TEMPO Interaktif, Ankara - Pemerintah Turki sedang mempertimbangkan pemutusan hubungan diplomatik dengan Israel. Ini terkait serbuan pasukan komando negara Zionis itu atas kapal kemanusiaan Mavi Marmara yang berlayar menuju Jalur Gaza.
Surat kabar Haber Turk melaporkan dalam pertemuan para pejabat tinggi Turki muncul sejumlah pilihan untuk menghukum Israel yang menolak minta maaf atas insiden itu, termasuk memutus hubungan diplomatik.
Sejak tragedi itu terjadi dua pekan lalu, Turki telah menarik duta besarnya dari Tel Aviv. Kasus Mavi Marmara yang bernedera Turki menewaskan 19 relawan dan mencederai 36 lainnya.
Pilihan lain yang diajukan adalah menerapkan visa bagi turis Israel yang selama ini dibebaskan, melarang kapal Israel bersandar di pelabuhan Turki, atau mengakhiri kerja sama di bidang sipil, seperti pendidikan, budaya, serta olah raga.
Setelah lama tenggelam oleh berita Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dan sengkarut Timur Tengah, kisruh Palestina-Israel kini kembali menjadi pusat perhatian dunia. Setiap hari sejak 14 Juli, warga Palestina di Yerusalem Timur dan Tepi Barat berdemonstrasi menentang pemasangan detektor logam di pintu-pintu masuk ke kompleks Masjid Al-Aqsa (Al-Haram Al-Syarif). Palestina memandangnya sebagai upaya Israel untuk mengontrol tempat suci tersebut.