Sepakat dengan Pemerintah Thailand, Kaus Merah Siap Akhiri Demonstrasi

Reporter

Editor

Rabu, 5 Mei 2010 11:47 WIB

Gerakan Kaus Merah di Thailand. AP Photo
TEMPO Interaktif, Bangkok -Massa Kaus Merah pendukung mantan Perdana Menteri Thaksin Shinawatra yang memblokade jalan dan pusat perbelanjaan di Bangkok selama lebih dari sebulan mencapai kesepakatan dengan pemerintah. Mereka pun akan mengakhiri demonstrasi.

Pemimpin Kaus Merah menyetujui lima poin yang disampaikan Perdana Menteri Thailand Abhisit Vejjajiva, termasuk pemilu dipercepat menjadi 14 November. Namun mereka baru betul-betul akan mengakhiri aksi massa setelah Abhisit mengumumkan jadwal pembubaran parlemen.

"Kami ingin pemerintah menyampaikan kejelasan dan resolusi pasti mengenai pembubaran parlemen," kata salah seorang pemimpin Kaus Merah Natthawut Saikua.

Ia menginginkan resolusi itu diumumkan secara resmi dan disetujui seluruh koalisi pendukung pemerintah. "Lima kesepakatan itu sudah final, kini tinggal kesepakatan akhir soal pembubaran parlemen." Sebelum pengumuman pembubaran, kelompok Kaus Merah belum akan meninggalkan Ratchaprasong, pusat konsentrasi demonstran.

Abhisit menawarkan pemilu 14 November itu dalam pidato di televisi yang disiarkan secara langsung, Minggu lalu. Dalam pidato ini dia mengatakan pemilihan itu harus memenuhi beberapa kondisi dalam "peta jalan" rekonsiliasi yang dia tawarkan.

Rencana itu termasuk menghormati kerajaan, melakukan reformasi untuk mengatasi ketimpangan sosial, reformasi untuk menciptakan media yang tak berpihak dan membentuk komite independen untuk menyelidiki bentrokan fatal baru-baru ini dan mengadakan pembahasan mengenai perlunya reformasi konstitusi.

Massa Kaus Merah mengadakan unjuk rasa di Bangkok sejak 14 Maret, melumpuhkan sebagian ibukota Thailand. Mereka membanjiri ibukota, mulai dari distrik perbelanjaan sampai ke arah kawasan distrik bisnis di Bangkok Selatan.

Mereka menuduh pemerintah Abhisit tidak sah dan menuntut agar pemilu baru dilaksanakan dalam waktu tiga bulan.

Konfrontasi yang diwarnai kekerasan antara pengunjuk rasa dan pasukan keamanan sejak tanggal 14 Maret sudah menelan korban jiwa 27 orang dan mencederai sekitar seribu orang.

Bangkok Post | CNN | YR

Berita terkait

Lupakan Kekalahan dari Thailand, Timnas Indonesia Bidik Filipina

18 November 2018

Lupakan Kekalahan dari Thailand, Timnas Indonesia Bidik Filipina

Timnas Indonesia sekarang fokus pada pertandingan terakhir Piala AFF 2018 melawan Filipina di Jakarta pada 25 November mendatang.

Baca Selengkapnya

110 Ribu Orang Hadiri Kremasi Raja Thailand, Bhumibol Hari Ini

26 Oktober 2017

110 Ribu Orang Hadiri Kremasi Raja Thailand, Bhumibol Hari Ini

Sekitar 110 ribu orang diizinkan memasuki area dekat jenazah Raja Thailand, Bhumibol Adulyadej yang akan dikremasi hari ini.

Baca Selengkapnya

Thaksin Tweet 'Tirani' Montesquieu Kritik Junta Militer Thailand  

30 Agustus 2017

Thaksin Tweet 'Tirani' Montesquieu Kritik Junta Militer Thailand  

Thaksin Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand meng-tweet ucapan Montesquieu tentang tirani untuk mengkritik junta militer.

Baca Selengkapnya

Yingluck Lari ke Dubai Bergabung dengan Thaksin, Abangnya  

27 Agustus 2017

Yingluck Lari ke Dubai Bergabung dengan Thaksin, Abangnya  

Yingluck Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand, terbang ke Singapura lalu ke Dubai, negara tempat Thaksin, abangnya tinggal sebagai eksil.

Baca Selengkapnya

Hebat, Nenek 91 Tahun Raih Gelar Sarjana di Thailand

11 Agustus 2017

Hebat, Nenek 91 Tahun Raih Gelar Sarjana di Thailand

Kimlan Jinakul, nenek asal Thailand meraih gelar sarjana ekologi dari Universitas Terbuka Sukhothai Thammathirat

Baca Selengkapnya

UU Baru Disahkan, Raja Thailand Kuasai Warisan Rp 399,2 Triliun

20 Juli 2017

UU Baru Disahkan, Raja Thailand Kuasai Warisan Rp 399,2 Triliun

Raja Thailand kini menguasai penuh warisan kerajaan itu, menyusul pemerintah mengesahkan sebuah undang-undang baru.

Baca Selengkapnya

Hina Kerajaan Thailand di Facebook, Pria Ini Dipenjara 35 Tahun

11 Juni 2017

Hina Kerajaan Thailand di Facebook, Pria Ini Dipenjara 35 Tahun

Wichai, 34 tahun, asal Thailand, harus menjalani hukuman 35 tahun karena unggahannya di Facebook dianggap menghina keluarga Kerajaan Thailand.

Baca Selengkapnya

Karena Video Tato Vajilalongkorn, Thailand Ancam Adili Facebook

16 Mei 2017

Karena Video Tato Vajilalongkorn, Thailand Ancam Adili Facebook

Pemerintah Kerajaan Thailand mengancam akan mengadili Facebook jika tidak menghapus video yang menampilkan tubuh bertato Raja Maha Vajiralongkorn

Baca Selengkapnya

FB Blokir Video Raja Thailand, Vajiralongkorn Seliweran, Bertato  

11 Mei 2017

FB Blokir Video Raja Thailand, Vajiralongkorn Seliweran, Bertato  

FB memblokir video yang menunjukkan Raja Thailand, Vajiralongkorn, berseliweran di pusat belanjadengan mengenakan kaus dan tubuh bertato.

Baca Selengkapnya

Anggap Dirinya Kebal, Dukun Ini Tewas Saat Atraksi

28 April 2017

Anggap Dirinya Kebal, Dukun Ini Tewas Saat Atraksi

Seorang dukun di wilayah Chieng Mai, Thailand, tewas setelah ia sengaja menikam jantungnya sendiri karena menganggap dirinya kebal.

Baca Selengkapnya