Kisah Keoknya Pasukan Komando Israel

Reporter

Editor

Rabu, 2 Juni 2010 07:44 WIB

Video penyerangan tentara Israel ke kapal Mavi Marmara yang membawa relawan pembawa bantuan kemanusiaan untuk Palestina. AP Photo/Israel Defence Force

TEMPO Interaktif, Yerusalem - Pasukan komando Israel sudah lama dikenal sebagai pembunuh andal. Mereka mampu bergerak cepat dan mematikan. Tapi, dalam operasi di geladak kapal misi kemanusiaan Mavi Marmara, Minggu subuh lalu, sesungguhnya pasukan ini gagal total.

Keberhasilan mereka membunuh sekurangnya 10 aktivis harus ditebus dengan kemarahan dunia. Mereka juga harus menanggung malu karena dua anggota pasukan khususnya terluka parah akibat perlawanan para aktivis yang tidak bersenjata.

Bagaimana kegagalan ini terjadi? Ynetnews, harian Israel, menyebutkan kegagalan sudah terjadi ketika pasukan diterjunkan dari helikopter. Teori dasar yang diajarkan pada pasukan khusus itu adalah, jangan pernah bergerak sendirian, usahakan selalu bersama anggota pasukan lain.

Teori itu tak berlaku di geladak Marmara. Mengira tak akan mendapat perlawanan sengit, pasukan komando turun satu demi satu dari helikopter, menggunakan tali. Di bawah, tentu saja mereka tidak disambut kalungan bunga. Yang mereka terima adalah serbuan puluhan aktivis yang menggebuk dengan berbagai senjata seadanya, dari kayu, besi, hingga kunci Inggris.

Dengan susah payah semua anggota pasukan komando ini akhirnya berhasil mendarat. Tapi kondisi mereka sudah babak-belur. Dua di antaranya bahkan pingsan, dan senjatanya dirampas.

Merasa terdesak, komandan pasukan memerintahkan menembak dengan peluru karet dan melemparkan granat pengejut. Ini pun tak membuat ratusan aktivis di geladak gentar. Mereka makin bersemangat melawan. Saat pasukan makin terpojok inilah, perintah maut itu dikeluarkan: gunakan peluru tajam. Rentetan tembakan segera melumpuhkan belasan aktivis dan menewaskan sekurangnya 10 orang.

Lembaga analisis intelijen Debka, yang berbasis di Yerusalem, menyebutkan bahwa pasukan komando itu memang kagok. Mereka bukan pasukan antihuru-hara. Mereka adalah pasukan pembunuh. Ketika menghadapi perlawanan para aktivis, mereka bingung karena diminta tidak mengambil alih kapal dengan menimbulkan korban jiwa. “Bahkan polisi perbatasan Israel yang biasa menangani orang-orang Palestina lebih terlatih dari pasukan khusus itu,” demikian Debka menulis.

Pertanyaan yang juga muncul adalah: mengapa pasukan komando itu tidak melakukan operasi diam-diam saja, misalnya menyabotase mesin kapal sehingga bisa diambil alih? Ternyata opsi ini sempat dipikirkan saat operasi dirancang, tapi tak dipakai karena kapal Mavi Marmara terlalu besar. Jika mesin kapal disabot, sulit buat pasukan Israel untuk menyeret kapal besar itu ke wilayah mereka. Maka, jadilah opsi penerjunan yang kemudian membawa bencana itu yang dipilih.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyebutkan, pasukan komando dalam posisi membela diri karena diserang. Untuk memperkuat argumen ini, Departemen Pertahanan Israel kemudian merilis rekaman video penyerbuan. Argumen yang aneh, karena video itu jelas-jelas menunjukkan pasukan Israel menyerbu kapal. Mana ada pasukan menyerbu lalu tiba-tiba mengaku membela diri.

Daru Priyambodo

BERITA TERPOPULER LAINNYA:

Rachel Maryam: Tolak Kedatangan Obama

Inter Milan Pinang Hiddink

Israel Siap Perang Hadapi Kapal Bantuan yang Akan Datang Lagi

Israel dan Mesir Buka Blokade Gaza Setelah Serangan Mematikan

Eee Pad, Pesaing iPad dari Asus

Advertising
Advertising

Cynthiara Alona Sesalkan Foto Vulgarnya

Berita terkait

UEA Cegat Rudal Houthi, Ditembakkan saat Kunjungan Presiden Israel

31 Januari 2022

UEA Cegat Rudal Houthi, Ditembakkan saat Kunjungan Presiden Israel

Uni Emirat Arab berhasil mencegat sebuah rudal balistik yang ditembakkan oleh Houthi dari Yaman ketika negara Teluk itu menjamu Presiden Israel

Baca Selengkapnya

Biro Travel Khawatirkan Larangan Turis Berpaspor Indonesia Masuk Israel

31 Mei 2018

Biro Travel Khawatirkan Larangan Turis Berpaspor Indonesia Masuk Israel

Aturan pelarangan masuk Israel bagi turis berpaspor Indonesia membuat banyak tamu mempertanyakan hal tersebut.

Baca Selengkapnya

Kedutaan Besar Amerika di Israel Akan Pindah ke Yerusalem

29 Agustus 2017

Kedutaan Besar Amerika di Israel Akan Pindah ke Yerusalem

Netanyahu menunjukkan ekspresi penghargaannya kepada Trump dan pemerintahannya yang selama ini memberikan dukungan kuat bagi Israel.

Baca Selengkapnya

Kesepian, Monyet Rawat dan Bermain dengan Anak Ayam

26 Agustus 2017

Kesepian, Monyet Rawat dan Bermain dengan Anak Ayam

Niv, monyet dari spesies Macaque telah menghabiskan waktunya dengan menjaga, membelai, membersihkan, dan bermain dengan seekor anak ayam.

Baca Selengkapnya

Gereja Ortodoks Yunani Protes Israel Propertinya Dijual ke Yahudi

15 Agustus 2017

Gereja Ortodoks Yunani Protes Israel Propertinya Dijual ke Yahudi

Pemimpin Gereja Ortodoks Yunani di Yerusalem tolak keputusan pengadilan Israel yang menyetujui penjualan properti gereja ke ke perusahaan Yahudi.

Baca Selengkapnya

Israel akan Tutup Kantor Berita Al Jazeera

7 Agustus 2017

Israel akan Tutup Kantor Berita Al Jazeera

Israel menganggap siaran berita Al Jazeera bersifat menghasut.

Baca Selengkapnya

Sensitivitas Al-Aqsa dan Kebijakan Israel

26 Juli 2017

Sensitivitas Al-Aqsa dan Kebijakan Israel

Setelah lama tenggelam oleh berita Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dan sengkarut Timur Tengah, kisruh Palestina-Israel kini kembali menjadi pusat perhatian dunia. Setiap hari sejak 14 Juli, warga Palestina di Yerusalem Timur dan Tepi Barat berdemonstrasi menentang pemasangan detektor logam di pintu-pintu masuk ke kompleks Masjid Al-Aqsa (Al-Haram Al-Syarif). Palestina memandangnya sebagai upaya Israel untuk mengontrol tempat suci tersebut.

Baca Selengkapnya

Ditembaki Rudal, Israel Balas Serang Pos Hamas di Gaza  

24 Juli 2017

Ditembaki Rudal, Israel Balas Serang Pos Hamas di Gaza  

Tank milik Israel menyerang pos pemantau milik Hamas di Gaza, Senin, 24 Juli 2017, sebagai balasan atas tembakan rudal dari arah perbatasan Palestina.

Baca Selengkapnya

Israel Akan Membangun Pulau Buatan di Gaza

14 Mei 2017

Israel Akan Membangun Pulau Buatan di Gaza

Trump akan tiba di Yerusalem pada 22 Mei 2017 untuk membicarakan masalah perdamaian antara Israel dan Palestina.

Baca Selengkapnya

Bahasa Arab Akan Dihapus dari Bahasa Resmi Israel  

9 Mei 2017

Bahasa Arab Akan Dihapus dari Bahasa Resmi Israel  

Sejumlah menteri dalam kabinet Israel menyetujui RUU kontroversial yang akan menghapus status bahasa Arab sebagai bahasa resmi Israel.

Baca Selengkapnya