Amerika Tegaskan Kembali Penarikan Pasukan dari Afganistan

Reporter

Editor

Senin, 21 Juni 2010 09:33 WIB

AP Photo/Rahmat Gul

TEMPO Interaktif, Washington - Pemerintahan Obama hari Minggu kembali menegaskan bahwa ia akan mulai menarik pasukan Amerika dari Afganistan musim panas mendatang, meskipun ada keberatan di antara para jenderal terkait penyebutan jadwal pasti penarikan itu.

Kepala staf Presiden Barack Obama mengatakan rencana untuk mulai membawa pulang pasukan pada bulan Juli 2011 masih berlaku. "Itu tidak berubah. Semua orang setuju pada tanggal tersebut," kata Rahm Emanuel.

Sebelumnya, Jenderal David Petraeus, komandan militer di Afganistan, pekan lalu mengatakan bahwa ia akan merekomendasikan penundaan penarikan mundur jika kondisi di Afganistan memerlukannya.

Komentar Emanuel mencerminkan pandangan Gedung Putih bahwa Obama harus menawarkan publik Amerika -- yang lelah oleh perang -- dan Kongres, sebuah janji bahwa perang hampir sembilan tahun tidak diakhiri secara terbuka.

Masalahnya, Partai Republik dan beberapa pemimpin militer mengatakan bahwa penetapan suatu tanggal pasti akan mendorong pemberontakan Taliban dan melemahkan pengaruh AS terhadap pemimpin Afganistan.

Menteri Pertahanan Robert Gates pada hari Minggu berjanji bahwa beberapa tentara akan mulai pulang dalam 13 bulan, tapi ia lebih hati-hati.

"Kami jelas mengerti bahwa pada bulan Juli tahun 2011, kami mulai penarikan pasukan kami," kata Gates. "Kecepatan penarikan dan berapa banyak penarikan akan didasarkan pada kondisi yang ada."

Para pemimpin pertahanan menerima pengumuman tanggal untuk mulai penarikan sebagai syarat untuk ekspansi perang utama Obama. Obama memerintahkan 30 ribu pasukan tambahan, yang terakhir tiba sekarang, dengan misi untuk menekan Taliban di tanah asalnya, membangun pasukan keamanan Afganistan, dan meningkatkan peluang orang-orang lokal berada di belakang pemerintah pusat yang didukung Amerika.

Dengan sedikit kemajuan nyata di jantung Taliban di Afganistan selatan, perpecahan antara politik dan taktik muncul lagi. Seperti diakui Gates Minggu, perlu waktu lebih lama dari yang dia perkirakan untuk mendapatkan keunggulan atas Taliban di Provinsi Helmand dan Kandahar.

Gates meminta waktu dan kesabaran untuk menunjukkan bahwa strategi baru ini bekerja. Dia mengeluh bahwa Amerika terlalu cepat untuk meninggalkan perang ketika strategi Obama baru saja mulai dijalankan.

"Ini adalah penarikan yang sulit," kata Gates. "Kami menderita korban signifikan."

Setidaknya 34 tentara AS tewas di Afganistan bulan ini, membuat Juni menjadi bulan paling mematikan. Korban tewas diperkirakan meningkat sepanjang musim panas karena pertempuran meluas di Helmand dan Kandahar.

Awal bulan ini, Gates mengatakan Amerika Serikat dan mitra-mitranya harus menunjukkan kemajuan tahun ini atau menghadapi risiko keruntuhan dukungan publik terhadap perang itu.

Petraeus minggu lalu mengatakan kepada Kongres bahwa ia akan merekomendasikan penundaan dimulainya penarikan pasukan jika kondisi keamanan dan kemampuan pemerintah Afganistan tidak bisa mendukungnya.

AP | EZ

Berita terkait

Kenapa Amerika Gagal di Afghanistan, Menurut Mantan Pejabat Hingga Veteran AS

23 Agustus 2021

Kenapa Amerika Gagal di Afghanistan, Menurut Mantan Pejabat Hingga Veteran AS

Amerika Serikat telah mengucurkan dukungan keuangan masif dan pasukan ke Afghanistan. Lantas kenapa gagal memenangkan perang setelah 20 tahun?

Baca Selengkapnya

241 Ribu Orang Tewas Sejak Amerika Serikat Perangi Taliban

22 Agustus 2021

241 Ribu Orang Tewas Sejak Amerika Serikat Perangi Taliban

Selama 20 tahun Amerika Serikat memerangi Taliban, ratusan ribu orang baik prajurit maupun warga sipil tewas di Afganistan dan Pakistan

Baca Selengkapnya

20 Tahun Perangi Taliban, Amerika Serikat Habiskan Rp 31 Ribu Triliun

22 Agustus 2021

20 Tahun Perangi Taliban, Amerika Serikat Habiskan Rp 31 Ribu Triliun

Uang yang Amerika Serikat keluarkan setara dengan membagikan Rp 116 juta bagi 271 juta penduduk Indonesia

Baca Selengkapnya

Reuters/Ipsos: Popularitas Joe Biden di Level Terendah Usai Kemenangan Taliban

18 Agustus 2021

Reuters/Ipsos: Popularitas Joe Biden di Level Terendah Usai Kemenangan Taliban

Peringkat persetujuan Presiden Joe Biden mencapai level terendah sejak menjabat setelah pemerintah Afganistan dukungan AS runtuh oleh Taliban.

Baca Selengkapnya

Ini Faktor Kenapa Taliban Bisa Kuasai Afganistan Nyaris Tanpa Perlawanan

18 Agustus 2021

Ini Faktor Kenapa Taliban Bisa Kuasai Afganistan Nyaris Tanpa Perlawanan

Taliban menguasai Afganistan hanya beberapa hari dan bahkan nyaris tanpa perlawanan dari pasukan pemerintah. Apa faktor kemenangan mulus Taliban?

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Risiko Lumpuh Wajah Vaksin Sinovac Hingga Kemenangan Taliban

18 Agustus 2021

Top 3 Dunia: Risiko Lumpuh Wajah Vaksin Sinovac Hingga Kemenangan Taliban

Tiga berita terpopuler dunia pada 17 Agustus 2021 yakni risiko lumpuh wajah vaksin Sinovac hingga karier politik Joe Biden terancam karena Taliban.

Baca Selengkapnya

Pendiri Taliban Mullah Baradar Dikabarkan Akan Kembali ke Afganistan

17 Agustus 2021

Pendiri Taliban Mullah Baradar Dikabarkan Akan Kembali ke Afganistan

Pendiri Taliban Mullah Baradar dikabarkan akan pulang ke Afganistan setelah 20 tahun tidak pernah menginjakkan kaki di negara itu.

Baca Selengkapnya

40.000 Orang Terluka Selama Pertempuran di Afganistan Sejak Juni

17 Agustus 2021

40.000 Orang Terluka Selama Pertempuran di Afganistan Sejak Juni

Komite Palang Merah Internasional (ICRC) mengatakan 40.000 orang lebih yang terluka selama pertempuran di Afganistan telah dirawat sejak Juni.

Baca Selengkapnya

Wakil Presiden Afganistan Amrullah Saleh Ajak Rakyat Bergabung Melawan Taliban

17 Agustus 2021

Wakil Presiden Afganistan Amrullah Saleh Ajak Rakyat Bergabung Melawan Taliban

Wakil presiden pemerintahan Afganistan yang digulingkan, Amrullah Saleh, meminta warga negaranya untuk bergabung dalam perlawanan menentang Taliban.

Baca Selengkapnya

Mengenang Momen Jokowi Kunjungi Afganistan di Tengah Serangan Taliban

17 Agustus 2021

Mengenang Momen Jokowi Kunjungi Afganistan di Tengah Serangan Taliban

Beberapa jam sebelum Jokowi mendarat ada penyerangan ke Akademi Militer di Afganistan.

Baca Selengkapnya