Demonstran Tantang Ultimatum Pemerintah Thailand

Reporter

Editor

Selasa, 18 Mei 2010 06:56 WIB

Jumat berdarah
TEMPO Interaktif, Bangkok -Ribuan demonstran dari kelompok Kaus Merah mengabaikan tenggat waktu yang ditetapkan pemerintah Thailand kemarin sore. Mereka tetap berkumpul di kawasan Ratchaprasong, Bangkok, kendati pemerintah mengultimatum agar pengunjuk rasa, terutama para ibu dan anak-anak, meninggalkan kawasan itu paling lambat pukul 15.00 kemarin sebelum “dibersihkan” militer.

“Kami akan tetap berjuang,” kata pemimpin Kaus Merah, Jatuporn Prompan, seusai mengumumkan kematian Mayor Jenderal Khattiya Sawasdipol, pemimpin radikal demonstran, yang meninggal karena ditembak <I>sniper</I> Kamis pekan lalu. Sampai tadi malam, para ibu dan anak-anak remaja masih tampak membantu mengangkat bambu dan ban, membangun benteng pertahanan demonstran.

Sebagian besar pengunjuk rasa merupakan warga miskin di pedesaan kawasan utara Thailand yang merupakan pendukung pendukung mantan Perdana Menteri Thaksin Shinawatra yang dijatuhkan lewat kudeta empat tahun lalu. Mereka berdemonstrasi sejak pertengahan Maret lalu menuntut Perdana Menteri Abhisit Vejjajiva membubarkan parlemen dan menggelar pemilu secepatnya.

Bentrokan berdarah pecah sejak Kamis pekan lalu dan telah menewaskan 36 orang, melukai 252 orang, termasuk enam warga asing. Korban pertama dari pihak militer jatuh Minggu malam lalu di kawasan Hotel Dusit Thani, di seberang Ratchaprasong. Para tamu hotel ini diungsikan dari kamar ke ruangan bawah tanah setelah baku tembak dan ledakan mengguncang kawasan itu.

Juru bicara polisi Mayor Jenderal Prawut Thawornsiri mengatakan masih ada 5.000 pengunjuk rasa yang bertahan setelah tenggat berakhir. Sebelumnya helikopter militer menjatuhkan selebaran di kamp demonstran yang berisi desakan agar mereka segera pergi. Selebaran itu membangkitkan kemarahan para pemrotes yang langsung bereaksi dengan menembakkan roket buatan sendiri pada helikopter yang lewat.

Juru bicara pemerintah, Panitan Wattanayagorn, mengatakan Pusat Resolusi Situasi Darurat (CRES), yang memutuskan setiap langkah pemerintah, kemarin petang membahas langkah-langkah merebut kembali wilayah yang diduduki setelah tenggat dilewati. “Prioritas pemerintah adalah mengevakuasi anak-anak dan orang tua,” kata Panitan yang menolak merinci detail rencana militer.

Dari pengasingan, Thaksin menyerukan agar dialog digelar kembali. ”Saya melihat gambar-gambar yang melampaui mimpi buruk mana pun, yang sungguh mengerikan dalam sejarah kita. Saya tak punya pilihan lain selain meminta semua pihak mundur dan berusaha memulai dialog baru dan tulus,” katanya kemarin. Keluarga Thaksin sendiri telah meninggalkan Thailand sejak Jumat lalu menuju Singapura dan Cina.

Pemimpin Kaus Merah Natthawut Saikua menyatakan bersedia berdialog kembali asalkan ditengahi oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa dan tentara menghentikan menembak warga tak bersalah. Sebaliknya Abhisit menolak masuknya setiap campur tangan asing dalam memecahkan konflik dalam negeri. Abhisit mengumumkan Senin dan Selasa sebagai hari libur nasional dan menunda masuknya sekolah-sekolah di Bangkok.

Selain di Ratchaprasong, kemarin bentrokan berpusat di Din Daeng, Bon Kai, dan Sala Daeng. Protes juga melebar hingga ke luar Bangkok. Dilaporkan, sebuah bus militer dibakar dan dua ATM bank dibom di kota Chiang Mai.

Bangkok Post | BBC | YR

Berita terkait

Lupakan Kekalahan dari Thailand, Timnas Indonesia Bidik Filipina

18 November 2018

Lupakan Kekalahan dari Thailand, Timnas Indonesia Bidik Filipina

Timnas Indonesia sekarang fokus pada pertandingan terakhir Piala AFF 2018 melawan Filipina di Jakarta pada 25 November mendatang.

Baca Selengkapnya

110 Ribu Orang Hadiri Kremasi Raja Thailand, Bhumibol Hari Ini

26 Oktober 2017

110 Ribu Orang Hadiri Kremasi Raja Thailand, Bhumibol Hari Ini

Sekitar 110 ribu orang diizinkan memasuki area dekat jenazah Raja Thailand, Bhumibol Adulyadej yang akan dikremasi hari ini.

Baca Selengkapnya

Thaksin Tweet 'Tirani' Montesquieu Kritik Junta Militer Thailand  

30 Agustus 2017

Thaksin Tweet 'Tirani' Montesquieu Kritik Junta Militer Thailand  

Thaksin Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand meng-tweet ucapan Montesquieu tentang tirani untuk mengkritik junta militer.

Baca Selengkapnya

Yingluck Lari ke Dubai Bergabung dengan Thaksin, Abangnya  

27 Agustus 2017

Yingluck Lari ke Dubai Bergabung dengan Thaksin, Abangnya  

Yingluck Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand, terbang ke Singapura lalu ke Dubai, negara tempat Thaksin, abangnya tinggal sebagai eksil.

Baca Selengkapnya

Hebat, Nenek 91 Tahun Raih Gelar Sarjana di Thailand

11 Agustus 2017

Hebat, Nenek 91 Tahun Raih Gelar Sarjana di Thailand

Kimlan Jinakul, nenek asal Thailand meraih gelar sarjana ekologi dari Universitas Terbuka Sukhothai Thammathirat

Baca Selengkapnya

UU Baru Disahkan, Raja Thailand Kuasai Warisan Rp 399,2 Triliun

20 Juli 2017

UU Baru Disahkan, Raja Thailand Kuasai Warisan Rp 399,2 Triliun

Raja Thailand kini menguasai penuh warisan kerajaan itu, menyusul pemerintah mengesahkan sebuah undang-undang baru.

Baca Selengkapnya

Hina Kerajaan Thailand di Facebook, Pria Ini Dipenjara 35 Tahun

11 Juni 2017

Hina Kerajaan Thailand di Facebook, Pria Ini Dipenjara 35 Tahun

Wichai, 34 tahun, asal Thailand, harus menjalani hukuman 35 tahun karena unggahannya di Facebook dianggap menghina keluarga Kerajaan Thailand.

Baca Selengkapnya

Karena Video Tato Vajilalongkorn, Thailand Ancam Adili Facebook

16 Mei 2017

Karena Video Tato Vajilalongkorn, Thailand Ancam Adili Facebook

Pemerintah Kerajaan Thailand mengancam akan mengadili Facebook jika tidak menghapus video yang menampilkan tubuh bertato Raja Maha Vajiralongkorn

Baca Selengkapnya

FB Blokir Video Raja Thailand, Vajiralongkorn Seliweran, Bertato  

11 Mei 2017

FB Blokir Video Raja Thailand, Vajiralongkorn Seliweran, Bertato  

FB memblokir video yang menunjukkan Raja Thailand, Vajiralongkorn, berseliweran di pusat belanjadengan mengenakan kaus dan tubuh bertato.

Baca Selengkapnya

Anggap Dirinya Kebal, Dukun Ini Tewas Saat Atraksi

28 April 2017

Anggap Dirinya Kebal, Dukun Ini Tewas Saat Atraksi

Seorang dukun di wilayah Chieng Mai, Thailand, tewas setelah ia sengaja menikam jantungnya sendiri karena menganggap dirinya kebal.

Baca Selengkapnya