Sarkozy bisa mengerti harapan Beijing agar masalah tersebut bisa dilakukan dengan cara dialog, tetapi aksi lebih kuat harus diambil jika cara dialog tak mendapatkan hasil.
"Cina berharap masih ada kesempatan untuk dialog, Prancis bisa mengerti," ujarnya dalam jumpa pers mendampingi presiden Cina Hu Jintao di ibu kota Cina, Beijing, Rabu waktu setempat.
"Seluruh pertanyaan untuk menguji apakah masih ada dialog konstruktif, harus ada sanki dalam rangka meningkatkan dialog konstruktif."
Kunjungan Sarkozy ke Cina sebagai upaya untuk mengembalikan hubungan baik kedua negara setelah renggang yang dipicu soal Tibet.
Hubungan Prancis dan Cina terhenti pada 2008 setelah Prancis menerima kunjungan pemimpin Tibet, Dalai Lama, ke negeri tersebut.
Hu mengatakan kepada Sarkozy bahwa dia "bersedia memperluas hubungan Cina-Prancis melalui pertukaran pandangan."
Disamping membicarakan masalah Iran, Sarkozy dan Hu mendiskusikan soal Afganistan, Pakistan, Korea Utara, dan Myanmar.
Kedua pemimpin juga membicarakan soal reformasi sistem keuangan internasional, menyetuji adanya pengawasan lembaga tersebut guna melindungi krisi ekonomi global seperti yang pernah terjadi pada 2008.
Hu mengatakan, Cina percaya bahwa tekanan dalam sistem keuangan internasional dapat difokuskan pada pengawasan keuangan yang kuat.
"Kami percaya krisis keuangan global, dalam jangka panjang, belum mengubah momentum pertumbuhan ekonomi global," katanya.
AL JAZEERA | CHOIRUL