TEMPO Interaktif, Dublin - Pemerintah Irlandia mengikuti jejak Inggris, Australia, dan Polandia yang mengusir diplomat Israel. Keputusan itu diambil terkait pemalsuan paspor negara itu oleh agen Mossad (dinas rahasia luar negeri Israel) yang terlibat pembunuhan salah satu pentolan Hamas Mahmud al-Mabhuh.
“Penyalahgunaan paspor Irlandia oleh sebuah negara sahabat tentu tidak dapat diterima dan perlu diambil tindakan tegas,” kata Menteri Luar Negeri Micheal Martin.
Sebanyak 27 agen Mossad dinyatakan terlibat pembunuhan Mabhuh di Dubai Uni Emirat Arab, pertengahan Januari lalu. Dalam kasus itu, delapan paspor Irlandia dipalsukan. Mossad juga memakai paspor palsu Inggris, Prancis, Jerman, dan Australia.
Hingga kini Israel tidak berkomentar soal keterlibatan agennya dalam kasus terbunuhnya salah satu pendiri Brigade Izzudin al-Qassam itu. Brigade Qassam merupakan sayap militer Hamas.
Setelah lama tenggelam oleh berita Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dan sengkarut Timur Tengah, kisruh Palestina-Israel kini kembali menjadi pusat perhatian dunia. Setiap hari sejak 14 Juli, warga Palestina di Yerusalem Timur dan Tepi Barat berdemonstrasi menentang pemasangan detektor logam di pintu-pintu masuk ke kompleks Masjid Al-Aqsa (Al-Haram Al-Syarif). Palestina memandangnya sebagai upaya Israel untuk mengontrol tempat suci tersebut.