Amerika Serikat dan Rusia Saling Tukar Tahanan Mata-mata  

Reporter

Editor

Jumat, 9 Juli 2010 05:23 WIB

Irina Kushchenko memegang foto anaknya, Anna Chapman yang merupakan 1 dari 10 mata-mata Rusia di AS. AP/lifenews.ru

TEMPO Interaktif, New York - Sepuluh tersangka mata-mata Rusia yang ditangkap di Amerika Serikat mengaku bersalah dan akan dideportasi ke negaranya, yang pada gilirannya Rusia akan membebaskan empat tahanan Amerika Serikat.

Ke sepuluh mata-mata itu adalah Richard Murphy, Cynthia Murphy, Donald Howard Heathfield, Tracey Lee, Michael Zottoli, Patricia Mills, Juan Lazaro, Vickey Pelaez, Anna Chapman, dan Mikhail Semenko.

Mereka telah mengaku bersalah di Pengadilan Federal Manhattan untuk menjadi agen asing yang didaftarkan Rusia dengan menyamar ketika tinggal di Amerika Serikat.

"Sepuluh orang yang ditahan di New York itu akan segera dideportasi ke Rusia dalam pertukaran untuk membebaskan empat tahanan Amerika yang dituduh Rusia mata-mata," kata sejumlah pejabat federal Amerika Serikat, Kamis (8/7) waktu setempat.

Hakim Federal Amerika Serikat Kimba M Wood mengumumkan penyelesaian kasus tersebut menyusul pengakuan bersalah dari ke sepuluh terdakwa itu. "Mereka sudah mengakui bersalah dan hal ini sebagai sebuah langkah yang bisa membuka jalan bagi perjanjian pertukaran mata-mata yang mungkin terjadi antara Rusia dan Amerika Serikat," ujarnya.

Langkah ini dianggap sebagai suatu momen yang bersejarah antara Amerika Serikat dan Rusia sejak Perang Dingin. "Deportasi ini merupakan bagian dari kesepakatan antara Rusia dan Amerika Serikat di mana empat orang di Rusia akan dibebaskan ke Amerika Serikat," kata Wood.

"Pemerintah Rusia telah setuju untuk membebaskan empat orang yang dipenjara di Rusia dengan tuduhan melakukan kontak dengan badan-badan intelijen Barat," sebut Departemen Kehakiman Amerika Serikat dalam sebuah surat yang dibacakan Wood.

Para terdakwa ditangkap pekan lalu oleh FBI setelah lebih dari satu dekade memata-matai Amerika Serikat. Departemen Kehakiman Amerika menyebutkan, mereka telah berada di Amerika selama bertahun-tahun dan menggunakan identitas palsu. Tiga dari 10 tersangka itu tinggal di Arlington, dan beberapa lainnya bermukim di New York, Washington, dan Boston.


REUTERS l BASUKI RAHMAT

Advertising
Advertising

Berita terkait

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.

Baca Selengkapnya

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020

Baca Selengkapnya

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.

Baca Selengkapnya

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.

Baca Selengkapnya

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.

Baca Selengkapnya

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran

Baca Selengkapnya