PBB: Israel Tidak Melanggar Perbatasan

Reporter

Editor

Kamis, 5 Agustus 2010 11:21 WIB

Israel menebang pohon di dekat Garis Biru, garis perbatasan antara Israel-Libanon yang dijaga PBB. AP/Lutfallah Daher
TEMPO Interaktif, Pasukan perdamaian PBB di Libanon selatan membenarkan bahwa serdadu Israel tidak melanggar perbatasan Libanon menyusul kericuhan di perbatasan menyebabkan empat korban tewas, Selasa.

Bentrok berdarah bermula setelah seorang anggota angkatan bersenjata Israel menebang pohon di dekat Garis Biru, garis perbatasan antara Israel-Libanon yang dijaga PBB. Kedua negara mengklaim pohon tersebut berada di wilayahnya.

Dalam jumpa pers di New York, Rabu, Alain de Roy selaku Kepala Pasukan Perdamaian PBB, membenarkan bahwa pohon-pohon tersebut berada di sisi perbatasan Israel.

"Unifil (pasukan perdamaian PBB) membenarkan bahwa pohon-pohon yang ditebang oleh anggota angkatan bersenjata Israel berada di selatan Garis Biru, sisi perbatasan Israel," jelas le Roy.

Pohon-pohon tersebut tumbuh di kawasan antara Garis Biru dan "pagar teknis", pembangunan fisik di dekat perbatasan kedua negara. Pemerintah Libanon yakin bahwa pepohonan tersebut berada di teritorinya.

"Libanon sangat menghargai Garis Biru namun perlu kami tegaskan bahwa Garis Biru bukan perbatasan internasional, dan ada area di selatan Garis Biru yang berada di teritori Libanon," jelas Tareq Mitri, menteri penerangan Libanon dalam jumpa pers di Beirut, Rabu.

Le Roy juga membenarkan bahwa "beberapa jam" sebelum menebang pohon Unifil sudah memberitahu serdadu Israel, dan Unifil meneruskan pemberitahuan tersebut kepada angkatan bersenjata Libanon.

Akibat bentrok senjata, Selasa, sedikitnya dua tentara Libanon tewas dan seorang serdadu Israel,termasuk seorang jurnalis Libanon. Seluruhnya empat mayat dimakamkan hari Rabu.

Menteri Pertahanan Israel Ehud Barak berusaha meredam konflik perbatasan. Hal tersebut disampaikan dalam sebuah wawancara dengan radio. Menurutnya, kejadian itu tidak didak diatur oleh tokoh-tokoh senior militer Libanon.

"Ini adalah provokasi yang sangat serius dan kami bereaksi secara terukur," ujarnya. "Kejadiannya tidak direncanakan oleh Kepala Staf Angkatan Bersenjata di Beirut atau Hezbollah."

Namun Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyatakan tak melihat tangung jawab pemerintah Libanon atas konflik tersebut.

"Kebijaksanaan kami jelas: Israel memberikan respon dan akan melanjutkan respon tersebut dengan kekuatan militer terhadap serangan ditujukan kepada warga dan militer Israel," katanya.

Beberapa jam usai pertempuran, pemimpin Hezbollah Hasan Nasrallah memperingatkan Israel agar tak melakukan agresi. "Kami katakan, militan kami masih sanggup menahan diri tidak melakukan gerakan apapun," jelas Nasrallah dalam pidatonya, Selasa, yang disiarkan melalui jaringan video kepada ribuan pendukungnya di pinggiran selatan Beirut.

"Mulai sekarang, jika militer (Israel) menyerang kawasan ini dimana Hezbollah berada, kami tidak akan tinggal diam. Kami akan memotong tangan serdadu Israel yang menyerang angkatan bersenjata Libanon," ujarnya.

AL JAZEERA | CHOIRUL










Berita terkait

Miris, Jual Beli Organ Tubuh Pengungsi Suriah Marak di Lebanon

28 April 2017

Miris, Jual Beli Organ Tubuh Pengungsi Suriah Marak di Lebanon

Sejak pecah perang saudara di Suriah pada 2011, sekitar 1,5 juta orang masuk ke wilayah Lebanon. Jumlah mereka hampir seperempat penduduk Libanon

Baca Selengkapnya

8 Pesawat Intai Israel Langgar Wilayah Udara Lebanon

9 Maret 2017

8 Pesawat Intai Israel Langgar Wilayah Udara Lebanon

Kantor berita ini juga mengatakan, enam pesawat perang Israel melanggar wilayah udara Lebanon.

Baca Selengkapnya

Iran dan Hizbullah Dukung Gencatan Senjata di Suriah

13 Februari 2017

Iran dan Hizbullah Dukung Gencatan Senjata di Suriah

Sayyed Nasrallah juga menepis isu mengenai kondisi pengungsi Suriah di Libanon.

Baca Selengkapnya

Pemimpin Hizbullah Sebut Trump Pemimpin 'Idiot'  

13 Februari 2017

Pemimpin Hizbullah Sebut Trump Pemimpin 'Idiot'  

Sekretaris Jenderal Hizbullah, Hassan Nasrallah, menyebut dunia akan menjadi tempat yang lebih baik karena Presiden Amerika Serikat Donald Trump "idiot."

Baca Selengkapnya

Begini Terapi Stres untuk Anak-anak Pengungsi Suriah

2 Januari 2017

Begini Terapi Stres untuk Anak-anak Pengungsi Suriah

Kelas perdamaian untuk anak pengungsi Suriah dan Palestina di kamp Shatila, Libanon, berfungsi untuk meredakan stres dan mencegah direkrut milisi.

Baca Selengkapnya

Aktivis Libanon Protes Menteri Urusan Perempuan Dijabat Pria

22 Desember 2016

Aktivis Libanon Protes Menteri Urusan Perempuan Dijabat Pria

KAFA, organisasi hak perempuan Libanon, menyerukan protes atas penunjukan Jean Ogasapian sebagai menteru pemberdayaan perempuan.

Baca Selengkapnya

Cegah Penyusup, Libanon Bangun Tembok Dekat Kamp Pengungsi  

23 November 2016

Cegah Penyusup, Libanon Bangun Tembok Dekat Kamp Pengungsi  

Libanon membangun tembok di dekat kamp pengungsian warga Palestina, dengan tujuan mencegah kelompok radikal menyusup.

Baca Selengkapnya

Plt Dubes Libanon, Azzi: Pemerintahan Kami Terunik di Dunia  

22 November 2016

Plt Dubes Libanon, Azzi: Pemerintahan Kami Terunik di Dunia  

Pelaksana tugas Duta Besar Libanon untuk Indonesia, Joanna-Maria Azzi menjelaskan Libanon punya pakta nasional untuk merawat pluralitas dan toleransi.

Baca Selengkapnya

Krisis Pemimpin, Michel Aoun Terpilih Jadi Presiden Libanon

31 Oktober 2016

Krisis Pemimpin, Michel Aoun Terpilih Jadi Presiden Libanon

Pria 81 tahun itu mendapatkan sokongan 83 suara anggota parlemen.


Baca Selengkapnya

Panglima Hizbullah Tewas di Suriah  

13 Mei 2016

Panglima Hizbullah Tewas di Suriah  

Panglima utama Hizbullah Mustafa Amine Badreddine tewas dalam serangan udara Israel di perbatasan Libanon-Suriah pada pekan ini.

Baca Selengkapnya