Demonstran Kaus Merah Terbelah

Reporter

Editor

Selasa, 11 Mei 2010 09:35 WIB

Aksi pendukung Perdana Menteri terguling Thaksin Shinawatra di Bangkok, Thailand. REUTERS
TEMPO Interaktif, Bangkok -Demonstran Kaus Merah, yang memiliki nama resmi Front Persatuan Demokrasi Melawan Kediktatoran (UDD), kalang-kabut setelah didesak Perdana Menteri Thailand Abhisit Vejjajiva. Mereka juga tampak terbelah saat menyikapi apakah akan mogok demo atau tidak. Sehari sebelumnya, Abhisit memang mendesak dan mengultimatum kelompok itu untuk segera memberi jawaban kapan mereka mengakhiri protes.

Pemimpin kunci Kaus Merah, Veera Musikhapong, Natthawut Saikua, dan Jatuporn Prompan, membatalkan konferensi pers dan langsung menggelar pertemuan darurat untuk meng-counter tuntutan terbaru perdana menteri.
Setelah tiga jam berdiskusi, Jatuporn mengatakan kelompoknya tidak bisa datang dengan posisi biasa. Mereka, Jatuporn menambahkan, butuh waktu untuk berdiskusi lebih lanjut sebelum membuat keputusan akhir.

Pemimpin Kaus Merah lainnya, Weng Tojirakarn, menyayangkan sikap pemerintah itu. Sebab, kata dia, selama ini pemerintah tidak merespons beberapa permintaan Kaus Merah, termasuk menghentikan status darurat sebelum protes berakhir. "Pemerintah gagal memperlihatkan kesungguhannya kepada kami," ujarnya.

Seperti janjinya Ahad lalu, Abhisit memberikan batas waktu sampai kemarin kepada Kaus Merah untuk memberikan jawaban jelas kapan mereka mengakhiri protes. Dia juga menuduh bekas perdana menteri Thaksin Shinawatra sengaja menghambat upaya penyelesaian krisis politik yang berlangsung sejak dua bulan lalu.

Adapun Kaus Merah pada prinsipnya setuju untuk bergabung dalam proses rekonsiliasi yang ditawarkan Abhisit pada Senin pekan lalu. Rekonsiliasi ini untuk mengakhiri perpecahan politik dan sebagai jalan untuk pelaksanaan pemilu 14 November mendatang. Namun mereka masih berat berdamai dengan pemerintah karena beberapa hal.

Di tengah ketegangan UDD, sebuah bom berkekuatan besar meledak di rumah Ketua Komisi Pemilu Thailand Aphichart Sukkhakanont, Ahad malam lalu. Beruntung, saat insiden, Aphichart dan keluarganya tidak berada di rumah. Mereka meninggalkan kediaman itu sejak Kaus Merah mulai berdemo di Bangkok. Seperti dilaporkan kantor berita Thailand, tak ada korban terluka dalam insiden itu, begitu juga penjaga rumah, dinyatakan selamat. Hanya dinding rumah yang rusak.

BANGKOK POST | XINHUA | REUTERS | SUNARIAH

Berita terkait

Lupakan Kekalahan dari Thailand, Timnas Indonesia Bidik Filipina

18 November 2018

Lupakan Kekalahan dari Thailand, Timnas Indonesia Bidik Filipina

Timnas Indonesia sekarang fokus pada pertandingan terakhir Piala AFF 2018 melawan Filipina di Jakarta pada 25 November mendatang.

Baca Selengkapnya

110 Ribu Orang Hadiri Kremasi Raja Thailand, Bhumibol Hari Ini

26 Oktober 2017

110 Ribu Orang Hadiri Kremasi Raja Thailand, Bhumibol Hari Ini

Sekitar 110 ribu orang diizinkan memasuki area dekat jenazah Raja Thailand, Bhumibol Adulyadej yang akan dikremasi hari ini.

Baca Selengkapnya

Thaksin Tweet 'Tirani' Montesquieu Kritik Junta Militer Thailand  

30 Agustus 2017

Thaksin Tweet 'Tirani' Montesquieu Kritik Junta Militer Thailand  

Thaksin Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand meng-tweet ucapan Montesquieu tentang tirani untuk mengkritik junta militer.

Baca Selengkapnya

Yingluck Lari ke Dubai Bergabung dengan Thaksin, Abangnya  

27 Agustus 2017

Yingluck Lari ke Dubai Bergabung dengan Thaksin, Abangnya  

Yingluck Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand, terbang ke Singapura lalu ke Dubai, negara tempat Thaksin, abangnya tinggal sebagai eksil.

Baca Selengkapnya

Hebat, Nenek 91 Tahun Raih Gelar Sarjana di Thailand

11 Agustus 2017

Hebat, Nenek 91 Tahun Raih Gelar Sarjana di Thailand

Kimlan Jinakul, nenek asal Thailand meraih gelar sarjana ekologi dari Universitas Terbuka Sukhothai Thammathirat

Baca Selengkapnya

UU Baru Disahkan, Raja Thailand Kuasai Warisan Rp 399,2 Triliun

20 Juli 2017

UU Baru Disahkan, Raja Thailand Kuasai Warisan Rp 399,2 Triliun

Raja Thailand kini menguasai penuh warisan kerajaan itu, menyusul pemerintah mengesahkan sebuah undang-undang baru.

Baca Selengkapnya

Hina Kerajaan Thailand di Facebook, Pria Ini Dipenjara 35 Tahun

11 Juni 2017

Hina Kerajaan Thailand di Facebook, Pria Ini Dipenjara 35 Tahun

Wichai, 34 tahun, asal Thailand, harus menjalani hukuman 35 tahun karena unggahannya di Facebook dianggap menghina keluarga Kerajaan Thailand.

Baca Selengkapnya

Karena Video Tato Vajilalongkorn, Thailand Ancam Adili Facebook

16 Mei 2017

Karena Video Tato Vajilalongkorn, Thailand Ancam Adili Facebook

Pemerintah Kerajaan Thailand mengancam akan mengadili Facebook jika tidak menghapus video yang menampilkan tubuh bertato Raja Maha Vajiralongkorn

Baca Selengkapnya

FB Blokir Video Raja Thailand, Vajiralongkorn Seliweran, Bertato  

11 Mei 2017

FB Blokir Video Raja Thailand, Vajiralongkorn Seliweran, Bertato  

FB memblokir video yang menunjukkan Raja Thailand, Vajiralongkorn, berseliweran di pusat belanjadengan mengenakan kaus dan tubuh bertato.

Baca Selengkapnya

Anggap Dirinya Kebal, Dukun Ini Tewas Saat Atraksi

28 April 2017

Anggap Dirinya Kebal, Dukun Ini Tewas Saat Atraksi

Seorang dukun di wilayah Chieng Mai, Thailand, tewas setelah ia sengaja menikam jantungnya sendiri karena menganggap dirinya kebal.

Baca Selengkapnya