Obama Mengundang Netanyahu dan Abbas ke Gedung Putih

Reporter

Editor

Kamis, 27 Mei 2010 08:12 WIB

Barack Obama. AP/Pablo Martinez Monsivais
TEMPO Interaktif, Yerusalaem - Presiden Amerika Serikat mengundang Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Presiden Palestina Mahmoud Abbas ke Gedung Putih dalam pertemuan terpisah, demikian keterangan dari pejabat Gedung Putih, Rabu waktu setempat.

Pertemuan dengan Obama merupakan kali pertama bagi pemimpin Timur Tengah sejak dimulainya pembicaraan damai tak langsung yang dimulai akhir bulan lalu bersama utusan khusus George Mitchell.

Namun sejumlah pengamat di Israel terkejut atas undangan tersebut, sebab selama ini Amerika Serikat mengritik keras kebijakan pemimpin Israel membangun pemukiman warga Yahudi di daerah pendudukan.

Obama akan memanfaatkan pertemuannya bersama Netanyahu dan Abbas untuk mendorong keduanya bersedia melakukan pembicaraan. "Pertemuan dengan keduanya didisain untuk membantu proses ke arah sana," kata juru bicara Gedung Putih di Washington Tommy Vietor.

Kepala Staf Gedung Putih Rahm Emanuel menyampaikan undangan tersebut secara pribadi kepada Netanyahu di Yerusalem, Rabu.

Obama akan menjadi tuan rumah Netanyahu, Selasa, usai pemimpin Israel ini mengunjungi Prancis, dimana dia akan menghadiri sebuah acara penyambutan Israel sebagai bagian dari Organisasi untuk Kerjasama ekonomi dan Pembangunan, dan Kanada.

"(Presiden Obama) menanyakan kepada saya soal undangan untuk Anda agar bersedia memenuhinya datang ke Gedung Putih untuk membicarakan masalah keamanan dan perdamaian antara Israel dengan negara-negara tetangga," kata Emanuel kepada Netanyahu.

Di Washington, juru bicara Gedung Putih Tommy Vietor mengumumkan undangan untuk Abbas yang secara luas diharapkan hadir, tetapi tak disebutkan tanggalnya.

"Presiden menantikan kunjungan Presiden Abbas dalam waktu dekat. Kami hanya bekerja di luar waktu," ujat Vietor.

Abbas tak bersedia memberikan keterangan, tapi pemimpin Palestina ini mengatakan kepada televisi Prancis 24, pekan ini dia diundang ke Amerika Serikat, mungkin pada Juni ini.

REUTERS | CHOIRUL



Berita terkait

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.

Baca Selengkapnya

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020

Baca Selengkapnya

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.

Baca Selengkapnya

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.

Baca Selengkapnya

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.

Baca Selengkapnya

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran

Baca Selengkapnya