Para pengungsi dari etnis Uzbek tinggal ditenda-tenda di perbatasan Kyrgyzstan dan Uzbekistan (15/6). AP/Anvar Ilyasov
TEMPO Interaktif, Washington - Pemerintah Amerika serikat akan segera mengirim bantuan kemanusiaan bagi para pengungsi Kirgistan.
Sekitar 100.000 orang menyeberang ke negara tetangga Uzbekistan akibat kerusuhan etnik di Kirgistan. Konflik berdarah antara warga Kirgis dan etnis uzbek yang minoritas telah menewaskan 176 orang dan mencederai sedikitnya 1.800 orang.
“Sekarang ini, perhatian kami adalah bantuan kemanusiaan,” kata seorang pejabat senior Amerika. Namun ia mengungkapkan ada kemungkinan mereka akan mengirim bantuan militer untuk meredakan kerusuhan itu.
Keputusan soal bantuan tentara itu, kata dia, bergantung pada situasi di lapangan dalam beberapa hari mendatang. Hanya saja ia menegaskan, Amerika tidak akan bertindak sendiri dalam memadamkan konflik antaretnik itu.
Pemerintahan sementara Kirgistan gagal menghentikan kekerasan lantaran tentara mereka menolak menjalanakan perintah tembak mati di tempat bagi para perusuh. Presiden Roza Otunbayeva menuding keluarga mantan presiden Kurmnabek Bakiyev sebagai dalang kerusuhan.
Pemerintah sementara Kyrgyzstan, yang tengah berjuang mengatasi kekerasan etnik dan menyiapkan polisi dan militer yang tangguh, meminta Organisasi untuk Keamanan dan Kerjasama di Eropa (OSCE) mengirimkan satuan polisi internasional. Tujuannya agar ditempatkan di negeri Asia Tengah tersebut.
Pemerintah Amerika Serikat telah mengirim Robert Blake sebagai tuusan ke Kirgistan. Ia dijadwalkan bertemu dengan para pejabat negara itu Jumat dan Sabtu mendatang.
Presiden sementara Kirgistan Roza Otunbayeva hari ini memperkirakan jumlah korban tewas berlipat ganda ketimbang angka resmi yang dilansir pihaknya saat ini. Sejauh ini, korban terbunuh akibat empat hari kerusuhan etnis itu 176 orang.