Serangan Picu Ketegangan Baru di Thailand

Reporter

Editor

Sabtu, 8 Mei 2010 15:58 WIB

AP Photo/Vincent Yu
TEMPO Interaktif, Bangkok - Sedikitnya dua polisi Thailand tewas dan 13 orang lainnya terluka dalam serangan senapan dan granat menjelang dini hari tadi, mengancam upaya-upaya kesepakatan mengakhiri hampir dua bulan demonstrasi anti pemerintah yang mengancam ekonomi negeri itu.

Perdana Menteri Abhisit Vejjajiva telah mengajukan rencana untuk mengakhiri demonstrasi yang melumpuhkan dan mengancam wisatawan di Bangkok, tapi masih dalam ketidakpastian sebagai hambatan pada pembicaraan yang lebih rinci, termasuk pemilu dini yang bakal digelar pada pertengahan bulan November.

Polisi dan para pejabat di Erawan Medical Center milik pemerintah, menyebut polisi pertama yang terbunuh oleh seorang bersenjata yang mengendarai sepeda motor dalam sebuah penembakan tepat sebelum tengah malam, dan yang kedua dalam serangkaian ledakan yang diduga granat sekitar dua jam kemudian.

Serangan itu terjadi di daerah Silom Road, kawasan yang dijaga tentara dan dekat dengan hotel-hotel dan bar yang populer dengan para wisatawan. Daerah ini dekat pintu masuk ke kamp Kaos Merah yang dibentengi sejak awal April.

Para pemimpin demonstran langsung mengutuk kekerasan tersebut, yang bisa menambah tekanan kepada Abhisit dari kelas menengah Bangkok dan elit tradisional untuk segera mengambil tindakan garis keras terhadap kelompok Kaos Merah.

"Kami tidak terlibat dalam apa yang terjadi semalam," tukas Weng Tojirakarn, seorang pentolan Kaos Merah, kepada para pendukungnya diatas panggung yang didirikan di lokasi protes tadi pagi. "Kami sangat menyesal dan kami ingin mengutuk orang-orang yang berada di belakang serangan itu."

Abhisit memerintahkan pengetatan keamanan di wilayah tersebut menyusul sebuah pertemuan pada hari Sabtu ini dengan Wakil Perdana Menteri Suthep Thaugsuban dan kelompok kontrol krisis pemerintah, Center for the Resolution of the Emergency Situation (CRES). "CRES percaya ada sekelompok orang yang tidak mau menghentikan protes," kata juru bicara pemerintah Panitan Wattanayagorn kepada wartawan siang tadi di Bangkok.

Reuters/dwi arjanto

Berita terkait

Lupakan Kekalahan dari Thailand, Timnas Indonesia Bidik Filipina

18 November 2018

Lupakan Kekalahan dari Thailand, Timnas Indonesia Bidik Filipina

Timnas Indonesia sekarang fokus pada pertandingan terakhir Piala AFF 2018 melawan Filipina di Jakarta pada 25 November mendatang.

Baca Selengkapnya

110 Ribu Orang Hadiri Kremasi Raja Thailand, Bhumibol Hari Ini

26 Oktober 2017

110 Ribu Orang Hadiri Kremasi Raja Thailand, Bhumibol Hari Ini

Sekitar 110 ribu orang diizinkan memasuki area dekat jenazah Raja Thailand, Bhumibol Adulyadej yang akan dikremasi hari ini.

Baca Selengkapnya

Thaksin Tweet 'Tirani' Montesquieu Kritik Junta Militer Thailand  

30 Agustus 2017

Thaksin Tweet 'Tirani' Montesquieu Kritik Junta Militer Thailand  

Thaksin Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand meng-tweet ucapan Montesquieu tentang tirani untuk mengkritik junta militer.

Baca Selengkapnya

Yingluck Lari ke Dubai Bergabung dengan Thaksin, Abangnya  

27 Agustus 2017

Yingluck Lari ke Dubai Bergabung dengan Thaksin, Abangnya  

Yingluck Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand, terbang ke Singapura lalu ke Dubai, negara tempat Thaksin, abangnya tinggal sebagai eksil.

Baca Selengkapnya

Hebat, Nenek 91 Tahun Raih Gelar Sarjana di Thailand

11 Agustus 2017

Hebat, Nenek 91 Tahun Raih Gelar Sarjana di Thailand

Kimlan Jinakul, nenek asal Thailand meraih gelar sarjana ekologi dari Universitas Terbuka Sukhothai Thammathirat

Baca Selengkapnya

UU Baru Disahkan, Raja Thailand Kuasai Warisan Rp 399,2 Triliun

20 Juli 2017

UU Baru Disahkan, Raja Thailand Kuasai Warisan Rp 399,2 Triliun

Raja Thailand kini menguasai penuh warisan kerajaan itu, menyusul pemerintah mengesahkan sebuah undang-undang baru.

Baca Selengkapnya

Hina Kerajaan Thailand di Facebook, Pria Ini Dipenjara 35 Tahun

11 Juni 2017

Hina Kerajaan Thailand di Facebook, Pria Ini Dipenjara 35 Tahun

Wichai, 34 tahun, asal Thailand, harus menjalani hukuman 35 tahun karena unggahannya di Facebook dianggap menghina keluarga Kerajaan Thailand.

Baca Selengkapnya

Karena Video Tato Vajilalongkorn, Thailand Ancam Adili Facebook

16 Mei 2017

Karena Video Tato Vajilalongkorn, Thailand Ancam Adili Facebook

Pemerintah Kerajaan Thailand mengancam akan mengadili Facebook jika tidak menghapus video yang menampilkan tubuh bertato Raja Maha Vajiralongkorn

Baca Selengkapnya

FB Blokir Video Raja Thailand, Vajiralongkorn Seliweran, Bertato  

11 Mei 2017

FB Blokir Video Raja Thailand, Vajiralongkorn Seliweran, Bertato  

FB memblokir video yang menunjukkan Raja Thailand, Vajiralongkorn, berseliweran di pusat belanjadengan mengenakan kaus dan tubuh bertato.

Baca Selengkapnya

Anggap Dirinya Kebal, Dukun Ini Tewas Saat Atraksi

28 April 2017

Anggap Dirinya Kebal, Dukun Ini Tewas Saat Atraksi

Seorang dukun di wilayah Chieng Mai, Thailand, tewas setelah ia sengaja menikam jantungnya sendiri karena menganggap dirinya kebal.

Baca Selengkapnya