Asisten perawat berusia 45 tahun yang juga membesarkan anak-anak gadisnya itu, mengatakan "secara sistimatis membunuh bayi-bayinya sejak 1988."
Jika perbuatannya terbukti, dia akan dihukum 15 tahun penjara. Ini merupakan kejadian terburuk dalam kasus pembunuhan bayi di Prancis.
Sementara suaminya Pierre-Marie, 47 tahun, seorang anggota Dewan Kota, juga bakal mendekam dalam bui karena tak melaporkan adanya tindak kriminal serta turut menyembunyikan mayat yang ditemukan dalam kondisi terbungkus tas plastik.
Temuan pertama setelah pemilik rumah di Vilers-au-Tertre menemukan tulang belulang manusia di pekarangannya. Mereka selanjutnya melaporkan ke polisi, Sabtu. Setelah diteliti ternyata ditemukan mayat dua anak terkubur di sekitar rumah dan pekarangan. Sedangkan penghuni rumah lainnya menemukan enam mayat anak disimpan dalam rumah tersebut.
Detektif menggunakan anjing pelacak mengatakan, sejauh ini mereka menemukan delapan mayat baru lahir terbungkus tas plastik di dua rumah.
Menurut koran le Figaro, dua mayat ditemukan terkubur di rumah pertama selama lebih kurang 20 tahun. Koran tersebut melaporkan, "Menurut sumber di kepolisian, seorang ibu membunuh bayi-bayinya secara sistimatis sejak 1988."
Jaksa penuntut umum Eric Vaillant mengatakan, "Kami telah menemukan delapan mayat bayi baru lahir di lokasi berbeda di Villers-au-Tertre. Kedua orang tua bayi-bayi tersebut dalam pengawasan."
Menanggapi kejadia mengerikan itu, bekas kepala desa Daniel Collignon mengatakan, "Saya masih shock."
Para tetangga pasangan kejam ini berkumpul di sekitar rumah mereka. Salah seorang di antaranya berbicara, "Kami semua mengenal kedua pasangan. Apa yang terjadi di luar pikiran sehat. Tak satupun yang tahu kejadian tersebut. Kami shock," ujar Jean-Henri Martines.
Sepengetahuan salah seorang gadis remaja tetangga kedua pasangan, anak-anak remaja mereka baik dan ramah. "Anak-anak gadis mereka baik dan ibunya bersahaja, perempuan pendiam, bahkan tak pernah melukai seekor lalat pun."
TELEGRAPH | CHOIRUL