TEMPO Interaktif, Ankara - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Rodham Clinton mendesak Menteri Luar Negeri Turki Ahmet Davotuglu agar tidak memutus hubungan diplomatik dengan Israel.
Dalam pertemuan selama 45 menit di Ankara, Turki, itu, kedua pejabat juga membahas isu nuklir Iran dan soal komitmen Amerika membantu menumpas pemberontak Kurdi di perbatasan Tukir dan Irak. Clinton menegaskan hubungan mesra Turki dan Israel amat penting dalam menjaga stabilitas di Timur Tengah.
Hubungan Turki dan israel memanas setelah insiden Mavi Marmara. Turki mengancam akan memutus hubungan diplomatik jika negara Zionis itu menolak meminta maaf. Turki bersama masyarakat internasional juga menuntut pembentuk tim investigasi untuk mengusut tragedi yang menewaskan 19 relawan dan mencederai 36 lainnya itu.
Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erodan saat berkunjung ke Serbia menegaskan pihaknya akan tetap pada tiga tuntutannya, yakni Israel harus meminta maaf, membayar kompensasi pada keluarga korban, dan mengakhiri blokade atas Jalur Gaza yang telah berlangsung tiga tahun.
Setelah lama tenggelam oleh berita Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dan sengkarut Timur Tengah, kisruh Palestina-Israel kini kembali menjadi pusat perhatian dunia. Setiap hari sejak 14 Juli, warga Palestina di Yerusalem Timur dan Tepi Barat berdemonstrasi menentang pemasangan detektor logam di pintu-pintu masuk ke kompleks Masjid Al-Aqsa (Al-Haram Al-Syarif). Palestina memandangnya sebagai upaya Israel untuk mengontrol tempat suci tersebut.