Wawancara Tempo dengan Jenderal Thailand yang Ditembak  

Reporter

Editor

Jumat, 14 Mei 2010 18:13 WIB

Mayor Jenderal Khattiya Sawasdipol, perwira disertir pendukung Kaus Merah, kritis setelah ditembak di bagian kepala oleh penembak jitu. (Reuters)

TEMPO Interaktif, Bangkok -Mayor Jenderal Khattiya Sawatdiphol, tentara desertir yang membela kelompok Kaus Merah, kini masih dalam kondisi koma setelah kepalanya ditembak, Kamis (13/5). Jenderal yang dicap teroris oleh pemerintah Thailand ini dilarikan ke Rumah Sakit Narenthorn Emergency Medical Service. Tembakan misterius itu mencederai empat orang lain.

Khattiya alias Seh Daeng (Panglima Merah) ini dituduh pemerintah Thailand terlibat dalam selusinan aksi serangan granat mesterius yang melukai lebih dari seratus orang selama aksi-aksi anti-pemerintah yang diprakarsai kelompok Kaus Merah digelar. Sejumlah wartawan setempat dan luar negeri mengatakan Khattiya ditembak saat sedang mereka wawancarai.

Khattiya membelot sejak dua tahun lalu. Dia memang kerap muncul kala gelap datang di Kota Bangkok dengan mengenakan seragam militer minus senjata.

Khattiya mengaku masih bisa tinggal di Bangkok. “Tapi saya tak mungkin mengatakan tempat persembunyian saya karena saya akan ditangkap,” ujar sang jenderal, yang dikelilingi massa Kaus Merah.

Kepada Tempo yang mewawancarainya dua pekan sebelum ditembak Seh Daeng bicara soal pasukan berseragam hitam yang menembak tentara di Monumen Demokrasi. Dia menilai mereka adalah penolong kelompok Kaus Merah.

Mengapa Anda mendukung Thaksin?
Saya suka dia karena kebijakan-kebijakannya yang prorakyat.

Kapan Anda mulai mendukungnya?
Setelah dia dikudeta, banyak warga pedesaan yang bercerita kepada saya tentang kebijakan Thaksin. Mereka didukung dengan program kreditnya. Saat itu saya sadar ada yang berbeda di masa kekuasaannya.

Anda menilai pemerintah sekarang lebih buruk?
Pemerintah sekarang berstandar ganda. Ketika Kaus Kuning membuat kekacauan pada 2006 dan 2008, tak ditindak. Tapi, ketika Kaus Merah ingin mengembalikan lagi hak-haknya, malah dikejar-kejar. Apalagi pemerintah sekarang berkuasa karena mencurangi pemerintah sebelumnya.

Ada anak buah Anda di militer yang bergabung dengan Anda?
Tak ada. Cuma saya yang keluar dari dinas militer untuk mendukung gerakan ini.

Bukankah kelompok berpakaian dan bertopeng hitam dalam bentrokan berdarah di Monumen Demokrasi adalah anak buah Anda?
Bukan. Saya cuma sendiri. Mereka pasukan tak dikenal yang sudah berkali-kali menyelamatkan Kaus Merah dari kepungan tentara. Mereka orang baik yang tak mau dikenali. Saya pikir tak penting saya tahu siapa mereka. Yang penting, masih ada orang seperti mereka (tersenyum).

Anda di mana saat terjadi bentrokan berdarah itu?
Saya tak di sana, ada di suatu tempat (tersenyum), tapi saya dengar cerita itu setelahnya.

Kenapa Anda tak bersama kelompok Kaus Merah di sana, yang saat itu sedang berjuang?
Saya punya urusan lain saat itu, dan saya tak mengira akan terjadi kejadian separah itu.

Bagaimana orang bisa yakin bahwa kelompok bertopeng hitam itu bukan pasukan Anda?
Saya tak melatih siapa pun di kelompok ini. Bisa Anda tanyakan kepada mereka (sambil menunjuk orang berkaus merah yang mengelilinginya), siapa yang pernah saya latih. Yang jelas, pasukan tak dikenal itu sudah menyelamatkan kami empat kali, termasuk saat bentrok dengan Kaus Kuning di kantor perdana menteri pada 2008 dan ketika pendudukan Bandara Suvarnabhumi.

Berapa jumlah tentara tak dikenal itu?
Sekitar sepuluh orang. Saya tak tahu di mana mereka. Saya tahu, Anda pikir saya melatih mereka. Tapi saya tak tahu siapa mereka. Mereka dilatih di tempat asal mereka masing-masing. Dari timur umumnya. Saya tak melatih mereka.

Anda punya kemampuan militer. Mengapa tak melatih mereka?
Saya tak punya perlengkapan. Aksi yang dilakukan di sini tak bersenjata, dan untuk demokrasi, bukan kekerasan.

Anda kabarnya punya bisnis dengan Thaksin dan sering bertemu dengan dia di Dubai?
Saya di sini bukan untuk Thaksin! (nada suaranya meninggi). Saya mendukung demokrasi.

Yophiandi (Bangkok)

Berita terkait

Lupakan Kekalahan dari Thailand, Timnas Indonesia Bidik Filipina

18 November 2018

Lupakan Kekalahan dari Thailand, Timnas Indonesia Bidik Filipina

Timnas Indonesia sekarang fokus pada pertandingan terakhir Piala AFF 2018 melawan Filipina di Jakarta pada 25 November mendatang.

Baca Selengkapnya

110 Ribu Orang Hadiri Kremasi Raja Thailand, Bhumibol Hari Ini

26 Oktober 2017

110 Ribu Orang Hadiri Kremasi Raja Thailand, Bhumibol Hari Ini

Sekitar 110 ribu orang diizinkan memasuki area dekat jenazah Raja Thailand, Bhumibol Adulyadej yang akan dikremasi hari ini.

Baca Selengkapnya

Thaksin Tweet 'Tirani' Montesquieu Kritik Junta Militer Thailand  

30 Agustus 2017

Thaksin Tweet 'Tirani' Montesquieu Kritik Junta Militer Thailand  

Thaksin Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand meng-tweet ucapan Montesquieu tentang tirani untuk mengkritik junta militer.

Baca Selengkapnya

Yingluck Lari ke Dubai Bergabung dengan Thaksin, Abangnya  

27 Agustus 2017

Yingluck Lari ke Dubai Bergabung dengan Thaksin, Abangnya  

Yingluck Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand, terbang ke Singapura lalu ke Dubai, negara tempat Thaksin, abangnya tinggal sebagai eksil.

Baca Selengkapnya

Hebat, Nenek 91 Tahun Raih Gelar Sarjana di Thailand

11 Agustus 2017

Hebat, Nenek 91 Tahun Raih Gelar Sarjana di Thailand

Kimlan Jinakul, nenek asal Thailand meraih gelar sarjana ekologi dari Universitas Terbuka Sukhothai Thammathirat

Baca Selengkapnya

UU Baru Disahkan, Raja Thailand Kuasai Warisan Rp 399,2 Triliun

20 Juli 2017

UU Baru Disahkan, Raja Thailand Kuasai Warisan Rp 399,2 Triliun

Raja Thailand kini menguasai penuh warisan kerajaan itu, menyusul pemerintah mengesahkan sebuah undang-undang baru.

Baca Selengkapnya

Hina Kerajaan Thailand di Facebook, Pria Ini Dipenjara 35 Tahun

11 Juni 2017

Hina Kerajaan Thailand di Facebook, Pria Ini Dipenjara 35 Tahun

Wichai, 34 tahun, asal Thailand, harus menjalani hukuman 35 tahun karena unggahannya di Facebook dianggap menghina keluarga Kerajaan Thailand.

Baca Selengkapnya

Karena Video Tato Vajilalongkorn, Thailand Ancam Adili Facebook

16 Mei 2017

Karena Video Tato Vajilalongkorn, Thailand Ancam Adili Facebook

Pemerintah Kerajaan Thailand mengancam akan mengadili Facebook jika tidak menghapus video yang menampilkan tubuh bertato Raja Maha Vajiralongkorn

Baca Selengkapnya

FB Blokir Video Raja Thailand, Vajiralongkorn Seliweran, Bertato  

11 Mei 2017

FB Blokir Video Raja Thailand, Vajiralongkorn Seliweran, Bertato  

FB memblokir video yang menunjukkan Raja Thailand, Vajiralongkorn, berseliweran di pusat belanjadengan mengenakan kaus dan tubuh bertato.

Baca Selengkapnya

Anggap Dirinya Kebal, Dukun Ini Tewas Saat Atraksi

28 April 2017

Anggap Dirinya Kebal, Dukun Ini Tewas Saat Atraksi

Seorang dukun di wilayah Chieng Mai, Thailand, tewas setelah ia sengaja menikam jantungnya sendiri karena menganggap dirinya kebal.

Baca Selengkapnya