TEMPO Interaktif, Yerusalem - Sebuah komite penyelidikan militer Israel hari ini mengakui terdapat kesalahan di tingkat pejabat senior ketika terjadi penyerbuan terhadap kapal Mavi Marmara yang berlayar menuju Jalur Gaza.
Kesimpulan investigasi itu disampaikan ketua tim pensiunan Jenderal Giora Eiland kepada para wartawan di Tel Aviv. “Kesalahan terjadi di pelbagai keputusan yang dibuat, termasuk dalam tingkatan pejabat senior yang berkontribusi terhadap sesuatu yang tidak kita harapkan,” katanya.
Eiland mengungkapkan insiden itu merupakan hasil dari perencanaan yang tidak matang dan kegagalan intelijen dalam mengumpulkan informasi. Selain itu, tidak ada rencana cadangan ketika kekerasan meletup di atas Mavi Marmara. Meski begitu tim investigasi membela penggunaan kekuatan sebagai satu-satunya cara menghentikan misi kemanusiaan ke Gaza.
Tragedi Mavi Marmara ini menewaskan sembilan orang yang meliputi delapan warga Turki dan seorang warga Amerika Serikat. Pengusutan mulai dilakukan sepekan setelah insiden di akhir Mei itu.
Setelah lama tenggelam oleh berita Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dan sengkarut Timur Tengah, kisruh Palestina-Israel kini kembali menjadi pusat perhatian dunia. Setiap hari sejak 14 Juli, warga Palestina di Yerusalem Timur dan Tepi Barat berdemonstrasi menentang pemasangan detektor logam di pintu-pintu masuk ke kompleks Masjid Al-Aqsa (Al-Haram Al-Syarif). Palestina memandangnya sebagai upaya Israel untuk mengontrol tempat suci tersebut.