beberapa negara, misalnya Maroko. Tetapi komunitas Islam di negara yang terletak di selatan Eropa ini cukup signifikan dengan perkembangan sejarah Islam.

April lalu, lebih dari 100 Muslim protes dengan cara menggelar sajadah dan berdoa di atasnya. Ketika petugas keamanan mencoba menyingkirkan, mereka melawan dan dua di antara mereka ditahan.

Menurut Uskup Cordoba, Demetrio Fernandes, insiden ini menunjukkan pentingnya pembagian rumah ibadah. Pembagiannya layaknya seorang istri dibagi dua suami, katanya kepada CNN.

"Apakah mereka senang jika hal tersebut dilakukan di masjid" tanyanya. "Pasti tak mungkin. Sebab saya mengerti perasaan beragama mereka dan mereka sangat mengerti kami. Keyakinan beragama berada dalam hati manusia, sehingga tak mungkin bisa dibagi."

Uskup Fernandes menunjuk gereja tua San Juan di Damaskus sebagai sebuah contoh situs Kristen yang berubah menjadi masjid. "Kami tak akan berpikir mempertanyakan, kenapa menjadi masjid. Sebab itu milik umat Islam dan menjadi perlambang.

"Sama juga bagi umat Kristen, sebab gereja kuno San Juan sangat penting bagi kami, namun kami mengerti bahwa sejarah tak mungkin bisa diputar kembali, harus melihat ke depan. Jadi, tak masuk akal meminta Cordoba (Katedral) diubah menjadi masjid. Itu muskil karena sejarah adalah sesuatu yang tak bisa diubah," ujarnya.

Escudero tegaskan, ini bukan tentang kemenangan terhadap satu agama atau lainnya. Dia katakan, "Mereka menganggap kami sedang mencoba menaklukan masjid lagi, anggapan itu sama sekali tak benar. Kami ingin (Katedral) ini menjadi tempat bagi siapapun, tak terkecuali Muslim, Kristen, atau Yahudi, dapat melakukan ibadahanya atau cara beribadah masing-masing agamnya, atau berdoa seperti yang dia inginkan."

CNN | CHOIRUL .












Berita terkait

Pengadilan Spanyol Minta 2 Tokoh Kemerdekaan Catalonia Ditahan

17 Oktober 2017

Pengadilan Spanyol Minta 2 Tokoh Kemerdekaan Catalonia Ditahan

Pengadilan Spanyol memerintahkan 2 tokoh organisasi terbesar pendukung kemerdekaan Catalonia ditahan tanpa jaminan.

Baca Selengkapnya

Spanyol Ultimatum Catalonia Batalkan Kemerdekaan Dalam 8 Hari

12 Oktober 2017

Spanyol Ultimatum Catalonia Batalkan Kemerdekaan Dalam 8 Hari

Perdana Menteri Spanyol, Mariano Rajoy mengultimatum pemerintah Catalonia membatalkan kemerdekaannya dalam tempo 8 hari.

Baca Selengkapnya

Catalonia Batal Merdeka, Pilih Berdialog dengan Spanyol

11 Oktober 2017

Catalonia Batal Merdeka, Pilih Berdialog dengan Spanyol

Catalonia batal merdeka dari Spanyol, Carles Puigdemont memilih berdialog dengan Madrid.

Baca Selengkapnya

Begini Mahkamah Agung Hadang Catalonia Merdeka dari Spanyol

6 Oktober 2017

Begini Mahkamah Agung Hadang Catalonia Merdeka dari Spanyol

Mahkamah Konstitusi Spanyol memerintahkan penangguhan rapat parlemen Catalonia untuk menghadang kemerdekaan sepihak.

Baca Selengkapnya

Raja Spanyol Tuding Pemimpin Catalonia Hama Demokrasi

4 Oktober 2017

Raja Spanyol Tuding Pemimpin Catalonia Hama Demokrasi

Raja Spanyol tuding pemimpin Catalonia sebagai hama yang menggerogoti prinsip demokrasi.

Baca Selengkapnya

Ditolak Spanyol, Catalonia Tetap Deklarasikan Kemerdekaan

3 Oktober 2017

Ditolak Spanyol, Catalonia Tetap Deklarasikan Kemerdekaan

Pemimpin Catalonia, Carles?Puigdemont?menegaskan dirinya akan mendeklarasikan Catalonia secara sepihak jika Spanyol menolak hasil referendum.

Baca Selengkapnya

Perkenalkan, Carles Puigdemont Tokoh Kunci Kemerdekaan Catalonia

2 Oktober 2017

Perkenalkan, Carles Puigdemont Tokoh Kunci Kemerdekaan Catalonia

Carles Puigdemont merupakan tokoh kunci kemerdekaan Catalonia dari Spantyol.

Baca Selengkapnya

3 Alasan Utama Catalonia Merdeka dari Spanyol

2 Oktober 2017

3 Alasan Utama Catalonia Merdeka dari Spanyol

Catalonia?adalah salah satu daerah terkaya di Spanyol, menyumbang 18,8 persen GDP Spanyol, dibandingkan dengan 17,6 persen dari Madrid.

Baca Selengkapnya

Catalonia, Bergabung dengan Spanyol, Ditekan Militer, dan Merdeka

2 Oktober 2017

Catalonia, Bergabung dengan Spanyol, Ditekan Militer, dan Merdeka

Di bawah pemerintahan militer Spanyol, Franciscus Franco, budaya dan identitas Catalonia ditekan dan simbol-simbonya dilarang di publik.

Baca Selengkapnya

Catalonia, Bergabung dengan Spanyol, Ditekan Militer, dan Merdeka

2 Oktober 2017

Catalonia, Bergabung dengan Spanyol, Ditekan Militer, dan Merdeka

Di bawah pemerintahan militer Spanyol, Franciscus Franco, budaya dan identitas Catalonia ditekan dan simbol-simbonya dilarang di publik.

Baca Selengkapnya