Pelonggaran Blokade Gaza Bukan Akhir Perundingan dengan Hamas
Reporter
Editor
Senin, 21 Juni 2010 12:03 WIB
AP/HO-file
TEMPO Interaktif, Yerusalem - Seiring diakhirinya pengetatan impor ke Gaza, para pegiat kesepakatan untuk pembebasan tentara Israel yang ditangkap, mendesak perdana menteri berkata jujur tentang kesempatan pertukaran tahanan.
Sanan keluarga tentara Israel yang ditahan Hamas, Gilad Shalit dan para aktivis dalam kampanye publik untuk memastikan pembebasannya kemarin mendesak Perdana Menteri Benjamin Netanjahu dan Menteri Pertahanan Ehud Barak untuk mengumumkan bahwa tak ada alternatif pembebasan para tahanan Palestina kecuali ditukar Shalit.
Ketua kampanye Bebaskan Shalit, Shimshon Liebman, kepada Haaretz yang terbit hari ini bahwa pelonggaran blokade Gaza, sepanjang dengan pembebasan seorang tahanan Hamas, menunjukkan "Negara Israel tak punya pilihan, dan sudah waktunya bicara yang sebenarnya".
Khususnya, imbuh Liebman, Netanjahu dan Barak harus mengakui bahwa satu-satunya jalan membebaskan Shalit adalah dengan membayar tuntutan Hamas.
Setelah lama tenggelam oleh berita Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dan sengkarut Timur Tengah, kisruh Palestina-Israel kini kembali menjadi pusat perhatian dunia. Setiap hari sejak 14 Juli, warga Palestina di Yerusalem Timur dan Tepi Barat berdemonstrasi menentang pemasangan detektor logam di pintu-pintu masuk ke kompleks Masjid Al-Aqsa (Al-Haram Al-Syarif). Palestina memandangnya sebagai upaya Israel untuk mengontrol tempat suci tersebut.